Tumbal Pesugihan - 05

260 59 20
                                    

"Bu, pemijatan yang dilakukan selama masa kehamilan itu sebetulnya kurang dibenarkan, dikhawatirkan akan terjadi kematian bayi dalam kandungan. Sudah ada banyak kasus yang seperti itu," jelas Suzanne telaten pada satu Ibu-ibu hamil yang sedari tadi tetap ngotot soal pijat yang dilakukan sebelum melahirkan itu penting.

"Tapi, buktinya anak saya yang pertama ndak apa-apa, tuh! Kan dipijet supaya bayinya posisinya bener, Bu Dokter!"

Menghela nafas berusaha keras untuk terus menyetok rasa sabarnya, Suzanne mengulas senyum. "Nggak ada ceritanya seperti itu, Bu. Masalah posisi itu secara natural akan ditentukan sendiri oleh bayinya."

"Kalo ndak gitu ntar lahirnya sungsang gimana?"

"Ada jalan operasi." Suzanne menyahuti.

Wanita dengan perut buncit itu menjenjang alisnya. "Operasi mahal, Dok. Operasi itu cuma buat orang kaya!"

Operasi hanya untuk orang kaya, doktrin dari mana itu? Suzanne mengarahkan rambut panjangnya kebelakang.
"Sekarang sudah ada bantuan dari pemerintah kan, Bu? Ibu dapat kartu sehat? Itu bisa digunakan untuk meringankan biaya bersalin, entah secara normal atau jalan operasi."

"Kartu sehat apa?"

Suzanne mengerjap beberapa kali. "Kartu sehat, Bu? Semua warga di negara ini dianjurkan memiliki kartu tersebut." Wanita itu mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Seperti ini, Bu. Ini punya saya," beritahunya pada Ibu-ibu hamil tersebut. Menunjukkan sebuah kartu yang seukuran dengan kartu identitas penduduk.

Tangan wanita itu terulur untuk melihat lebih jelas bentuk kartu yang katanya kartu sehat itu. "Saya ndak punya kartu yang kayak gini, Bu Dokter. Emang cara ngurusnya gimana?" tanyanya mengembalikan kartu tersebut.

"Setahu saya kan setiap wilayah didata oleh perangkat wilayah itu masing-masing. Kalo di desa biasanya di data sama Pak RT, nanti kalo sudah jadi kita di kasih edaran terus boleh diambil di balai desa misalnya. Disini nggak ada yang kayak gitu, Bu?"

Hanya raut bingung dan gelengan kepala yang wanita hamil itu tunjukkan.

Kok aneh, ya? Apa informasi seterbuka itu nggak nyampe ke desa ini?

"Nanti akan coba saya tanyakan pada Pak Lurah soal ini. Yang terpenting tolong jangan memijat perutnya lagi ya, Bu. Terus vitamin yang kami berikan tadi juga harus dikonsumsi secara rutin," vokal Suzanne sebelum akhirnya mempersilahkan wanita itu hengkang dari ruangan yang telah diatur untuk tempat pemeriksaan terhadap Ibu-ibu hamil.

°°°

"Maksud kamu apa? Saya nggak pake susuk, ya!"

Gadis itu menggigit bibirnya. Sepertinya kosakata yang ia ucapkan menimbulkan kesalahpahaman.
"Ma-maaf, bu-bukan itu maksud saya."

Tentu saja Indira kesal bukan main kala ranum pemudi itu mengatakan bahwa dirinya seperti memakai sejenis susuk itu sebabnya ada cahaya yang mengelilingi tiap inci tubuhnya.

"Saya merasakan sesuatu yang aneh pada kalung yang Mbak pake, saya merasa sesuatu yang ndak baik akan terus terjadi pada Mbak karena kalung itu," terang Hanggini yang kontan mendapatkan pelototan tajam dari sosok pengikut dibelakang Indira persis.

Kedua alis Indira saling bertemu. Tangannya terangkat menyentuh bandul kalung yang menggantung di lehernya. Memangnya sesuatu yang tidak baik itu seperti apa? Selama ini ia selalu merasa baik-baik saja bahkan kalung itu sudah melingkar manis di lehernya sejak ia memasuki masa remaja.

𝙎𝙚𝙚𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang