Dengan waktu yang cukup lama, akhirnya mereka menemukan buku yang khusus disediakan Ratu untuk menulis tentang Rupus, mereka seketika menghentikan pekerjaan mereka. Secara bersama mereka membaca buku catatan itu.
Pada halaman pertama “RUPUS MAROLA”
Pada halaman beriktnya berisi tentang negeri mereka, mereka terus membaca dengan seksama pada halaman-halaman berikuya, hingga samapi pada tulisan yang mengisahkan tentang Rupus.
“Dia ialah salah satu dari peri, penghuni negeri kita. Rupus dikutuk menjadi makhluk mengerikan” Kata senja mengemukakan sedikit tentang Rupus
“Kenapa dia dikutuk ? adakah petunjuk untuk kita mengalahkan Rupus ? tanya Manza...
Senja tak menjawab pertanyaan itu, ia kembali melanjutkan membaca tulisan itu, seolah mencari jawaban dari pertanyaan itu.
“tak disebutkan apa kelemahan dari Rupus, tapi Dia dari peri api..., “ jawab senja
“Benarkah ??? Api akan padam dengan air” kata Lian meyakinkan
“Itu Benar sekali, kita harus sengajarkan kepada peri-peri pilihan untuk menguasai Ilmu air, kita akan membimbing mereka secara langsung” kata senja
“Baik” Mereka langsung meninggalkan ruangan rahasia tersebut, dan beristirahat.
Keesokan harinya, peri senja mengumpulkan seluruh pasukannya namun tidak pada waktu senja, melainkan pada waktu pagi. Ia dan pembesar negeri itu memilih beberapa peri unuk mengikuti bimbingan ilmu air untuk turut serta mengalahkan Rupus. Dan pada hari itu juga bimbingan dimulai.
Tidak terlalu sulit untuk mengajarkan kepada mereka ilmu air ini, dan senja tersenyum melihat semangat mereka untuk membebaskan Raja dan Ratu mereka. Dan dalam waktu tiga hari mereka sudah menguasai seluruh ilmu yang diajarkan.
“Baiklah, ini hari terakhir latihan kita. Kita mencobanya sekali lagi, konsentrasi sangat dibutuhkan dalam melakukan Ilmu air ini, akan ada sebuah keajaiban jika kalian mampu mencapai titik konsentrasi yang maksimal” Senja menjelaskan dengan penuh wibawa
Dan mereka melakukan latihan terakhir dengan penuh keseriusan. Mereka menguji kekuatan air mereka bersama dengan para pengajar mereka. Tidak ada yang dibedakan satu sama lainnya.
*Perii_Senja*
“Hari ini, saya akan pergi ke lembah kematian bersama pasukan pilihan. Kalian jaga twilight dengan baik, saling lah tolong menolong, dan jangan saling membenci. Kami akan pergi beberapa hari, dan kami akan pulang bersama Raja dan Ratu.” kata peri senja dengan sangat lembut sebelum mereka pergi ke lembah kematian
Suara riuh para peri melepas kepergian senja dan pasukan pilihannya. Sebuah perjalanan panjang yang akan mereka tempuh. Lembah kematian berada di ufuk barat, hutan belukar akan mereka lalui. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mereka selama perjalanan, mereka hanya mengikuti langkah peri senja. Sudah hampir setengah hari mereka menelusuri belukar
“Sebaiknya kita istirahat sejenak” ujar peri senja, mereka mengikuti senja, berteduh di bawah pohon rindang, mengistirahatkan tubuh dan sayap mereka.
Tiba-tiba datang seekor burung menghampiri mereka “kalian dari mana ? dan ingin kemana ??” suara itu mengejutkan mereka, serentak mereka mencari sumber suara tersebut. Dan mereka menemukan sumber suara tersebut dari dahan tempat mereka berteduh.
“kami dari negeri twilight, dan ingin ke lembah kematian” jawab senja
“Lembah kematian ? sebaiknya kalian urungkan niat kalian, itu lembah berbahaya” kata burung itu dengan penuh khawatir
“Aku pernah dengar tentang negeri kalian, Raja dan Ratu kalian berada di tangan Rupus bukan ? percayalah, tak ada yang pulang dengan selamat setelah memasuki lembah tersebut. Keluarga negeri kami juga telah banyak menjadi mangsa Rupus” lanjunya dengan wajah yang cukup menyedihkan
Senja mendengarkan dengan seksama, apa yang dia rasakan sama persis dengan apa yang selama ini ada di lubuk hatinya. Itu adalah sebuah resiko, dan dia sudah siap dengn resiko yang akan terjadi. Dia menatap seluruh teman-temannya, ada sedikit guratan ketakutan diwajah mereka
“Wahai burung, kami akan membebaskan saudara-saudaramu, do’akan kami semua bisa membebaskan mereka. Dukungan kalian semua itu adalah kekuatan kami untuk pulang dengan selamat. Percayalah... semuanya akan baik-baik saja” senja meyakinkan dirinya dan pasukannya juga sang burung.
“Baiklah, kami akan mendo’akan kalian. Selamat berjuang para peri...” kata burung tersebut
Dan mereka melanjutkan perjalanan setelah cukup beristirahat. Ditengah perjalanan mereka banyak bercerita untuk menghilangkan lelah dan ketakutan di benak mereka.
“Sebentar lagi kita akan sampai, lihat la lembah tinggi itu” kata senja sembari menunjuk ke tempat yang dimaksud
“Menyeramkan, dan suram” kata salah satu pasukan senja
“Kita harus terus berjalan, kita akan membebaskan banyak nyawa. Percayalah denganku, kita akan baik-baik saja” Kata senja menyakinkan teman-temannya
“iya, kita harus percaya dengan senja, Kita berjuang demi Raja dan Ratu kita” Lian meyakinkan
“Baiklah” jawab yang lain serentak
“Ayo, kita jlan lagi. Kita akan sampai sebentar lagi” ajak Manza...
Mereka terus menuju lembah kematian. Hari pun semakin sore, dan senja diufuk barat mulai terpanjar menyinari arah yang mereka tuju. Semangat yang tak akan pernah pudar buat mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Dongeng::Negeri Andalus Twilight..
ContoDisebuah kerajaan peri, hidup bersama ribuan para peri di bawah pimpinan peri senja. Negeri peri itu bernama negeri andalus twilight. kehidupan yang aman dan tentram di bawah pimpinan peri senja, semakin menambah kecintaan ribuan peri kepada pemimpi...