Louder than Bombs

410 43 11
                                    

'Louder than bombs I say, ah~'

Sosok pemuda dengan pakaian putih dari ujung rambut hingga kakinya tengah meringkuk dalam duduknya. Kedua tangannya menutup rapat telinganya, menolak untuk mendengar suara itu. Menolak untuk mendengar nyanyian pilu yang belakangan ini semakin nyaring terdengar.

Pemuda itu menengadahkan kepalanya, menatap ruangan gelap yang kini ia tempati. Hanya ada sebuah ranjang kecil untuk mengistirahatkan tubuhnya, ditemani dengan pantulan cahaya redup rembulan yang masuk melalui celah jendelanya.

"Hyung, tolong aku.", pemuda itu terkejut, ia sontak menurunkan tangannya, ia bangkit dari lantai. Kakinya yang terluka ia bawa untuk berjalan. Mengelilingi ruang persegi yang kian menggelap.

Ia tidak takut dengan kegelapan ini, ia justru takut mendengar suara itu lagi.

"T-Taehyung?", lirihnya. Tangannya ia letakkan pada dinding tebal pada ruangan itu.

Cukup lama tak ada balasan yang ia harapkan, pemuda itu justru hanya mendengar sebuah isak tangis, "Tidak, pergi!"

Pemuda yang dikenal dengan prestasinya dalam menebar kebaikan di dunia itu meringis mendengar kalimat yang diucapkan seseorang dari ruangan sebelah.

"Taehyung, ini aku."

"Tidak, kau harus pergi!"

"Aku tak akan meninggalkanmu sendirian.", pemuda berlabel angel dengan sayap rapuh yang ia sembunyikan tersebut menjatuhkan tubuhnya di lantai yang dingin.

Punggungnya ia senderkan pada dinding yang tadi, menyatukan tubuhnya dengan sosok pemuda lain yang meringkuk di lantai, ikut menempelkan tubuhnya pada dinding yang menjadi pembatas mereka berdua.

Taehyung, seorang pemuda lain yang lebih muda 130 tahun dari pemuda serba putih tadi menangis sendu. Pakaian hitamnya lusuh. Sayapnya hancur.

"Pergilah, hyung-", pintanya.

"I'll stay, and pray for us.", balas yang lebih tua. Bersikeras menemani sosok devil yang dihukum atas kebodohan mereka.

Benar, mereka adalah sepasang malaikat dan iblis yang saling mencintai. Dewa cinta menolak keras hubungan mereka. Ia langsung menurunkan perintah untuk menghukum keduanya.

"Makhluk abadi seperti kalian tidak ditakdirkan untuk bercinta. Apalagi kalian adalah angel dan devil!", marahnya. Membuat kedua pemuda yang saling mencintai satu sama lain itu terkurung.

Taehyung tau, sosok malaikat yang ia cintai itu merasa sangat dingin saat ini. Malam hari adalah saat yang menyakitkan bagi Hoseok, sang malaikat yang kini memeluk tubuhnya sendiri.

Dingin menusuk tubuhnya, padahal jika dipikir lagi, tidak ada sedikit pun jalan bagi angin untuk masuk ke dalam ruangan rapat itu. Jangan tanya bagaimana rasanya, ruangan itu sangat pengap, sempat beberapa kali hampir membuat mereka mati karena kehabisan nafas.

Jika kalian bertanya tentang luka pada kaki Hoseok, itu karena ia yang sibuk mencari jalan di siang hari. Ia tak meminta banyak, ia ingin Taehyung dibebaskan. Jika bisa, mereka, ia ingin mereka berdua dibebaskan.

Tapi dewi keberuntungan tak ingin ikut berpihak ada mereka, beribu rintangan harus Hoseok lewati, gedung tempat mereka dikurung itu bak sebuah labirin. Tak ada jalan keluar bagi mereka.

Ia akan kembali sebelum gelap, mengucap, "Maaf, aku gagal.", dengan tubuh penuh luka. Sayap yang semakin rusak, dan hati yang semakin melemah.

Taehyung akan terisak setelahnya, memohon maaf juga, karena ia telah menarik Hoseok pada situasi ini. Salahnya saat itu untuk menyembunyikan Hoseok di dunia devil, menyimpan Hoseok untuk dirinya sendiri.

☑ ʜᴏᴘᴇᴠ'ꜱ ᴀɴᴛʜᴏʟᴏɢʏ 📖Where stories live. Discover now