13

90 20 4
                                    

Ketegangan begitu terasa saat anak paskib perlahan-lahan memasuki ruang OSIS. Setelah meminta izin dari guru Pembina serta ketua OSIS, akhirnya kami memilih ruang OSIS sebagai tempat untuk mengadakan rapat dadakan ini.

Aku terus menundukkan wajah. Mengaitkan jemariku yang mendingin walau aku tahu Kak Nando sudah mengambil tempat, tak jauh dari Kak Mirdan duduk.

Aku tidak menyangka peraturan konyol itu akan sekuat ini dalam mengikat kedua ekskul. Tidak pernah membayangkan hari ini akan terjadi. Aura ketegangan terasa begitu kental dan aku akhirnya mengakui jika pilihan Kak Nando untuk menyembunyikan hubungan kami adalah pilihan yang tepat.

“Aku rasa kalian sudah tahu apa yang akan dibicarakan.” Suara Kak Mirdan yang membuka forum ini. “Sebagai ketua pramuka, aku meminta maaf karena telah melanggar peraturan.”

“Kenapa harus meminta maaf?” Suara Kak Nando terdengar begitu angkuh. Aku langsung mengangkat wajah, menatapnya tak mengerti.

“Maksud kamu apa?” Kak Dani terlihat sekali tidak menyukai Kak Nando. Tentu saja ia tidak suka dengan Kak Nando. Ia pasti tidak bisa menerima kenyataan kalau Kak Nando itu pacarku.

“Aku rasa, sekarang sudah saatnya permusuhan di antara kedua ekskul berakhir. Kalian semua harusnya meluruskan kesalahpahaman di masa lalu, bukan malah memperkeruhnya dan membuat masalah baru.”

“Hubungan kalianlah yang membuat masalah baru.” Kak Dani kembali berkomentar. Tanpa perlu berkata, raut kebencian sudah terlihat jelas di wajahnya.

Kak Nando terlihat begitu tenang. Walau Kak Mirdan juga terlihat tenang, tetapi aku dapat merasakan kegusaran dari pemuda itu. Satu hal yang tidak kutangkap dari sosok Kak Nando.

“Aku rasa, bukan cuma aku dan Mirdan yang melanggar peraturan itu.” Ekor mata Kak Nando memindai kami satu per satu. “Aryo!” Telunjuk Kak Nando mengarah lurus ke Kak Aryo. “Kamu memperlihatkan foto Mirdan dan Anisa bukan untuk menjatuhkan Mirdan, tapi juga untuk memublikasikan hubungan kamu dengan Anggun.”

Semua mata kini menatap Kak Aryo dan Kak Anggun yang terbelalak kaget.

“Dan, aku yakin, kalian juga ada yang melanggar peraturan itu.”

Kak Nando masih terus mengoceh. Mengatakan bahwa banyak anggota yang merasa tertantang karena peraturan itu, makanya mereka melanggarnya. Aku terlalu terkesima karena baru kali ini aku mendengar Kak Nando bicara sepanjang itu.

“Jadi, apa kalian masih ingin peraturan itu membuat kedua ekskul bersitegang dengan perang dingin?” tanya Kak Nando kemudian.

Semua orang terdiam. Tak ada yang membuka mulutnya meski sang waktu sudah berlalu cukup lama.

“Aku bukan sengaja melanggar peraturan.” Kak Mirdan menghela napas. “Aku sudah berusaha sekuat mungkin untuk tetap patuh pada peraturan itu, tapi aku sama seperti kalian, aku ingin melindungi orang yang aku sayang. Meski peraturan itu harus aku langgar.”

Kak Mirdan menegakkan punggungnya. Mengangguk sekilas pada Kak Nando yang menatapnya lurus.

“Apa pun yang terjadi di masa lalu, tugas kita sebagai penerus bukan untuk melanjutkan permusuhan, tapi untuk memperbaiki hubungan yang rusak.”

**

Part selanjutnya merupakan ending dari Secret. Jangan ketinggalan, ya.

Xoxo

Winda Zizty
17 Mei 2020

SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang