Hai nama gua Monica Safira kalian bisa panggil gua Ica. Namanya lucu kan, iyaps itu nama panggilan gua dari kecil.
Author's POV
Pagi ini matahari sudah mulai muncul di ufuk. Ica segera membuka mata kecilnya karena sekarang adalah hari yang spesial yaitu hari pertama dia masuk sekolah. Tapi sekolah Monica berbeda dari sekolah sekolah lain yang dipikirkan. Sekolah Monica adalah home schooling."Bunn sekarang Ica udah sma dong, Ica seneng banget deh" kata Monica dengan muka bantalnya. "Iya iya sekarang sarapan ya ayah katanya mau bicara sama kamu loh."
"Oke Bun, Ica mau mandi trus sarapan baru ketemu ayah." Monica berlari menuju kamar nya dan siap siap mandi, tak lupa ia memutar lagu Lemonade - Jeremy passion.Setelah mandi Ica bersiap siap dengan kaos putih dan jeans hitamnya dan mencantok rambutnya agar sedikit Curly.
Saat ingin keluar kamar jalannya terhalang oleh seseorang yang sudah menunggunya dari tadi. Orang itu mulai mengacak rambut Ica dengan gemas."Abangggg jangan harap kamu bisa makan oatmeal kesukaan Abang malam ini yaa!!" Teriak Ica karena diganggu oleh abangnya yang hanya berbeda dua tahun saja dari dirinya.
Monica turun dengan kesal ke meja makan. "Kok anak bunda ini mukanya cemberut Mulu sih ntar cantiknya hilang loh."
"Itu Bun si Abang gangguin Ica, padahal kan ini hari spesial, Ica udah nyatok loh Bun malah diberantakin sama Abang."
"Abang jangan ganggu adenya dong" kata bunda menasehati. "Iya Bun bercanda doang Abang seneng kok Ica udah sma makanya tambah gemes Abang nih.""Susah sudah cepet habisin makanannya Abang baru berangkat sekolah dan kamu Ica habisin baru ketemu ayah di kantornya."
"Sekarang banget Bun? Ica mager hehe nanti aja ya." "Yaudah nanti boleh pas Abang pulang, Abang antar ke kantor ayah ya."
"Siap bun, Abang pergi berangkat dulu ya Bun, dah Icaa belajar yang bener ye biar otaknya ga lemot lagi."
Mario mencium punggung tangan bundanya dengan cepat dan segera lari menghindari layangan sendal pom pom Ica."Oh ya Ica, kata guru privat kamu beliau sakit jadi ga bisa ngajar hari ini jadi, Ica libur."
" YAYYY ICA LIBURR YUHUUU YAAYY" Monica melompat riang memutari meja makan saking senengnya dia sampai terjatuh tersandung salah satu kursi meja makan.
"Aduh sakit bangett bunn." Runtuh Ica yang melihat kakinya memerah. " Makanya jangan kesenangan jatoh kan."
"Ih bunda bukannya di manja gitu bilang sayang kamu kenapa? Ada yang sakit ga? Ini malah diceramahin."
"Ogah ah, bunda mau ke kamar dulu, jangan lupa cuci piring yaa." Bunda naik tanpa rasa bersalahnya.Yah nasib nasib disuruh cuci piring Ica pun mencuci piring dan membereskan meja makan. Setelah selesai ia menaiki tangga dan menuju pintu yang bertuliskan ICA'S ROOM.
Pintu terbuka dan muncul pemandangan dinding berwarna hijau, dan meja belajar yang tersusun rapi. Ica membuka laptop nya dan menulis sesuatu di blognya. Yap menulis blog adalah salah satu hobi Ica.
Tanpa sadar Ica mengantuk dan tertidur di meja belajar nya. "Woii bangunn tukang tidur." Mario mencoba membangun adiknya dengan menggoyang goyangkan badan adiknya yang mungil. Ica hanya sedikit bergerak tetapi tidak terbangun.
Mario pun punya cara agar Monica bangun, Mario berteriak Bun habisin aja martabaknya katanya Ica gamau tuh. Seketika mata Ica terbuka " mana martabak Ica mana bang?"
Memang cara ini adalah cara ampuh untuk membangunkan Ica. Mario pun terkekeh geli "hahaha mana ada martabak yang ada kamu tuh harus ketemu ayah."
"Oiya ayah" Ica pun berlarian kocar kacir mencari tas selempang nya. "Buruan Ca, Abang tunggu di depan 5 menit yaa ga pake lama." "Iya bang gausah bawel deh."Ica bersiap menguncir rambutnya asal dan mengambil Tote bag nya. "Bun, Ica pergi dulu ya."
"Iya nak, hati hati ya ."Ica membuka pintu mobil berwarna hitam dan segera duduk di depan. "Menurut Abang ayah pengen ngomong apa ya?" Tanya Ica. "Gatatau mungkin kamu ada masalah ya."
"Ah nggak kok, Ica kan anak baik." Kekeh Ica. "Kamu bawa apa tuh di tas kamu? " Tanya Abang. "Cuman bawa headphone
Dan handphone."
"Ngapain pake tas sebesar ituu kalo cuman bawa itu bikin susah diri aja."
"Ih Abang komen Mulu deh kan Ica yang bawa bukan Abang."Tak lama sampailah mereka di kantor ayah mereka. "Abang yang nanti jemput Ica? "
"Gak ah Abang males mau push rank jadi kamu sama ayah aja ya."
"Ih punya Abang kok ga ada ahlak."
"Apa tadi kamu bilang?"
"Ga kok bang udah ya Ica pengen masuk dulu ya bayy."Ica pun memakai headphone nya dan berjalan masuk dengan santai menuju ruangan tempat ayah tercinta nya bekerja.
Tok tok tok..
Ica membuka pintu sedikit dan memunculkan wajahnya dari celah pintu. "Sini masuk sayang " kata ayah.
"Ayah mau bicara apa nih yah sampe manggil ke kantor?"
"Ada yang ingin ayah bicarakan ke kamu, jadi ayah sama bunda udah mutusin buat kamu sekolah di sekolahnya abang."Apaaaa!! Ica gamau sekolah kalau bukan sekolah privat."
" Bukan begitu sayang ayah ingin yang terbaik buat kamu."
"Tapi Ica ga bisa yah, ayah kan tau sendiri."
Ica pun keluar tanpa mendengar penjelasan ayahnya. Ica menangis dan bingungg mengapa ayah nya harus memaksanya untuk masuk sekolah biasa.Tanpa sadar Ica menabrak seseorang dan berkas sang pemilik jatuh berhamburan.
" Ah maaf ya Ica ga sengaja kok." Ica membantu membereskan berkas berkas tersebut dan langsung pergi.Orang tersebut bingung dan belum mengucapkan terimakasih karna sudah membantunya. Padahal kan salah gua juga gua ga liat ada orang. Ah siapa ya namanya tadi, hmm Ica ya aku jelas banget denger namanya Ica, terdengar menarik."Orang itu pun langsung pergi setelah berpikir sejenak.
"Kenapa ayah begitu sama Ica? Ica duduk di halte menunggu bus sambil terisak. Ica terus menelepon Abang nya dan tidak ada jawaban.
Rasanya ia ingin meledak meluapkan semua amarahnya saat ini.
Tiba tiba awan mulai berubah menjadi abu abu dan hawa dingin menyelimuti. Titik hujan mulai turun ke atas bumi. Membasahi jalanan.
Alvino's POV
"Aduh udah mulai ujan nih nyesel deh ga minta Raina buat jemput. Tapi gua suka deh sama bau hujan rasanya bikin fresh."
Vino sedikit berlari menuju halte terdekat untuk menunggu bus untuk pulang ke rumahnya. Tak jauh ia melihat cewe yang tadi menabraknya dan membantunya."Hai, makasih ya udah bantuin gue tadi, btw nama lu siapa?" Hening.
"Oh sorry nama gua Alvino lu bisa panggil gua Vino." Kataku sambil menjulurkan tangan menunggu balasan. Tetapi yang gua liat dia menutup mata,pipinya sedikit basah dan badannya mulai gemetar.Kulihat dia mencoba berdiri dan baru beberapa langkah berjalan badannya tumbang dan tak sadarkan diri.
"Whatt gilaaa ini kenapa? Gua ga ngapa ngapain. Ini mah bikin kerjaan aja deh."
HAI GUYSS 🙌
Maaf typo banyak yaa
Ini cerita pertama ku setelah Hiatus bertahun tahun hehehe soalnya baru Nemu akun ini lagi kangen banget deh.☺️☺️
Semoga kalian suka ya ceritanyaa tolong like dan comment nya yaa karna itu bikin aku semangat buat bikin cerita!!
Buat yang punya saran atau kritik boleh kok asal sopan ya guyss😁
Jangan lupa buat follow akun ini okeyy bayy
MAU EPS 2 ?? LIKE DULU OKEYY❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
Teen FictionMonica Safira cewe yang ekstrovert dan bawelnya sejagat raya. anaknya periang dan suka hal hal yang baru. hidupnya berubah saat bertemu cowo berjaket kulit di tengah hujan Alvino Sejagad cowo yang bodo amat sama apa aja dan sangat suka dengan bau hu...