"Aku mau tidur." Kata Soobin acuh dan bersandar pada jendela mobil.
Kai menepuk-nepuk bahunya.
"Apa?" Tanya Soobin.
"Kalau ada tempat yang nyaman, kenapa harus memilih bersandar ke jendela?"
Soobin menghembuskan nafas sengit dari hidung kelincinya yang malah terlihat lucu dan menggemaskan. Kemudian, ia berbalik dan bersandar kembali pada jendela taxi.
Kai pun mencoba menahan untuk tidak menggoda pemuda itu lagi. Meskipun semakin di goda semakin terlihat menggemaskan. Kai juga tau, Soobin pasti sangat lelah hari ini. Dan bergumam, bagaimana bisa ia tidur secepat itu. Dan tidurnya itu lelap sekali meskipun kepalanya sedang terantuk-antuk.
Sial, sebuah senyum tulus terukir dibibir Kai ketika Soobin tertidur, hingga ia tak bisa melihatnya.
Kai kemudian mengambil sebuah bantal kecil dari belakang. Dengan hati-hati, ia mengangkat sedikit kepala Soobin dan menyelipkan benda itu untuk dijadikan bantalan saat Soobin tidur.
"Pak, tolong pelankan jalannya." Bisiknya rendah. Dan menyusul Soobin tidur dengan bersandar pada sisi jendela kaca.
Sejujurnya, ia pun tidak bisa tidur semalaman di pesawat. Tak apa bila kini kepalanya yang terantuk. Toh, Soobin pasti lebih lelah darinya bukan?
Atau, setidaknya, Hueningkai ingin menikmati momen pertemuan ini sedikit lebih lama.
_________________________________________
Begitu dirasa mobil telah berhenti, Hueningkai lebih dulu peka dan membuka matanya setelah terlelap selama kurang lebih 3 jam. Ia merasakan adanya beban di bahu kirinya. Dan terkejut ketika mendapati bahwa ada kelinci besar yang terlelap disana.
Hembusan nafasnya begitu teratur dan hangat. Matanya terpejam sangat erat hingga tidak merasakan apapun disekitarnya. Bulu mata lentik itu, dengan kulit putih, serta bibir kelinci dan hidungnya yang bangir.
Hingga tanpa sadar, Telunjuk Hueningkai mendarat di pucuk hidung itu dan menekannya.
Seperti tengah menekan tombol onn pada suatu mesin hingga pada akhirnya menyala. Soobin tiba-tiba membuka matanya akibat sentuhan kecil itu.
Ah, Hueningkai kira dia tipe anak yang sulit untuk dibangunkan.
Soobin memandang Kai seolah meminta penjelasan 'apa'. Ia belum sadar akan posisinya saat ini.
Dan Kai, sama sekali tidak merasa terintimidasi. Ia malah semakin menekan dalam hidung Soobin. "Apa?"
Loh, kok malah bertanya pada Soobin. Soobin terheran, ia mengernyit.
"Kenapa?"
"Apa tuhan sedang dalan mood yang baik saat menciptakanmu bin-ah?."Kai bertanya lagi, Sedikit berbisik tepat dihadapan wajah Soobin hingga membuatnya sedikit memundurkan wajahnya yang memerah. Ada sengatan asing yang menjalar ke tubuhnya dan Soobin tafsirkan bahwa ini bukanlah suatu kondisi yang baik.
Terlebih ketika Soobin sepenuhnya tersadar bahwa posisi mereka ternyata terlalu dekat. Dimana Soobin yang saat ini tengah bersandar tepat di bahu Kai dengan wajah yang menghadap tepat di perpotongan leher anak itu.
Salah tingkah, Soobin mendorong kuat tubuh Kai dengan wajah yang merah padam. "K-kai! Apa yang kau lakukan."
"DAK"
"Argh" Desis Kai merasakan kepalanya yang sakit terantuk langit-langit taxi. "Aku hanya tidur sedari tadi. Kenapa tingkahmu ketakutan seakan habis ku perkosa saja sih?""Kaii!" Teriak Soobin dengan kesal. Merasa malu ketika sadar ada pak sopir yang masih stay didalam mobil dan menyaksikan semuanya. Sekaligus, mendengar ucapan memalukan yang keluar dari bibir Kai tadi.
Membuat Soobin harus bertanggung jawab dengan meminta maaf kepada pak sopir atas ketidak nyamanan yang terjadi. Sambil menahan malu tentu saja.
Tak mau memperpanjang masalah, Soobin pun lekas turun dari mobil. Karena kesal, ia jadi tidak berhati-hati dan kepalanya terbentur langit-langit pintu mobil.
Ah. Sakit sekali rasanya. Jika saja dirinya masih kecil, Soobin pasti sudah menangis sekarang.
Soobin keluar disusul oleh Kai. Kai tercengang ketika mendapati sebuah bangunan besar nan megah tepat dihadapan mereka.
"Woah. Aku tak salah memilih kau memang." Decak Kai dengan sangat kagum. Sebelum Soobin dengan cepat menggeret tangan anak itu untuk ikut ke tempat yang lain.
Dan membawanya ke bangunan yang berjarak kurang lebih 8 meter dari rumah yang tadi. Sekaligus, ukurannya bisa dikatakan jauh lebih kecil.
Ada ekspresi kecewa sekaligus mengejek yang Kai layangkan pada Soobin.
"Apa perlu aku bilang kepada Lea untuk menaikkan gajimu itu?"
Soobin mendengarnya, tapi ia mencoba tak peduli. Ia sibuk berkutat mengeluarkan sebuah gembok dari sakunya, dan membuka gerbang besi yang telah berkarat itu dengan sedikit kesusahan.
Dia terlihat tenang, sudah tidak terlihat kesal lagi seperti sebelumnya.
'Cepat sekali mengalah. Ah, tidak seru.' Batin Kai.
"Menyedihkan."
"Ha?"
"Tempat apa ini? mirip kandang kuda kau sebut sebagai tempat tinggal?"
Soobin tidak salah kan kalau merasa tersinggung.
"Tidak mau? yasudah. cari saja tempat tinggalmu sendiri." Gerutunya lirih meninggalkan Kai yang masih mengeksplorasi tempat itu.
Tapi meskipun begitu, Soobin malah lanjut berjalan membawa koper Kai masuk ke dalam apartemennya yang berada di lantai 2. Bertentangan sekali dengan apa yang barusan dia katakan.
Bangunan ini dari luar memang terlihat tua. Tapi ternyata, begitu masuk ke dalamnya tidak seburuk apa yang Kai pikirkan. Seluruh ruangan bersih, rapi dan tertata.
Kai mengusap permukaan lantai yang licin hingga berdecit, dan tak mendapati adanya debu disana.
"Sedang apa?"
"Ah tidak. Hanya memastikan."
"?" Soobin mengernyit. "Aku selalu membersihkan apartmenku."
"Tidak. Aku hanya sedang mencari-cari semut saja." Sela Kai cepat, ia bisa menangkap intonasi tersinggung dari pria itu. Memang sih, Kai juga paham dirinya sedikit tidak sopan.
'Ada-ada saja.' Batin Soobin menghela nafas. Kemudian memberikan sebuah handuk putih pada Kai.
"Mandilah. sudah kusiapkan air hangat."
Kai mengangguk dan menurut.
"Kau tidak mandi?"
"Mandi"
"Mau sekalian? kita bisa menghemat air loh. Apalagi kakak belun memberimu gaji bukan?"
"Diam. dan cepat mandi." Kata Soobin cepat sambil menyiapkan beberapa bahan masakan.
"Galak."
"Huh?"
Belum sempat menjawabnya, pintu kamar mandi itu sudah terlebih dahulu tertutup. Soobin menghela nafas, memikirkan berapa lama lagi ini akan berakhir.TBC
Hii Guys, aku bawa ff baru Ningsoob/Yeonsoob. Mungkin alurnya agak sedikit lambat? Hahaha. Aku harap kalian terhibur. 💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Something worthwhile - NINGSOOB / YEONBIN / KAIBIN
FanficTiga tahun bertekad bulat menjadi aseksual. Soobin dipertemukan dengan seorang pemuda yang terobsesi dengannya. Mampukah pemuda itu membuat Soobin goyah, atau masihkah Soobin kuat pada jalannya? "Aseksual? jangan bercanda. Aseksual itu tidak ada. It...