jangan lupa vote dan comment ya teman teman supaya aku makin cepat update ceritanya hehe
Mengikhlaskan adalah cara terbaik dalam membuat kita lebih dewasa. Udah setahun gue benar-benar gak ada teman chat, terakhir punya gebetan tapi ga jadian gara-gara FRIENDZONE. Awalnya berat banget buat gue bisa bangkit untuk kembali seperti dulu tanpa ingat tentang dia lagi, tapi semenjak gue ketemu orang baru, gue bisa lupain dia.
Setelah gue kasih nomor gue ke orang yang gue ga kenal sama sekali, gue sering chat an sama dia. Gue nganggapnya teman aja, lumayan kan nambah teman baru. Dan gue banyak tau tentang dia, mulai dari namanya, sekolahnya, keluarganya, asalnya, bahkan kebiasaannya. Supaya lebih asik gue kenalin dia ya, namanya itu Adam Favian, dia ternyata setahun diatas gue dan dia kuliah di kampus swasta yang ada di kota gue, anak fakultas Hukum, dan dia aslinya bukan dari kota gue, dan disini dia itu nge kost didekat kampusnya. Anaknya asik si tapi rada kudet menurut gue, karena dia kadang bahasa gaul itu gapaham, kan gue pusing jadinya harus ngejelasin ulang. Tapi menurut gue dia anak yang sopan, dan menghargai wanita banget karena dia gak mau kalau dia nyakitin perempuan nanti bakal berdampak ke adik perempuannya yang bisa aja dilakuin gitu sama laku-laki lain. Gue si anaknya percaya ga percaya sekarang, kenapa? Karena gue baru disakitin, jadi susah banget untuk bisa percaya sama orang lain terutama sama cowo, karena menurut gue cowo itu omongannya aja manis tapi dibelakangnya enggak, ya walaupun tetap ada kok yang tulus. Gue berharap dia orang baik yang ditemuin ke gue karena takdir.
Adam gak pernah absen nge chat gue selalu walaupun gue cuek, susah buat gue untuk bisa membuka hati ke orang baru. Tapi gue hargai usahanya dengan tetap gue balas walaupun gue ga bisa nyaman ke dia. Gue gak tau apa Adam beneran serius atau enggak tapi gue yakin dia orang baik walau hati gue belum bisa baik dan terbuka ke adam.
Malam ini gue merasa capek banget karena kuliah, gue memutuskan untuk tidur selesai shalat maghrib, tiba-tiba masuk chat adam
"Rania"
"p"
"p"
"lo kemana sih?"
"hoi"
"raniaaaa"
*panggilan tak terjawab dari Adam*
Handphone gue silent jadi gue gak dengar sama sekali chat ataupun telfonnya adam, tapi gue kebangun karena dibangunin nyokap gue untuk shalat isya. Pas gue bangun gue balas chatnya adam yang ada mungkin 45 dia spam
"apaan woi", ga berselang lama langsung dibalas
"kemana aja lo?"
"tdur"
"elah gue pikir udah ninggalin gue"
"apaan sih dam"
"kenapa? Salah gue ngomong gitu"
"ya enggak"
"terus?"
"auk ah"
"rania, gue boleh jujur ga?"
"apaan?"
"gue sayang lo"
Wah benar-benar syok dengan perkataan adam, bukan karena dia bilang sayang ke gue tapi kenapa bisa kata-kata itu keluar padahal gue sama dia baru sebulan kenal
"lo gila?"
"kok gila?"
"kita baru kenal"
"tapi gue udah sayang gimana?"
"gue gak bisa"
"gue sayang sama lo beneran Ran"
"enggak dam, gue gak bisa seenak itu ngasih hati gue buat lo, lo tau kan alasannya"
"iya gue tau lo masih susah move on dari mantan gebetan lo sebelumnya, tapi gak salah gue ngungkapin apa yang gue rasain kan Ran"
"iya gak salah, tapi gue gak bisa nerima itu"
"ya oke gue nunggu"
"terserah"
"yaudah sekarang lo lagi apa?"
Gue gak balas lagi chatnya adam karena gue gak mau diaketerusan nyaman sama gue yang belum bisa buka hati gue untuk dia. Dan guebelum siap juga menerima orang baru, yang gue gak pernah jumpa sama sekali, guetakut ekspektasi dia diluar realita yang ada. Gue takut ekspektasi dia tinggidengan gue ternyata gue ga seperti yang dia bayangkan.
YOU ARE READING
Bertahan atau pergi?
Romanceantara harus melepas atau bertahan dengan keadaan yang ada