-02-

538 74 67
                                    

"how you love yourself ishow you teach othersto love you"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

."how you love yourself is
how you teach others
to love you"

-Rupi Kaur

°°°

Aku terpaku di depan jendela unit kesehatan yang membingkai pemandangan lapangan sekolah. Tak ada hal yang menarik di sana , hanya ada langit lembayung, Burung-burung gagak yang terbang jauh dan kesunyian yang menghias.

Namun ,bagai terhipnotis, aku terus mengamatinya dalam diam. Di tengah keheningan panjang itu,pikiranku seperti ikut tenggelam seperti matahari di ujung cakrawala.

Tenggelam menuju lautan memori yang meluap di ingatanku.

"Bodoh".

" Payah".

"Lamban".

Ah, lagi-lagi suara itu muncul.

Suara-suara cacian yang mengusik, diiringi suara tawa sarkastik dan tangisan pilu seorang anak malang yang membisikkan kata 'berhenti' dengan lirih.

Aku tahu, aku tahu semua ini hanya ada dalam di pikiranku. Ini tidak nyata.

Maka aku berusaha menekannya agar kembali hening, tetapi mereka seolah melunjak.

Berisik.

Cukup, kepalaku pening.

Aku pun memejamkan mata.Meski tidak mengusir suara-suara menjengkelkan itu , setidaknya rasa sakit tersebut akan berangsur berkurang.

'Kumohon cepat pergi'.

Srrrk.

Suara pintu geser membuatku sedikit terlompat karena kaget. Segera badanku berbalik ke belakang dan menemukan gadis itu sudah kembali dengan mengenakan baju olahraga.

"Oh, wah ,Kau sudah ganti.Cepat juga" Aku tersenyum. Meski dibuat terkejut, aku sama sekali tidak kesal.Bahkan aku senang.

Karena kedatangan gadis itu membuat ingatan itu buyar , alhasil suara-suara itu luput menghilang.

Ku amati si gadis yang sudah mengenakan baju olahraga saat ini.

—Yah, baju olahraga milikku sih, plus dengan Jaket Jerseynya.Gadis itu tak menjawab begitu kutanya apa dia memiliki baju olahraga yang ia tinggal di sekolah dan daripada ia sakit, ku pinjamkan saja bajuku.

Kulihat-lihat bajuku ini tampak sedikit pas di badan gadis itu, yang membuatku sadar diri bahwa tinggi badanku ini memang ternyata tidak beda jauh dengan seorang gadis, bahkan dia adik kelas.Aku sedikit tertohok mengetahui fakta tersebut.

Tunggu ini bukan waktunya mempermasalahkan hal itu, setidaknya aku lebih tinggi beberapa senti darinya, kan.

" Sekarang duduklah di atas kasur, akan ku obati lukamu"pintaku seraya membuka kotak obat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ꓸ᭄ꦿ⃔☕ 𝑾𝒂𝒃𝒊-𝑺𝒂𝒃𝒊 ┊ Y. AMANE ˎˊ-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang