Sesuatu Di Jogja [Cerpen] POV 1

102 15 1
                                    

Kau hadir kembali bersama kenangan memberi harapan jika aku berhak mencintaimu tapi tak berhak untuk memiliki.

***

Tema: Kenangan

Semilir angin menyeruak masuk ke gendang telinga, menerpa wajah dengan lembutnya. Deburan ombak terdengar bersahutan, aku memejamkan mata, berhenti mengalunkan petikan gitar dan nyanyianku. menikmati tiap detik angin yang lewat, berusaha untuk lebih menahan rindu.

Kata orang jodoh itu akan datang sendirinya. tapi bohong untuk aku, karna sekarang wanita satu satunya yang kutunggu belum juga kunjung melihatkan wajah cantiknya di depan ku lagi. berkata "kamu kapan akan pulang dari indahnya kota Jogja." sudah menjadi rutinitas chat ku tiap malam meminta kabar, lagi lagi ia hanya bilang "tunggu, cobalah merindu sedikit."

Hei? Kau bilang sedikit, rinduku sudah menumpuk, tidak ada lagi wadah yang menjadi curahan kerinduanku selain pelukan hangat mu. Kau tidak pernah tahu, lelaki yang Dimata kamu ini terlihat tegas bisa menangis, hanya karna menahan rindu.

Anehnya kau seperti tak ingin pulang dari sana, adakah lelaki yang menggantikan posisi ku di hatimu? ah tidak! Jangan berpikir seperti itu, karna aku dan ka mu kita saling percaya. kata orang percaya adalah hal utama dalam menjalin sebuah hubungan, sekarang menjadi kata ku juga. Ralat, kata kita.

Angin malam pantai Pangandaran membuatku sedikit menggigil, karna tidak ada penghangat di sampingku, bukan api unggun, tapi kamu, iya kamu. Kamu yang berada jauh dariku. Karna kaos oblong yang ku kenakan ini juga, haha.

Pangandaran muram kehilanganmu, terang lampu kota tak lagi sama, bahkan semua lagu pun sudah habis ku petik melalui alunan gitar disertai nyanyian setiap kali malam hari, saat rinduku sedang ada dalam puncaknya. 1 kali rindu, lima album lagu kuhabiskan.

Meski suara beratku terdengar menjijikan di telinga banyak orang, namun percayalah aku menyanyi sepenuh hati mencoba menghilangkan rindu, juga menghilangkan kenangan yang terus saja memutar di kepalaku saat terakhir kali kamu memelukku. Apa kau bilang apa? Kenangan? Terakhir? Jangan buat takut diriku.

Semakin malam semakin banyak bintang, seolah mereka tahu aku sedang kesepian dan berusaha menghiburku dengan gemerlap cahaya nya yang kelap kelip. Tapi sayang, tidak bisa mengobati rindu yang akan menjadi kenangan ini. kenangan apa? Bicara yang benar, jangan ngawur. Entahlah tapi takdir seolah memberitahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku takut, aku rindu.

"Semoga rinduku ini tidak hanya menjadi sebatas kenangan." Ucap ku lirih mengepal pasir, lalu ku biarkan angin yang menyapu semua butiran pasir yang berada di atas telapak ku. Tidak ku tiup, itu sama saja seperti menghapus semuanya oleh sendiri, biarkan angin yang melakukannya. Menghapus apa?

Kata orang jodoh itu harus di jemput, bukan malah diam saja. aku bingung, sedetik lalu aku ingat dengan perkataan alvi temanku, katanya jodoh itu bakal datang sendiri. Sedetik kemudian aku lebih di bingungkan lagi dengan perkataan papa yang menyuruhku menjemput jodoh. Jadi aku harus bagaimana? Memilih diam dan menunggu ia yang datang, atau berlari berusaha mengobati rinduku ini dengan menjemput kekasihku yang berada di Jogja. Dan pilihannya adalah aku memilih pergi ke kota istimewa itu dengan bekal rindu yang sudah menumpuk bak gunung Uhud.

Saat beranjak berdiri, butiran pasir yang menempel pada pantatku sedikit demi sedikit menjatuhkan badannya kembali menyatu dengan butiran pasir lain, aku mengepuk pantatku, menunggu semua pasir jatuh ternyata lama. Tak lupa benda ber snar enam itupun kubawa, ya kali gitar mahal di tinggalin. Satu fakta tentang ku, aku adalah lelaki tampan calon polisi, hehe. Tapi karna malas, aku tunda tahun sekolah kepolisian ku. Niatnya menunggu Anna kekasih ku yang belum kunjung pulang, karna aku ingin hanya dia yang memberi semangat setiap harinya. jika di bayangkan hanya akan menambah rinduku yang belum juga terbalaskan. Sudahlah, niat melamarnya aku pajukan besok. besok aku akan berangkat ke kota Jogja.

Semua Tentang YogyakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang