Reader P.O.V
Aku.... Adalah salah satu dari sekian banyaknya guru di sekolah biasa. Ya, sekolah biasa. Sekolah tempatku mengajar bernama Kisatsutai, entah apa alasannya diberi nama seperti itu.
Hari ini cuaca begitu cerah. Mungkin itu pertanda baik? Atau jangan-jangan pertanda akan ada suatu kejadian buruk yang datang?
Aku melangkahkan kaki memasuki gerbang utama sekolah. Para murid berlari cepat masuk ke gedung sekolah karena bell masuk akan segera berbunyi.
Aku juga mempercepat langkahku agar tidak telat dan menjadi contoh buruk bagi murid-murid. Namun, bukan itu alasan terbesarnya. Alasan terbesarnya adalah kepala sekolah yang akan memotong gaji setiap guru ataupun karyawan sekolah jika tidak masuk sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Setiap pagi kami para guru harus menghadap kepala sekolah dan memberi salam kepadanya. Tunggu, dipikir-pikir apakah semua sekolah lain juga melakukan hal seperti di sekolah kami? Terserahlah.
"(Nama)-san!" Sapa seseorang dengan intonasi keras sambil menepuk pundakku.
Sontak Aku memekik karena kaget dan langsung menoleh ke arah orang itu dengan ekspresi kesal.
"Shinazugawa-san, jaga sikapmu! Kita ini seorang guru, tahu? Harusnya kita menjadi contoh untuk semua murid." Ucapku kesal.
"Hehehe... Apakah kau pernah melihat jika Aku peduli pada murid-murid di sekolah ini? Ada murid saling baku hantam saja Aku diam." Ucap Shinazugawa yang membuat diriku bertambah kesal.
Dipikir-pikir lagi, apa alasan sebenarnya dia menjadi seorang guru?! Dia benci anak-anak, tak peduli pada anak-anak, tapi kenapa dia malah bekerja menjadi guru?
"Shinazugawa-san.... Apa alasanmu menjadi seorang guru?"
"Kamu." Jawab Shinazugawa singkat.
Aku terdiam membeku. Namun, Shinazugawa tidak menghentikan langkahnya dan meninggalkanku sendirian terdiam di tengah jalan.
Alasan dia menjadi guru adalah Aku? Apa maksudnya?
Selang beberapa saat kemudian, seseorang tiba-tiba saja menabrak bahuku. Aku yang membeku di tempat sambil melamun sontak kehilangan keseimbangan.
Saat wajahku sudah hampir menyentuh tanah, tiba-tiba saja seseorang menarik tas punggung yang Aku kenakan. Alhasil, Aku tidak jadi terjatuh.
Orang itu langsung menarik tasku yang membuat diriku akhirnya bisa kembali berdiri tegak.
Saat keseimbanganku telah kembali, Aku menoleh ke arah orang itu sembari tersenyum tipis.
"Terima kasi-"
Belum selesai Aku menyelesaikan ucapanku, rupa orang itu... Membuatku kembali membeku untuk yang kedua kalinya.
Rambut hitam legam, kulit putih pucat, serta mata merah bagaikan darah...
"Kau tidak apa-apa, Nona?" Tanya orang itu yang tidak lain adalah seorang pria.
Aku langsung tersadar kembali dari lamunanku, lalu mengangguk beberapa kali sebagai jawaban pertanyaannya.
"Kalau begitu, Aku harus pergi. Sebentar lagi waktunya masuk. Apakah kau juga guru di sekolah ini?" Tanya pria itu sambil tersenyum lembut.
"Ah... Itu... Ya, Ya, Aku guru di sekolah ini juga." Jawabku grogi.
"Salam kenal kalau begitu. Namaku Muzan, Kibutsuji Muzan. Aku guru Kimia baru di sini. Semoga kita bisa berteman, Nona..."
"(Nama), panggil Aku (Nama)!" Ucapku dengan intonasi sedikit keras.
Pria itu... Muzan, terkekeh pelan dan itu membuat wajahku memerah karena malu.
Muzan tiba-tiba saja mengulurkan tangannya, memberikan isyarat tak langsung bahwa Aku harus menggenggam tangan itu.
"Sekali lagi, salam kenal, (Nama)-san."
Aku menggenggam tangan Muzan perlahan. Entah mengapa, sentuhan tangannya terasa tidak begitu asing. Namun, Aku tidak ingat bahwa pernah bertemu dirinya.
"Salam kenal juga, Muzan-san."
Angin berhembus kencang. Menerpa pohon-pohon sakura dan menjatuhkan daun serta bunganya. Momen ini... Adalah awal dari kisah kami di sekolah.
Sebagai guru, sebagai teman, dan sebagai pasangan kekasih.
Prolog
[15-4-2020]
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Away!
FanfictionUntuk kalian yang rindu fanfiction [Reader x Muzan]. Keseharian (Nama) sebagai guru di sekolah Kisatsutai itu sungguh melelahkan! Disclaimer : Koyoharu Gotoge. Fanfiction : Kimetsu No Yaiba. [Modern AU]