Hans menatap Sharon, dari wajahnya terlihat kalau dia mulai bergeming apalagi saat Sharon mengatakan kalau dia pembunuh.
Bukan masalah benar atau tidaknya, berarti Sharon mengetahui sesuatu tentangnya. Padahal selama ini ia selalu berhati-hati saat melakukan pekerjaan gelapnya itu.
"Kau mau membunuhku juga? Huh?!" Sharon masih belum berhenti, ia kini melayangkan pukulannya lagi pada Hans.
Pukulan Sharon mengenai dada kanan Hans, membuat ia memundurkan satu langkah kaki kanannya ke belakang dan menopang tubuhnya.
Namun meski dia terlihat marah, Hans masih tetap diam dihadapan Sharon.
"Kenapa?.. kau kesal sekarang kan?.. bunuh aku sekalian!!" Sharon kini berteriak lebih kencang dan melayangkan pukulan yang penuh dengan amarah.
Sebuah tangan menggenggam pergelangan tangan Sharon dengan kuat, membuat Sharon tidak bisa berkutik lagi.
"Tolong hentikan, saya mohon anda menjauh dari tuan Hans" sahut Albert yang kini berada disamping Sharon.
"Menjauh? Setelah apa yang dia lakukan padaku? Kalian pikir semudah itu membunuh seseorang??!! Apa demi uang tiga milyar itu? Kalian anggap nyawa sama harganya dengan uang huh?!!!" Sharon kini semakin kesal dan mencoba melepaskan tangannya dari Albert.
"Kurung dia, jangan biarkan dia kembali" kata Hans pendek sambil berjalan pergi ke dalam.
"Apa?! Hei?!! Tunggu, katakan sesuatu padaku sialan!! Hei!!" Sharon tidak terima Hans pergi begitu saja.
Hans masuk ke dalam, pikirannya sangat terganggu sekarang. Sepertinya Sharon tahu sesuatu tentangnya, dia harus memikirkan masalah ini dengan dingin. Dia kemudian duduk di sofa sambil menghela nafas mencoba untuk menenangkan pikirannya.
"Hei!! Kenapa-hmmmph!!" Albert tidak tahan dengan teriakkan Sharon jadi dia langsung membekap mulut Sharon dengan tangan kanannya sambil menyeret Sharon ke sebuah bangunan kecil tidak jauh dari rumah utama.
Bangunan itu dibuat untuk dihiasi dengan tanaman dan bunga-bungaan. Tapi di bagian belakangnya ada sebuah ruangan kecil. Bisa dibilang seperti sebuah ruangan untuk menyekap seseorang.
Seorang pria yang sedang merawat tanaman itu terlihat kaget ketika Albert menyeret Sharon kesana.
"Buka kuncinya" kata Albert pada pria yang usianya tidak jauh dengannya itu.
"Ba... Baik" kata pria itu sambil bergegas.
Albert mendorong Sharon sampai Sharon tersungkur di lantai yang terasa kasar itu.
Albert kemudian mengambil tas Sharon dan mencari smartphonenya kemudian melempar kembali tas Sharon setelah dia mendapatkan smartphonenya.
"Katakan kepada si Hans kalao dia pria pengecut brengsek sialan yang bodoh!!" Teriak Sharon lagi saat Albert keluar dari ruangan dan mengunci pintunya.
Albert kembali memberikan kunci itu ke tukang kebun tadi.
"Awasi dia.. " kata Albert pada tukang kebun itu.
Albert kembali menemui Hans di rumah utama.
"Dia sudah saya sekap di ruangan belakang kebun" kata Albert kemudian.
"Apa dia merengek minta dilepaskan?" Tanya Hans.
"Tidak tuan, dia masih memaki-maki anda sampai saya pergi.. katanya anda pengecut brengsek sialan yang bodoh" jelas Albert dengan detail.
Hans langsung menyunggingkan senyumnya,
"Dia benar-benar sangat berani datang sendirian kepadaku" kata Hans kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Red Stain]
Romance'Hidupku sangat sederhana, aku tidak pernah menginginkan lebih. Menemani ayahku diusia tuanya sembari membantu mengurus restoran kecilnya, dan memiliki seseorang yang mencintai dan selalu ada untukku. Itu saja sudah cukup bagiku. Namun, ketika pria...