Ingin aku menertawakan luka
Menepis sengsara yang membelenggu dada
Ingin aku memandang cahaya
Karna menghabiskan malam begitu membosankan
.
Aku benci terjaga hingga tengah malam
Menatap langit yang kian mencekam
Tak satupun suara yang mampu terdengar
Hanya kekosongan yang tampak di mana-mana
.
Kepedihan semakin tergambar jelas
Air mata mengucur deras di pipi
Dengan batin yang tertampar keadaan
Memaksa aku harus tertawa bersama pedih
.
Dalam sebuah bangunan tua yang kubangun sendiri
Sebuah rumah yang menjadi tempat paling nyaman
Kini semua rata dengan tanah
Yang mampu ku lakukan hanya memandang pasrah rumah ku yang luluh lantah
.
Ingin aku menertawakan pilu
Menyerukan suara lantang
Tak apa!!!
Aku mampu menyelesaikannya
.
Tapi yang ada
Aku hanya tertunduk
Diam, tak mampu berbuat apa-apa
Seolah berkata, aku tak mampu
.Peniwen, 11 April 2020
Penulis Amatir
KAMU SEDANG MEMBACA
Mulut, Pikiran, dan Hati.
De Todokadang apa yang kita pikirkan tidak terucapkan. dan ada pula saatnya bahwa pikiran dan hatipun tak sejalan. saat di mana terjabak oleh beberapa pilihan. ada pula saat hati ini merasa bahagia, namun pikiran ini sedang terpukul keras. dan mulut ini b...