Another talk.

122 29 5
                                    

28 Maret 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

28 Maret 2018

Hari ini Mr. Song cukup puas dengan hasil presentasi kami. Promo bulan depan malah dimajukan menjadi akhir bulan. Bertepatan dengan payday katanya.

Aku berjalan lambat ke kantin, melihat dompetku dengan kertas dari Jungkook yang masih terlipat rapi di sana.

"Myung-hee" dia mampu membuat namaku terlihat lebih cantik dari sebenarnya. Lucu juga.

"Jungkook.. Jungkook" bibirku mengucap namanya. Nama lelaki lucu yang mendiami meja pojok nomor 2 di cafe Dolcherro.

Hari ini aku akan bertemu dengannya lagi. Aku harap dia akan sedikit lebih terbuka. Aku tertarik dengan lukisannya, dengan semua cerita dibalik gambarnya itu.

Aku ingin tahu bagaimana dia memproses informasi menjadi visual, bagaimana dia menyampaikan makna lewat goresan tangannya.

***

Hari ini Seoul diguyur hujan. Aku terhuyung memasuki cafe dengan baju setengah basah.

Jungkook menatapku dari kursinya.

Sungguh aku malu, Aku menyesal harus terlihat seperti ini di depan Jungkook.

"Hai" Aku menyapa.

"Hai" Dia melambaikan tangan membalasku.

"Hujan ya?" tulisnya.

"Iya" Aku mengangguk, menatap celana panjangku yang basah kuyup.

"Sebentar ya" Aku memberi isyarat, meninggalkannya dan berjalan menuju meja Yoongi.

"Kulihat kalian sudah mulai akrab" Yoongi melemparkan senyum padaku.

"Baru kemarin," aku menjawab malu.

"Dia anak yang baik, kau bisa ajak dia berbicara" jawab Yoongi lagi.

Aku hanya mengangguk, memperhatikannya yang sedang menggambar dari belakang tubuhnya.

Jungkook memang menarik. Ada sesuatu di dalam dirinya yang membuatku betah berlama-lama tinggal di dekatnya. Selain karena wajah tampannya tentunya.

Aku mengambil kopi panas buatan Yoongi, serta beberapa kue sebagai pelengkapnya.

"Kau mau?" aku menyuguhkan sekotak kue di depan Jungkook.

Dia menggeleng. "Aku baru saja makan nasi dan Kimchi jjigae" tulisnya.

"Baiklah" Aku menyuap kue itu dan meneguk kopi hangatku.

Jungkook sedari tadi mengamatiku, sambil sesekali menggambar di buku sketsanya.

"Coba ceritakan aku tentang gambarmu" tulisku.

"Gambarku?" tanyanya.

"Ya"

Dia mengambil dua buah buku dari tasnya dan membuka halamannya.

"Buku ini berisi kota-kota yang pernah aku datangi sebelumnya" tulisnya.

Dia menunjukkan beberapa kota seperti Roma, Venice, Pisa, Singapura, Tokyo, Paris, dan banyak lagi. Semua disatukan rapi dalam satu buku.

"Waah, bagus sekali Jungkook!" ujarku.

Dia tersenyum lepas. Senang rasanya bisa melihat senyumnya yang lebar. Semakin tampan saja wajahnya itu.

Jungkook menunjukkanku bukunya yang lain, sambil bercerita kecil tentang makna dibalik gambarnya, persis seperti yang aku mau dengar.

Aku menyukai sinar matanya, terutama saat dia menjelaskan karyanya.

"Jadi hampir setiap hari kau kesini ya?"
"Kenapa kau memilih tempat ini?" tanyaku.

"Tempat ini nyaman, membuatku tenang" jawabnya.
"Kopinya juga enak" Dia menoleh pada Yoongi yang memperhatikan kami dari jauh.
"Kalau kau?"

"Aku kadang suka bosan sepulang kantor, jadi aku pergi kemari" aku tertawa kecil.

"Kalau kau bosan, aku tau suatu tempat yang bagus, mungkin kapan -kapan aku bisa mengajakmu kesana" balasnya.

"Benarkah?"

"Ya! Aku selalu pergi kesana, biasanya tengah malam. Apalagi kalau suasana hatiku sedang tidak menentu"

"Bagaimana jika besok?" bibirku membentangkan senyum dari telinga ke telinga.

"Bisa, besok kutunggu di sini ya" ujarnya.

"Oke!" jawabku.

Aku tidak sabar!

Handwritten Notes. // JJK Short Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang