"Anak kurang ajar!! Ibu belum selesai bicara! "
"Besok saja bu aku lelah "
Back to story~~~
Sementara di dalam bis
"Awal hariku akan dimulai hari ini, baby, momy akan bersamamu, kita kuat meski tanpa adanya dady" matanya tertuju pada perutnya yang mulai mengembung lucu, tak terasa air matanya menetes melihat bagaimana naasnya keadaannya saat mengetahui dirinya memiliki buah hati
Flashback
PLAK!
suara tamparan terdengar begitu keras
"Anak tidak tau diri!!! ,bikin malu keluarga saja!, pergi kau dari sini! " usirnya, yang menampar tadi adalah ayah zara , dirinya sangat malu mengetahui anaknya hamil diluar nikah padahal dia tau anaknya seperti ini karna kecelakaan juga
"Suamiku—, DIAM! " bentaknya
"Mulai hari ini kau bukan anakku!!! "
"Hiks... Hiks.., ayah, aku juga tidak tau jika akan seperti ini, aku mohon maafkan aku ayah" memeluk kaki sang ayah, meminta untuk dimaafkan dan tidak diusir, sang ibu yang tak tega pun akhirnya menghampirinya dan memeluknya
"Suamiku... Hiks... Kumohon jangan seperti ini hiks.. Putriku juga korban.. Hiks.. " mohonnya
Setelah lama berfikir, akhirnya sang ayah pun menyetujuinya permohonan istrinya, untuk tetap menerima puterinya di rumah tersebut namun...
"Baiklah, aku beri dia waktu dia 4 bulan tinggal disini, setelah itu pergilah dari sini ataupun negara lain " finalnya
"Hiks....hiks..., te te—rimakasih ayah, hiks, baiklah 4 bulan kedepan aku akan disini hiks" meskipun tidak rela tapi dirinya harus mau menerima keputusan itu, karna zara tau bahwa ayah dan ibunya pasti akan malu melihat dirinya hamil tanpa suami..
4 mounth liter~~~~~~
Hari berganti hari, hingga akhirnya 4 bulan pun tiba, mengharuskan zara pergi dari tempat tinggal orang tuanya, karna memang sudah saatnya pergi
Saat ini mereka, ayah, ibu dan zara sedang berada di airport soekarno-hatta,
Yaa, zara memutuskan untuk pergi ke negara Thailand, yang pastinya dia memiliki kenalan disana, awalnya ragu tetapi temannya selalu membujuk zara, hingga akhirnya zara pun menyetujuinya'Announcement
Untuk para penumpang penerbangan Thailand, diharap untuk memasuki ruang pengecekkan tiket dan masuk ke pesawat, dan diharapkan untuk duduk di kursi masing2
Terimakasih '
Mendengar aba2 dari sang pramugari, zara pun berdiri, dibantu ibunya dan ayahnya dibelakang mereka berdua
Sesampainya di pengecekan
"Ibu, ayah, aku pamit, sesering mungkin aku akan menghubungi kalian" pamitnya dengan nada lirih, sang ibu yang melihatnya tak kuasa menahan air mata
"Hiks... Hiks.. Nak, jaga dirimu baik2 disana ya, dan juga jaga anakmu ini" mengelus perut yang mulai membuncit ,
"Iya ibu pasti, sudah jangan menangis" mengusap air mata ibunya, dirinya juga ingin menangis tapi dia tahan2
"Ayah, aku pergi, jaga diri ayah dan juga ibu " menatap wajah sang ayah yang enggan untuk menatap nya kembali, ingin rasanya zara memeluk sang ayah tapi apa daya, ayahnya sangat membencinya
"Baiklah, ayah, ibu aku harus pergi sekarang" pamit zara.
"Zara tunggu!" panggil ayah zara
'Tes' tumpah sudah air mata zara keluar, selama 4 bulan ini ayahnya tidak pernah berbicara sama sekali dengannya ,akhirnya memanggilnya
Menolehkan kepalanya kebelakang dan melihat ayahnya berjalan ke arahnya
'Pluk' mata zara terpejam saat tangan ayahnya mendarat di pucuk kepalanya
"Jaga dirimu baik2 disana, jaga juga 'dia' " meskipun dengan wajah dan nada bicara yang datar, zara tau ayahnya saat ini menghawatirkannya
"Um, pasti ayah" tumpah kembali air mata zara namun dengan cepat ia hapus dengan kasar
"Pergilah nak, carilah kebahagiaanmu" tutur sang ayah setelah itu ayahnya kembali ke tempat semula disamping ibunya yg menangis dengan menatapnya
'Aku pergi...
Negaraku...... '
Tbc.
Bosen blm kalean?
Di chap ini kebanyakan flashbacknya mon maap
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IN THAILAND
Accióngatau intinya ya gini langsung baca aja, jelek juga ceritanya vote seterah lah gk vote jg gpp cuma halusinasi doang, Mohon maap jika ada kesamaan nama atau kata tempat