"The world breaks everyone, and afterward, many are strong at the broken places"—Ernest Hemingway.
°°°
Hari semakin gelap, namun aku masih saja berkutat dengan kertas-kertas berisikan bermacam-macam formula dan rumus di dalam ruangan yang kira-kira memiliki luas 15x5m² tersebut.Dengan bau bahan kimianya yang kental serta berbagai alat praktik di sekelilingnya.
Beginilah nasib menjadi bagian andalan Klub sains, apalagi jika perlombaan akan diadakan dalam waktu dekat. Kau akan terkurung di Lab IPA, mengerjakan soal-soal rumit diberikan Sensei yang membuat kepalamu panas saat melihat satu nomor saja dan catat, kau diperbolehkan pulang jika kau sudah menyelesaikan setengah soal .
Setengah dari 200 soal.
Gila kan? Sudah begitu satu nomor jawabannya rata-rata tidak singkat lagi.Padahal bel pulang sudah berkumandang sejak dua jam yang lalu dan langit tampak nyaris berubah menjadi gelap.
Aku memang menyukai sains, tetapi jika lama-kelamaan seperti ini terus aku merasa gondok pula dengan hal yang kusukai tersebut.
Tsuchigomori sensei sialan memang, dia kira aku robot yang dapat otomatis mengerjakan soal beranak itu tanpa merasa kelelahan apa ?aku kan juga butuh waktu untuk istirahat.
Dan jika begini terus, masa mudaku akan habis oleh hal-hal yang monoton seperti ini.Ck,sial.
Drrrt...
Ponselku yang berada di atas meja tiba-tiba bergetar. Jujur ,aku terkejut sendiri melihat benda itu tiba-tiba berkedip-kedip karena saking fokusnya pikiranku terhadap rumus-rumus menjengkelkan itu.
Ternyata terdapat panggilan masuk. Tanpa melihat Identitas si penelepon ,segera ibu jariku menekan tombol Accept dan menempelkan benda pipih itu ke telinga.
"Ya—".
" AMANEEEEE!".
Belum saja aku menyelesaikan sebuah kata, suara melengking Tsukasa sudah terdengar di ujung telepon yang membuatku meringis dan otomatis menjauhkan benda tersebut.
Astaga, apa lagi ini?.
" Kau ini ya, tidak perlu berteriak aku juga sudah dengar. Kau ingin membuatku tuli atau bagaimana hah?" Kesalku yang malah dibalas tawa olehnya.
"Hehehehe maaf!maaf! Kau masih di sekolah sekarang?".
" Ya, di Lab IPA. Ada apa?".
"Kapan kau pulang, Amane? Aku di rumah sudah nelangsa tahu" Tanyanya dengan nada memelas.
Aku yang mendengarnya menghela napas "Makanya ,masaklah makananmu sendiri. Dengan begitu kau tidak usah menungguku ".
" Kan kau melarangku menyentuh dapur!".
KAMU SEDANG MEMBACA
ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑾𝒂𝒃𝒊-𝑺𝒂𝒃𝒊 ┊ Y. AMANE ˎˊ-
Fanfic[📍] H I A T U S -"𝘠𝘶𝘨𝘪-𝘚𝘦𝘯𝘱𝘢𝘪...𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘺𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘯𝘪, 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘪 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯�...