Seperti Hari Hari Lainnya

11 0 0
                                    

Bu Tina melanjutkan absen
-Risa Marafiani (Hadir bu)
-Rara Malajingkang (Hadir buuu)
-Sisi Sulisianiya ( Hadir bu)

"Baik anak anak ibu hanya ingin mengenal wajah dan nama kalian, jika lonceng terakhir sudah bunyi kalian boleh pulang"

Beberapa menit kemudian...

TRING-RING-RING (Lonceng pulang telah berbunyi)


"Sisi, aku pulang duluan yah soalnya jemputanku sudah diluar nungguin" ucapku dengan buru-buru

Akupun berlari ke gebang dan lagi lagi tidak sengaja menabrak seseorang

*DRURURUURUUAAAR*

"Aduh maaf ngga sengaja soalnya buru-buru"

Dan aku menengok wajahnya, yang kutabrak adalah dia Si Baskara

Baskara hanya menghela nafas

Ucapku langsung
"Pliss pliss plisss jangan kasih gue bahasa lo bahasa china itu maafin gue nabrak soalnya buruburu okey?"

Baskara hanya senyum

Dalem hati gue "hiyaaaa manis banget mas" dan gue langsung lari ke gerbang

Ibu, kakak dan supir aku yang paling setia udah di mobil nungguin

"Gimana risa sekolahnya" ucap ibuku

"Hm....yah okey mantep keren boeyoh" ucapku dengan senyum manisku

"Tadi belajar apa?" Ucap ibuku dengan penasaran

"Baskara bu"

Spontan dari mulutku, dan membuatku panik, heran deh gue kenapa gue sebut namanya

Ucap ibuku begitu heran
"Hah? Baskara? Atau Aksara?"

Dalam hati gue
"Mati mati matii ini apahhh"

Spontan kakak aku yang udah pinter dari sononya bersuara

"Baskara bu.. dalam kamus bahasa indonesia (KBBI) baskara yah artinya Matahari"

"Ohhh, okehh jadi risa matahari itu planet apa bukan?"
Ucap ibuku dengan nada ìntrogasi

"Gaswat mati gue" ucapku panik

"Planetlah bu... planet paling besar yang punya cahaya"

ucapku dengan syukur karena udah bisa jawab

"APA?!"

Ucap kompak ibu, kakak dan supir aku

"Risaa... matahari bukan planet" ucap ibuku dengan kesal

Kakakku yang memegang earphonenya langsung saja melemparinya kepadaku

"Eh lu kalau goblok jangan dipelihara bikin malu tau gak ih!"

"Oh emang bukan yah?"
Ucapku yang masih penasaran

Serentak satu mobil kompak

"BUKAN!!!"

Sesampainya di rumah aku beres-beres dan langsung tidur di kasurku yang begitu empuk

Entah kenapa aku selalu mikirin dia si Baskara, padahal dia biasa aja iya biasa aja gitu...

Keesokan Harinya

"Belajar seperti biasanya, ke kantin, dan berbincang-bincang dengan Sisi"

"Tapi...
Selama gue sekelas ama si Baskara, terakhir gue liat dia senyum pas gue nabrak dia 6 bulan yang lalu..."

Ucapku dengan sisi

Sisi begitu heran dan bertanya

" Dia gak gila kan? Soalnya dia dieeeeeeemmmmmm teruss"

"Ih yakali, mungkin dia lagi kepengen ketemu ama hokage hehehe" ucapku

Hari hari berlalu...

Tahun ini dimana tahun kenaikan kelas, namun setiap kenaikan kelas, kelas kami diacak, saat itu aku berlari melihat ada dimana namaku

Dan semua teman kelasku berubah total, untungnya ada nama sisi disitu

"Syukurlah si kita masih bisa bareng"
ucapku dengan senang

"Iya nihhhh hampir aja gue nangis kalau kita gak sekelas"  Ucap Sisi dengan lebaynya

"Tapi kita gak sekelas lagi deh sama baskara... btw dia bakal dimana yah?"
ucap sisi

Jawabku dengan cuek

"Yaudalah ngga apa-apa ngapain sih cari dia, bisa gila nanti kita lama lama"

Sisi ngotot untuk melihat nama si Baskara ini

"Ayolahhhh saaaa ayooo" ucap sisi yang memaksa

Mau tidak mau aku nurutin mau sisi

Dan....

"What? Dia di kelas 2. E? Kelas terakhir donk" ucapku dengan heran

Sisi dengan senangnya

"Aaaaaa si manis ngga apa-apa terakhir asal masih ada di muka bumi ini"

"Serah loh, yuk cari kelas kita"

Menurut aku, Baskara adalah seseorang yang bisa menghias hidupku tapi hanya sesaat

Baskara Untuk Rembulan Where stories live. Discover now