Kereta Hantu Dari Blackwood
Jika bukan karena pekerjaannya, maka Ryujin tidak perlu menghabiskan waktu tujuh hari untuk berdiam di sebuah kota kecil di tengah antah berantah itu.
Blackwood.Ya. Siapapun yang mendengar nama kota itu akan bergidik ngeri, dikarenakan sejarah dan julukan yang diberikan pada kota tua di sebelah selatan Sherland itu.
Blackwood sudah dikenal sebagai rumah dari berbagai hal spiritual yang tak dapat dijelaskan oleh akal sehat. Telah banyak kejadian yang terekam, kematian-kematian ganjil, dan hal-hal aneh lain yang terus saja mengundang rasa penasaran penduduk dari kota lain. Ryujin adalah salah satunya.
Ryujin adalah seorang penulis untuk sebuah majalah misteri di kotanya, Arcadia, dan kali ini ia ditugaskan untuk menulis kejadian-kejadian aneh yang ada di Blackwood. Tidak mudah.
Ryujin sudah tak dapat menghitung lagi berapa banyak tetua yang ia wawancara di kota kecil itu. Namun satu dari mereka tidak pernah ada yang mengatakan sesuatu yang rasional. Semuanya diambang imajinasi dan takhayul.
Bagaimana dengan ia sendiri? Apakah Ryujin sudah mengalami hal-hal aneh selama ia tinggal tujuh hari di Blackwood. Jawabannya, tidak. Ia bukanlah wanita penakut. Dan ia sudah bersiap seandainya ada hal-hal gaib yang terjadi di sekitarnya. Namun selama tujuh hari, ia tidak mendapatkan apapun.Di hari terakhirnya, Ryujin menyimpulkan bahwa memang ada begitu banyak misteri yang melingkupi Blackwood. Ada yang terjelaskan, ada pula yang tidak. Semuanya cerita yang berkembang di Blackwood berakar pada kehidupan masyarakat Blackwood di masa lampau. Ritual-ritual aneh, adanya ajaran sesat di kota itu, dan hal-hal lain yang kadang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Ryujin telah mendapatkan cerita yang ia inginkan, meski rasa tidak begitu memuaskan. Tapi ia lega bahwasanya ia akan segera meninggalkan kota yang selalu terlihat suram itu. Matahari memang bersinar. Namun seolah kehidupan di kota ini terselimuti oleh sesuatu hal. Sesuatu yang jahat dan diluar nalar.
"Kau yakin tidak ingin tinggal lebih lama?" tanya Haechan, seorang pria pemilik penginapan, pada Ryujin yang mengembalikan kunci.
"Kurasa tidak." Jawab Ryujin.
"Sebenarnya..., masih ada banyak hal yang ingin kulihat. Tapi jadwal pekerjaanku mengharuskanku kembali hari Senin.""Aku mengerti." Balas Haechan dari balik meja reception sambil tersenyum.
"Terimakasih atas segala bantuanmu selama aku disini, Haechan." Ucap Ryujin.
"Tanpa panduanmu, aku buta dengan tempat ini.""Ada banyak cerita aneh jika kau mau tinggal lebih lama." Balas Haechan sambil tertawa kecil. "Oh! Atau kau kini sudah mulai ketakutan?"
"Aku banyak mendapat cerita yang menarik." Jawab Ryujin. "Kau tahu? Aku dibesarkan di kota besar, dimana pengetahuan tentang hal-hal gaib masih dalam skala minim. Dengan kata lain, aku tidak terlalu menaruh kepercayaan pada hal-hal seperti itu. Aku menuliskannya, hanya untuk mengisi lembaran kosong di edisi misteri bulan depan."
"Bersiaplah, Ryu." Ucap Haechan.
"Mereka mengawasinya."Ryujin hanya dapat tertawa mendengar ucapan Haechan yang terakhir, yang menurutnya terlalu dibuat dramatis. Haechan pun tak bisa menahan tawa atas leluconnya sendiri.
"Jika suatu saat kau kembali..." ucap Haechan sebelum Ryujin pergi. "Mungkin aku bisa lebih banyak membantu."
"Terima kasih." Ryujin memberikan satu senyum terakhirnya, lalu melangkah pergi dari motel kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
00-04 LINE HOROR STORY
HorrorBerisi kisah kelam dunia lain yang di huni oleh mereka yang tak terlihat