01. Perjanjian

2.6K 289 163
                                    

Seminggu, ya... Seminggu lebih tiga hari. Sudah seminggu lebih tiga hari EU disini, entah mengapa Indonesia jadi sangat penurut akhir-akhir ini. Hari ini pelajarannya adalah sopan santun. Tapi, karena ASEAN menelepon EU akhirnya EU agak sedikit menundanya. Ini juga sudah berlalu sehari setelah Indonesia bertemu dengan EU di ruang belajar sore hari. Indonesia masih mengikuti pembelajaran tanpa pemberontakan dan EU bersikap agak 'lebih' perhatian pada Indonesia.

Kini, Indonesia terdiam dengan menatap vas bunga tulip yang akan mekar nanti. Dia telah mengirimkan surat untuk Neth yang jarang muncul karena pertikaian dengan EU. Mungkin semuanya normal, Indonesia memutuskan untuk mengikuti aliran EU daripada melawannya. Mungkin.

"Indonesia, aku ingin bicara denganmu"

Vietnam menarik tangan Indonesia menuju taman. Tempat yang cukup sepi karena semua anak berada di dalam ruangan belajar. Topi... Ah, Caping? Entahlah, Indonesia melupakan nama topi yang dipakai Vietnam. Tapi, topi itu sekarang agak... Lebih lebar dan gelap.

"ada apa? Ingin join haremku?" tanya Indonesia dengan percaya diri.

"amm... Akan ku pikirkan, tapi aku mengajakmu ke sini bukan karena itu"

"lalu apa? jelaskan saja, aku akan mendengarkan"

"apa yang kau lakukan?!"

"maksudnya?"

"kau memutuskan untuk melawan Paman EU dan sekarang kau mengikutinya???!"

"apa maksudmu? Kau pasti sudah bermimpi panjang..." Indonesia berjalan menjauh

"EU tiba-tiba menghilang! PKI dan Petrus! Semua mencari ke sekeliling rumah! Kau sudah lupa?!"

Indonesia berhenti, mengapa Vietnam masih tau hal itu? EU melanggar perjanjiannya? Oh, dia memang menjengkelkan.

"apa maumu?" tanya Indonesia

Vietnam menghadapkan telapak tangannya pada Indonesia. Terdapat luka bakar berbentuk lambang USSR.

"mengapa kau menyerahkan diri!?"

Indonesia langsung menutup mulut Vietnam.

"jangan keras-keras!," Vietnam mengangguk "mari bicarakan ini nanti, temui aku di gudang saat pelajaran selesai"

.
.
.

"Indo, mau kemana?" Tanya Singapore

Indonesia yang berjalan bersama Vietnam adalah hal yang tidak biasa. Akhirnya Indonesia menjawab "cuman ke belakang, mau bicara tentang ekofarming"

Singapore membiarkan mereka pergi. Cukup biasa mendengar ekofarming untuk kedua petani itu. Yang penting tidak melakukan yang tidak-tidak. Apaan sih?

Mereka berdua memasuki gudang dengan kunci yang di pegang Indonesia. Gudangnya sangat berdebu, padahal katanya sudah dibersihkan. Vietnam berjalan duluan memasuki ruangan itu.

"pertama, mengapa kau menyerahkan diri pada Paman EU? " tanya Vietnam.

Indonesia duduk di sofa yang tertutup kain putih tanpa menyingkirkan kain itu. Ia yakin jaketnya itu akan kotor.

"kamu tau sendiri, kalau kita melawannya dengan kekerasan dan bersama malah membuat banyak korban. Akhirnya aku membuat perjanjian dengannya, tak kusangka kau masih tau. Gimana perasaannya ketika keadaan diubah sama Om EU?"

"Pertama sih, aku sama yang lain masuk ke cermin. Trs ada kantong dan isinya itu debu merah dan aku menemukan ini di dalamnya. Untung sempat ku bawa. " Vietnam menampakkan seringainya. Sebuah benda keemasan berbentuk lambang USSR. Indonesia tersenyum tipis.

Indonesia vs European Union ⏳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang