Happy reading. 💜
***
“Kenapa paskib sama pramuka harus musuhan?” tanyaku kemudian.
Kali ini, gantian Kak Nando yang terdiam. Pertanyaan itu sudah sering aku utarakan pada Kak Aldo, namun jawabannya tetap sama, “Tanya sama anak-anak paskib atau pramuka.”. Dengan beralasan bahwa dirinya adalah anak basket. Karena itulah pertanyaan itu hanya bisa kusimpan kembali.
Dan kali ini, tepat di hadapanku berada pemuda yang merupakan ketua dari salah satu kubu yang bermusuhan itu. Salahkah bila kemudian tanya itu kembali menguap ke permukaan?
“Kenapa kamu nanyain itu?” suara Kak Nando terdengar dingin.
“Karena aku anak pramuka, dan kamu anak paskib!” jawabku tegas.
Kak Nando memasang kembali kacamatanya. Memijit dahinya yang mengerut. Terlihat begitu lelah. Setelah menghela napas dengan berat, ia kemudian menatapku.
“Kejadian itu terjadi di tahun dua ribuan awal. Permusuhan itu terjadi karena ketua pramuka dan paskib saat itu sama-sama keras kepala.” Kak Nando kembali diam. Seperti tengah mengingat-ingat sesuatu atau bahkan menyusun kata-kata yang tepat untuk menjelaskan.
“Dulu, yang jadi petugas upacaranya bukan anak-anak paskib seperti sekarang. Anak pramuka pun menjadi petugas upacaranya, bahkan anak ekskul lainnya juga.”
Terus terang aku kaget mendengarnya. Karena selama tiga bulan ini anak-anak paskiblah yang menjadi petugas upacara, terkhusus sebagai pengerek bendera. Bahkan saat apel pagi pun anak-anak paskib yang bertugas.
“Saat pergantian kepala sekolah yang baru, peraturan juga ikut berubah. Kepala sekolah menyuruh anak-anak paskib yang menjadi petugas upacara. Tentu saja anak pramuka protes dan menganggap anak paskib ada main dengan kepala sekolah. Apalagi kepala sekolah seperti pilih kasih dengan anak paskib saat itu.
“Tidak terima dituduh seperti itu, anak paskib melawan. Mereka juga mengatakan anak pramuka terlalu banyak mengeluarkan dana untuk lomba yang mereka ikuti. Entah siapa yang memulai duluan, semenjak saat itu kedua ekskul saling bermusuhan. Hingga detik ini.”
Aku menatap Kak Nando dengan iba. Tugasnya sebagai ketua paskib pasti sangat berat. Ditambah dengan adanya permusuhan tak kasat mata antara paskib dan pramuka. Pasti sangat menguras tenaga dan mental.
“Tapi kan gak ada hubungannya dengan melarang anggota paskib pacaran dengan anggota pramuka.” Kataku ngotot. Kali ini aku benar-benar butuh pembelaan dari ketidakadilan ini.
“Semua hal terjadi bukan tanpa alasan, Ran.” Kak Nando mengusap pelan puncak kepalaku. “Dulu, ada anak pramuka yang pacaran dengan anak paskib. Mereka gak backstreet kayak kita karena peraturan tak tertulis itu belum ada. Dari pasangan itulah akhirnya peraturan itu ada dengan sendirinya.”
Aku mengerucutkan bibir. “Tuh kan, mereka aja pacaran kok.”
“Kamu gak dengerin kata-kata aku, ya?”
Aku mengernyit. Tidak mengerti maksud Kak Nando.
“Kamu harus dengerin cerita aku baik-baik.” Entah kenapa setelah mendengarnya kepalaku mengangguk dengan sendirinya. “Dulu pas mau lomba, si cewek yang anak paskib tiba-tiba sakit, padahal peran cewek itu sangat penting buat lomba. Jadi anak paskib ngira kalau si cowok yang anak pramukalah yang ngebuat cewek itu sakit. Karena beberapa hari sebelum lomba si cewek emang sering jalan bareng sama si cowok.”
“Dan di lain sisi, anak pramuka beranggapan kalau cewek itu yang salah. Karena terlalu sering ngebuat si cowok bolos latihan. Padahal mereka mau ikut jambore tingkat nasional. Akibatnya, mereka kalah karena cowok itu gak ikut lomba.”
“Karena itu?” tanpa sadar aku meringis.
“Selalu ada celah untuk membuat kebencian yang menyebabkan permusuhan, Ran.” Kak Nando terdiam sejenak sebelum melanjutkan, “Dan untuk mengurangi kebencian itu kita harus merahasiakan hubungan ini dari siapapun. Agar kejadian yang sama tidak terulang untuk kedua kalinya.”
“Tapi, tetap aja gak masuk akal, Kak.”
“Gak masuk akal di mananya?”
“Yang bermasalah itu kan ekskulnya, bukan perasaan orang-orang yang ada di dalamnya. Kenapa kebencian suatu kelompok harus turut berpengaruh sama perasaan orang-orang?”
“Ran, bukan seperti itu—"
“Kalau peraturan itu dibuat karena ada orang yang pacaran, berarti peraturan itu juga bisa dihapus karena orang yang pacaran, kan? Kenapa harus menutupi rasa cinta hanya karena kebencian sih, Kak?”***
Sebenarnya ini cerita lama. Nggak lama banget, sih, kalau nggak tahun 2016, ya, 2017 gitu. Novelet ini pernah aku ikutkan lomba di salah satu penerbit dan ... nggak menang.
Semoga suka, ya, sama ceritanya.Xoxo
Winda Zizty
13 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET
Teen FictionAda rahasia yang Rana simpan. Tapi lama kelamaan dia kesal juga dengan rahasia yang ia simpan itu. Pasalnya ia jadi tidak bisa menikmati kisah kasih di SMA dengan sang kekasih. Kalau diumbar mengenai hubungan asmaranya, Rana takut dimusuhi teman sat...