20 Agustus 2018
Sudah beberapa hari Jungkook tidak datang, aku sudah beberapa kali bolak-balik cafe Dolcherro dan Jungkook belum juga datang. Di tanganku selalu kugenggam surat berisi pengakuanku, hingga kertas itu sudah mulai tidak karuan lagi bentuknya.
Aku hanya ingin tahu dimana dia sekarang. Sudah itu saja. Tidak lebih.
Kalau memang dia tidak mencintaiku, aku rasa menjadi temannya lebih dari cukup kan?
Hari ini hujan lagi. Aku benci memikirkan bahwa hujan mengingatkanku padanya. Tentang obrolan kecil kita di cafe waktu itu.
Yoongi berdiri di bar, melambaikan tangan padaku. "Myung-hee!"
"Hai Yoongi, Jungkook belum ada kabar ya?" tanyaku.
Yoongi menggelengkan kepala, menghela napas panjang, dan membuka mulutnya, "Aku menemukan kotak ini di depan pintu, dan ini tertulis untukmu" ujarnya.
"Untukku?"
Aku membuka kotak itu, didalamnya berisi dua buku kecil.
Ini pasti dari Jungkook.
"Yoongi, ini pasti dari Jungkook!" Aku memekik kegirangan.
Yoongi menaikkan bahunya.
Dalam buku pertama ada berisi kumpulan lukisan.
Dia menggambar cafe Dolcherro dari luar, penampakan jalanan Seoul, dan tulisan nama cafe di atas bangunannya.
Di halaman selanjutnya, dia menggambar pintu cafe yang terbuka, seakan membawa kita masuk ke dalam.
Setelah masuk ke dalam, ada gambar pemuda sedang berdiri di balik mesin kopi. Itu Yoongi, bisa kukenali dari caranya berpakaian.
Aku tersenyum melihatnya.
Jungkook menangkap semua ini dengan matanya, dan menyalurkannya di kertas persis seperti aslinya.
Setelah itu, ada interior dalam cafe, kursi, meja, dekorasi pada dinding, dan semua detail tergambar rinci pada kertas itu.
Seorang perempuan berambut panjang, memakai dress dan blazer, duduk menatap laptopnya sambil menyilangkan kakinya.
Itu aku.
Masalahnya, aku tidak ingat kapan terakhir kali aku memakai baju itu. Sepertinya sebelum aku berkenalan dengan Jungkook.
Jadi sebenarnya dia sudah memperhatikanku jauh sebelum itu?
Aku tertegun, membalik halaman demi halaman. Saat aku tersadar, ini adalah buku tentang aku dan Jungkook. Petualangan kecil kami yang dia rangkum menjadi buku ilustrasi.
"Jungkook" Aku berkata lirih.
Aku mulai merindukannya. Di bagian belakang buku tertulis beberapa kata dan tanda tangannya.
"Untuk Myung-hee, dan semua petualangan kita di Seoul"
Aku menutup buku itu dengan berat hati, membuka buku kedua, berharap dia menuliskan alasan kepergiannya, atau setidaknya perasaannya padaku selama ini.
Tapi tidak. Buku kedua merupakan tulisan percakapan kami, mulai dari kami berkenalan hingga saat terakhir kami bertemu.
Aku tersentak. Memandang seisi cafe Dolcherro yang kurang tanpa kehadiran Jungkook.
Mungkin memang benar, pertemuan kami memang singkat, tapi kehadirannya sungguh melengkapi kekosongan hatiku selama ini.
Beberapa orang dipertemukan terkadang bukan untuk bersama, Aku yakin ada alasan mengapa aku dipertemukan dengan Jungkook.
Dari semua kejadian dalam hidupku, mungkin Jungkook patut aku simpan dalam memori dan buku harianku.
Entah beberapa tahun lagi, bertemu lagi ataupun tidak, dia akan tetap menjadi Jungkook yang aku temui di pojok cafe Dolcherro.
Seseorang yang mengajarkanku bahagia dengan cara sederhana. Bahkan tidak dengan suara dan cara yang muluk-muluk.
Aku hanya berharap diriku menyisakan kesan yang sama pada hidupnya.
Untuk Jungkook dan kenangan kita di Seoul.
-Myung-Hee
KAMU SEDANG MEMBACA
Handwritten Notes. // JJK Short Story ✔
Fanfiction[completed] Hanya cerita tentang pertemuan singkat Myung-hee dan Jungkook yang layak untuk dikenang. ©geanatyas2020