Kepastian

4.9K 625 42
                                    

Aku cinta kamu.
Tapi tetap, cilok number one HEHE.

~kang cilok

✨✨


"Nih, buat lo pada. Gak usah kaget tapi ye," Nata melempar pelan sebuah undangan berwarna biru gelap ke atas meja. Ia memang belum memberitahu teman-temannya perihal ini.

Dengan cepat Ali mengambil undangan tersebut. "Apan ni? Lo mau ngadain party ultah?" Celetuknya tanpa membaca tulisan yang tertera di undangan. Memang ya, bukan Biru namanya kalau waras. Suka mengesalkan.

Nata menggeplak kepala Ali, "Ya lo baca dulu anjai. Baru komen. Pen gue tenggelemin aja ini bapaknya si Neca." Sungutnya. Ngajak berantem memang kan.

"Apan si Nyet, itu? Undangan apan." Sahut Rien. Nanya sih nanya Yen, tapi itu tetep aja asik makanin nanas di mulutnya.

"Mau kawin lo, Nat?" Tanya Samudra pula. Nata hanya mengangkat kedua bahunya. Capek kang cilok tuh, punya teman pada lola banget brain nya.  Atuh ya dibaca. Ali juga mengesalkan si, bukannya dibaca malah dibolak-balik doang itu undangannya.

Gavare terbahak, "Ru, itu coba lo baca, anying. Malah dibolak-balik." Katanya.

Aldera ikut menyahut. Greget juga dia lama-lama lihatnya. "Blis, jangan bikin gue kepengen nampol lo ya. Lemot banget sial."

"Tar dulu. Gue hanya memastikan. Ini undangannya gaib apa gak," Balas Ali santai. Udah dibaca sebenarnya mah depannya. Cuma mau menguji kesabaran teman-temannya saja.

"By, jangan sampe aku suruh Neca getok kamu ya?!" Kata Prilly menyahut. Nahloh, kalau pawangnya udah bertindak, Ali auto senyum-senyum doang.

Untuk memastikan, Ali kembali melihat undangan itu dengan teliti. "Save the date. Pernikahan Nata dan Aldera. Kalau dilihat dari tanggalnya, ini acara bakal diadain minggu depan." Katanya, lagi lagi berucap dengan santai.

Ting..
Tong..
Ting..
Tong..

Lima detik...

Sepuluh detik...

Lima belas detik...

Dua puluh detik kemudian..

"WHAATTTTTT SERIUUUUUUUUUSS?"

"NYET, LO BACANYA BENER? ANJIR KAGET GUE."

"CILOKKKKK, ARE YOU SERIOUSLY?"

"WAHHH SHOCKED GUE."

"NJING KAGET, JANTUNG GUE MEROSOT KE PERUT."

"NATTTTT LO KESAMBET APAN MAU KAWIN?"

"NAT LO GA HALU KAN?"

"BANGUN NATTT! UDAH SIANG!"

"Ah sial lo semua." Dengus Nata. Kan, respon teman-temannya memang gak ada bisa membuatnya bahagia gitu. Malah begitu semua. Ya Tuhan, kuatkan Nata untuk menghadapi semua cobaan ini.

Karin sedikit merampas undangan di tangan Ali. Ih serius dia kaget. Aldera juga gak ada cerita kalau mau nikah. "Eh ini serius? Anjir. Tunangan enggak, langsung kawin iya. Wah Nata! Jangan-jangan lo ya? Abis lo apain si Aldera? Ngaku lo, cilok!" Tuduhnya. Bercanda doang sih. Kaget aja dia tuh. Huhu, Karin dilangkahin.

Kaylee yang sedang menggendong bayi mungil perempuan itu terkekeh, "Buset Ka Karin. Biasa aja atuh ka. Bagus itu, tandanya bang Nata udah mempersiapkan hatinya buat nikahin ka Alde. Daripada pacaran terus Ka, bisa bahaya mereka." Ujarnya. Btw, bayik yang ada dalam gendongannya Kaylee ini bernama Keylaa Belva Akalanka. Iya, anak ketiga dari Kevlar dan Kaylee. Beberapa waktu lalu, mereka sempat singgah mengunjungi panti asuhan bersama keluarganya. Ada seorang bayik yang sepertinya mampu menarik perhatian Kaylee. Usut punya usut, bayi ini diserahkan ke panti asuhan begitu saja karena sang ibu yang mungkin tidak bertanggung jawab penuh. Atas rasa naluri seorang ibu dan atas rasa kemanusiaan, Kaylee berniat untuk merawat bayik ini sampai besar nanti. Baik Kaylee maupun Kevlar pun sudah sepakat ingin merawat bayi ini. Bagi mereka, Keylaa pantas bahagia seperti anak-anak yang lainnya. Biarlah mereka yang ikut berkorban membahagiakan bayi ini tanpa mengharapkan apapun.

TPB Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang