si aneh

6.5K 53 14
                                    

Bukanya malu atau bersalah. Satria malah tertawa terbahak bahak. Gue pun hanya diam karena melihat tingkah satria yang tak biasa.

"Tenang din. Gue gak ngapa²in lo kok. Gue cuma pingin buat lo ketawa doang." Ucap satria

"Ketawa apa. Yang ada gue hanya makin marah tau" ucap gue.

"Ya mangkanya sini gue ajarin ketawa!" Ucap satria sambil mendekat ke gue

Dia pun mempraktekan ketawa mulai yang biasa sampai yang ekstrim dengan ketawa terbahak bahak seperti di video lucu yang sering gue jumpai disosmed. Alhasil gue pun tertawa karena melihat wajah satria yang aneh ketika tertawa.

Ya bisa dibilang satria itu lumayan ganteng. Keluarganya adalah orang kaya. Namun dia tidak terlalu suka deketin wanita. Itu kenapa sampai saat ini dia masih jomblo.

"Nah gitu dong ketawa kan gue jadi seneng." Ucap satria.

"Iya makasih ya sat." Ucap gue.

"Ya kalo sebatas makasih sih ga sepadan din."ucap satria

"Dih. Malah nglunjak?" Ucap gue.

"Ya biasanya gue kalo gitu hadiahnya dicium din. Ya itu kalo lo mau?" Ucap satria.

"Lo mau gue tampar" ucap gue sambil mengangkat tangan gue untuk siap menampar.

"Ya jangan din. Iya² gausah deh" ucap satria

Entah kenapa karena satria gue jadi lupa sama rasa sakit tadi. Mood gue pun seakan kembali lagi.

"Makasih ya sat. Lu udah buat mood gue baik lagi." Ucap gue.

"Iya din. Sama² kok. Tapi inget jangan jambak lagi" ucap satria sambil sedikit bercanda.

"Iya. Enggak kok."

"Oh ya din. Udah malem nih gue pulang dulu ya" ucap satria

Dan entah kenapa perasaan gue seperti ga mau satria pergi. Seakan gue pengen deket sama satria terus.

"Iya. Hati hati ya sat." Ucap gue.

"Oh ya. Besok lu mau sekolah ga?" Ucao satria.

"Ehm. Sekolah emng kenapa?" Tanya gue

"Besok gue jemput ya!"

Gue pun kaget atas ucapan satria. Entah kenapa seperti ada rasa bahagia dihati gue.

"Ehm gimana ya?" Ucap gue pura² mikir.

"Gimana din? Plis mau ya!" Ucap satria merengek.

" Iya deh. Gue berangkat sama lu." Ucap gue

"Beneran. Yes oke besok gue jemput. Jangan lupa dandan ya rapi besok oke!" Ucap satria dan langsung pergi kebawah.

"Iya"

Entah kenapa ada perasaan seperti suka sama satria. Tapi karena gue sadar gue cowok maka gue buang jauh perasaan itu.

Gue pun terlelap dalam mimpi. Dan gue bermimpi kalo gue ini adalah dinda.

Didalam mimpi gue berjalan disebuah taman. Dengan mengenakan gaun khas kerajaan. Dan tak lama setelah itu datang pangeran yang ternyata adalah satria. Gue terhanyut dalam mimpi sampai lupa kalo gue cowok normal.

Dan gue dan satria bagaikan seorang kekasih yang memadu cinta. Dan tak lama setelah itu satria mencium gue.

Gue pun terbangun karena sadar akan mimpi tadi. Ternyata gari sudah pagi. Dan gue harus cepat² siap siap buat berangkat sekolah.

Setelah berdandan. Gue pun menghampiri meja makan. Gue lihat ibu dinda tengah menyiapkan sarapan.

Yang perlu ketahui ternyata dinda hidup dengan ibunya saja. Ayah dinda  kerja disalah satu perusahaan diluar kota. Jadi dia ga bisa tinggal bersama. Dan dinda gak punya adek atau kakak. Alhasil dia slalu kesepian. Itu kenapa ia slalu mengajak risa menginap dirumahnya.

Sebuah notif muncul dihp gue dan ternyata dari satria.

Satria : " keluar dong! Aku udah di rumah lu nih."

Dinda : "iya bentar."

Dan tak lama ada pesan notif dari risa.

Risa : "Din gue mau otw kerumah lu nih."

Dinda : " eh gausah ris. Gue udah ada yang jemput."

Risa : " siapa?"

Dinda :"satria."

Risa :" ya ampun din. Inget lu itu doni. Kita disini cuma numpang singgah din. Inget juga satria itu sohib lu."

Dinda :" iya ngerti kok. Kan gue cuma mau temenan sama satria. Oke bye dulu."

Gue pun keluar dan melihat satria dengan motor ninjanya.

"Lama amat?" Ucap satria.

"Emng kenapa? Gaboleh?" Tanya gue

"Gue nungguin lu disini panas tau. Lo ga peka sih." Ucap satria

Gue pun tertawa
"Makanya masuk. Siapa suruh lo nunggu didepan." Ucap gue.

"Ya gak sopan lah. Masak main masuk aja" jawab satria.

"Tadi malam aja lu main masuk kamar gue. Masak ga berani?" Ucap gue.

"Hehe disuruh mamahlu ya gue ikut aja." Jawab satria.

"Yaudah ayo berangkat keburu telat nih"

"Ayo"

Karna rok gue panjang. Gue pun duduk menyamping dan agak sedikit kesulitan karena tempat duduk yang tinggi.

"Kok gak jalan?" Tanya gue

"Lu ga peluk? Nanti jatoh loh." Jawab satria.

"Gamau. Udah ayo berangkat udah siang ini." Pinta gue.

Dan tanpa aba² dia pun menarik tangan gue dan memposisikan tangan gue buat memeluknya. Gue sebenarnya risih. Tapi karena maksa gue pun ikut.

Diperjalanan kita hanya saling diam. Karena ingin mengejar waktu. Dan entah kenapa gue kembali merasa nyaman saat itu.

Sampai diparkiran sekolah gue pun turun.

"Thanks ya sat. Yaudah gue masuk ke kelas dulu." Ucap gue

"Ets mau kemana? Sini jalan bareng sama gue!" Ucap satria yang langsung menggandeng tangan gue.
Alhasil banyak pasang mata yang ngelihatin tingkah gue dan satria.

Sampai diujung koridor. Kita pun berpisah karena kelas kita yang gak searah.

"Udah sampai sini aja malu tau." Ucap gue

"Yaelah ngapain dengerin kata orang sih? Tanya satria.

"Kelas kita berseberang tau. Udah ah gue mau masuk ke kelas dulu. Bisa gila gue lama² sama lu." Ucap gue

"Pulang sekolah gue tunggu!" Ucap satria.

Suasana kelas seperti biasanya. Gue pun mulai terbiasa dengan kelas ini. Kadang ikut nimbrung bareng. Ngrumpi bareng. Bahkan yang baru gue tau ternyata cewek juga suka nonton film b*k*p rame². Dan yang anehnya disaat gue nonton. Gue pun terkadang hasrat menonton film seperti itu. Namun tetap gue jaga karena ini bukan tubuh asli gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kehidupan yang baruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang