-01-

694 88 32
                                    

"The world breaks everyone, and afterward, many are strong at the broken places"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"The world breaks everyone, and afterward, many are strong at the broken places"

—Ernest Hemingway.

°°°

Hari semakin gelap, namun aku masih saja berkutat dengan kertas-kertas berisikan bermacam-macam  formula dan rumus di dalam ruangan yang kira-kira memiliki luas  15x5m² tersebut.Dengan bau bahan kimianya yang kental serta berbagai alat praktik di sekelilingnya.

Beginilah nasib menjadi bagian andalan  Klub sains, apalagi jika  perlombaan  akan diadakan dalam waktu dekat. Kau akan terkurung di Lab IPA, mengerjakan soal-soal rumit diberikan Sensei yang membuat kepalamu panas saat melihat satu nomor saja dan catat, kau diperbolehkan pulang jika kau sudah menyelesaikan setengah soal .

Setengah dari 200 soal.

Gila kan? Sudah begitu satu nomor jawabannya rata-rata tidak singkat lagi.Padahal bel pulang sudah berkumandang sejak dua jam yang lalu dan langit tampak nyaris berubah menjadi gelap.

Aku memang menyukai sains, tetapi jika lama-kelamaan seperti ini terus aku  merasa gondok pula dengan hal yang kusukai tersebut.

Tsuchigomori sensei sialan memang, dia kira aku robot yang dapat otomatis mengerjakan soal beranak itu tanpa merasa kelelahan apa ?aku kan juga butuh waktu untuk istirahat.

Dan jika begini terus, masa mudaku akan habis oleh hal-hal yang monoton seperti ini.Ck,sial.

Drrrt...

Ponselku yang berada  di atas meja tiba-tiba bergetar. Jujur ,aku terkejut sendiri melihat benda itu tiba-tiba berkedip-kedip karena saking fokusnya pikiranku terhadap rumus-rumus menjengkelkan itu.

Ternyata terdapat  panggilan masuk. Tanpa melihat Identitas si penelepon ,segera ibu jariku menekan tombol  Accept dan menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Ya—".

" AMANEEEEE!".

Belum saja aku menyelesaikan sebuah kata, suara melengking Tsukasa sudah terdengar di ujung telepon yang membuatku meringis dan otomatis menjauhkan benda tersebut.

Astaga,  apa lagi ini?.

" Kau ini ya, tidak perlu berteriak aku juga sudah dengar. Kau ingin membuatku tuli atau bagaimana hah?" Kesalku yang malah dibalas tawa olehnya.

"Hehehehe maaf!maaf! Kau masih di sekolah sekarang?".

" Ya, di Lab IPA. Ada apa?".

"Kapan kau pulang, Amane? Aku di rumah sudah nelangsa tahu" Tanyanya dengan nada memelas.

Aku yang mendengarnya  menghela napas   "Makanya ,masaklah makananmu sendiri. Dengan begitu kau tidak usah menungguku ".

" Kan kau melarangku  menyentuh dapur!".

ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑾𝒂𝒃𝒊-𝑺𝒂𝒃𝒊 ┊ Y. AMANE ˎˊ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang