Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Sebagian siswa sudah banyak yang berhamburan keluar kelas. Tapi ada juga beberapa murid yang belum pulang sekolah karena masih ada tugas ataupun hanya sekedar berbincang-bincang bersama teman mereka. Termasuk Zidan dan dua curut itu. Mereka kini sedang berada di kelas mereka,11 ipa 4.
Zidan sedari tadi hanya duduk sambil memainkan ponsel nya. Beda dengan dua curut itu, Dito sedang memegang gagang sapu sambil bernyanyi nyanyi tak jelas dengan suara cemprengnya itu. Untung saja kelasnya sudah sepi, hanya ada beberapa murid saja, jika tidak, kasian telinga mereka mendengarkan suara Dito yang mirip ember pecah itu.Sedangkan Raka, ia kini tengah memegang penghapus papan tulis sambil sesekali mengetuknya diikuti dengan kepalanya yang manggut-manggut.
"berisik!" ketus Zidan melihat kedua temannya yang sedang konser dadakan itu.
"seru nih Dan, lo mau ikutan gak?" Tanya Dito memberhentikan nyanyiannya itu.
"iya,lo ikutan aja sini, biar ciwi-ciwi pada terpesona sama lo" Ajak dito.
"Gue mah mau ngapain aja tetep mempesona," Sombong zidan.
"kita juga gak kalah ganteng sama lo kali" Cibir Raka bercanda.
"gue aja, lo gausah" sahut Dito dan langsung mendapat jitakan dari Raka.
"Mas kok gitu sih sama istri sendiri, itu namanya kdrt tau" ucap Dito dengan nada alaynya seperti banci pangkalan.
"Najis!" jijik Raka melihat kelakuan temannya yang super alay.
"Gue pulang," ucap zidan dingin lalu melenggang keluar kelas dengan tas berwarna hitam yang ada di bahu kanannya.Langkahnya terhenti karena di depan pintu sudah ada gadis yang berdiri dihadapannya.
"eh,untung kak zidan belum pulang," gugup gadis yang diketahui kelas 10 itu. Zidan pun hanya memberikan tatapan dingin tanpa berniat membalasnya.
"ada apa dek kesini, ada perlu sama zidan?" tanya Raka mencairkan suasana agar tidak tegang. "ee-hhm aku cuma mau ngasih ini buat kak zidan" ujar gadis itu gugup seraya memberikan sebatang coklat berbentuk persegi panjang dengan bungkus berwarna ungu itu kepada zidan.yang diberi pun hanya menerimanya sambil mengucapkan "hm".dinginnya sampai mengalahkan kutub utara memang.teman-temannya memang sudah hafal betul dengan kelakuan zidan, setiap kali ada fans nya yang memberikan sesuatu, ia pun langsung menerimanya dan langsung meletakkannya ke loker mejanya.tak pernah ada yang ia makan, dan selalu diembat oleh kedua temannya itu.
"yaudah kalo gitu aku pergi dulu ya kak" pamit gadis itu pada ketiganya."iya dek, makasih ya" jawab Raka ramah mewakili zidan. Setelah gadis itu pergi, zidan kemudian balik ke kelas dan hendak meletakkan coklat itu di lokernya.
"eeehh,tunggu dulu, pasti mau lo taroh di loker ya, mending buat gue aja sini" cegah Dito sambil menahan lengan zidan.
"nih" ucap zidan sambil memberikannya pada Dito lalu berjalan ke luar kelas meninggalkan kedua sahabat nya.
"bagi sini dit," minta Raka pada dito dengan menjulurkan tangannya.
"dih, enak aja.Ogah! beli sendiri lah" tolak dito sambil membuka bungkusan ungu itu.
"pelit lo,gue doain lo sama putri gak langg-"
"eehh jangan gitu dong lo,gue udah susah susah perjuanginnya elah, iya iya ini gue kasih" Ucap dito setengah hati sambil memberikan secuil coklat kepada Raka.
"Nahh ini baru temen gue, yuuk cabut" ajak Raka sambil merangkul Dito keluar.
"Bacot!" cibir Dito.
Lalu mereka pun berjalan keluar kelas menuju parkiran dan langsung menaiki motornya,kemudian Raka melenggang pergi melewati gerbang sekolah disusul Dito yang ada di belakang nya.****
"Abang pulang..." Ucap Zidan saat memasuki pintu rumahnya sambil menenteng sepatunya itu.
"eh, abang udah pulang,makan bang, mama udah siapin makanan tuh di meja makan" Senyum lina-mama Zidan.
"Iya mah, Zidan ganti baju dulu terus nanti kebawah" Ucap Zidan hangat kemudian berjalan menaiki tangga untuk ke kamarnya yang berada di lantai 2.Zidan memang lebih hangat jika bersama keluarganya. Ia bukan tipe orang yang dingin jika bersama keluarga nya. Menurutnya, keluarga adalah tempat ternyaman untuk berbagi canda dan tawa.Ia pun akan jadi lebih terbuka jika sedang bersama keluarga nya.
Zidan langsung membuka pintu kamarnya yang berwarna putih lalu menaruh tasnya di kursi belajarnya dan sepatu nya di rak sepatu yang ada di kamarnya. Ia langsung merebahkan badannya ke kasur sambil beristirahat sejenak.Hari ini hari yang cukup melelahkan bagi Zidan.
Saat ini ia sedang melamun di atas kasur empuk miliknya itu.
"Kenapa gue jadi kepikiran keysha ya? Apa gue suka?Ah ngapain juga gue mikirin dia," gumamnya pada diri sendiri.
Tak bisa dipungkiri, sedari tadi Zidan memang sedang memikirkan keysha. Semenjak bertemu keysha di ruang musik tadi, ia jadi tidak fokus dan terbayang-bayang wajah Keysha."tok..tok..tok...Bang Zidan?Ayo makan siang,udah ditunggu mama dibawah,"
Lamunannya buyar ketika seseorang tengah mengetuk pintu kamarnya. Ya, dia adalah vania, adik Zidan yang masih berusia 5 tahun.
"Zidan pun langsung bangkit dari kasurnya kemudian membuka pintu.
"Iyaa sayang, yuuk kebawah" Ajaknya hangat kepada adik semata wayangnya itu.
"Iyaa kak" ucap Vania, terdengar sangat menggemaskan. Zidan lalu berjalan menuruni tangga dengan menggandeng Vania.Maap yaa kali ini pendek dulu. Author lagi males hehehe. Jgn lupa vote okee,nanti kalo pada vote janji deh bakal fast update:p
KAMU SEDANG MEMBACA
Keysha Stories
Novela Juvenil"senyuman lo manis key, dan gua suka itu" ucap zidan tenang. Deg. seketika jantung keysha berdegup sangat kencang, hampir saja jantungnya copot dari tempatnya. darahnya berdesir kuat mendengar ucapan zidan.apa maksud zidan mengatakan itu?dan apa zid...