- Cemburu

42 19 4
                                    

Disana Asha melihat Rafif yang sedang membersihkan sudut bibir Dinda. Entah kenapa saat melihat adegan didepannya hatinya merasa sesak.

"Lo dari mana sha? Lama amat?" Tanya syafana memecahkan lamunan Asha

"Ah, m-maaf tadi ngantri". Jawab Asha linglung dijawab anggukan oleh syafana.

"Eh main timezone yuk". Ajak Dinda yang diangguki mereka

Mereka pergi menuju timezone. Di depan Asha, ada Dinda dan Rafif yang sedang bermesraan. Terlihat Rafif merangkul bahu Dinda mesra sambil berjalan mendahului mereka.

"Kok gue jadi sesak sih". Batin Asha

Di timezone mereka berpencar dengan pasangan masing-masing. Dinda dengan Rafif, Asha dengan syafana dan Rafly entah dengan siapa. Mungkin bersama bayangannya sendiri.

Asha dan syafana mencoba bermain bola basket. Tapi fokus Asha hanya tertuju kepada Dinda dan Rafif yang ada di depannya. Disana, dia melihat Dinda dan Rafif bermain dengan gembira sesekali Rafif mencubit pipi Dinda. Syafana yang tersadar jika Asha sedari tadi melamun, menepuk pundak Asha pelan.

"Lo lagi mikirin apa sih dari tadi? Hutang ya?" Tanya syafana sambil menunjuk Asha

Asha menggeleng. "Ngga mikirin apa-apa kok. Cuman mikirin sesuatu aja"

Syafana mengangguk maklum. Mungkin Asha belum terbiasa dengan dirinya. Biarlah, nanti saat Asha siapa bercerita dia akan siap mendengarnya.

"Yaudah daripada galau, mending kita main lagi yuk". Ucap syafana semangat membuat Asha terkekeh pelan

"Yuk" jawab asha

Sedangkan disana, Dinda dan Rafif sedang bermain jepit boneka. Sedari tadi Dinda sangat heboh ingin mendapatkan boneka beruang yang cukup besar.

"Ayo Rafif, semangat!". Ujar Dinda heboh

Rafif terkekeh gemas. "Iya, tunggu ya"

Rafif dengan serius menggerakkan tombol ke segala arah berharap mendapatkan boneka yang diinginkan Dinda.

Usaha tak mengecewakan hasil. Rafif berhasil mendapatkan boneka beruang itu membuat Dinda memekik heboh membuat para temannya datang menghampiri mereka.

"Lo kenapa din teriak-teriak?". Tanya Asha bingung

"Hehe, gue cuman seneng dapet boneka ini". Cengir Dinda sambil menunjukkan Boneka yang baru saja Rafif dapatkan

"Dari siapa emang?". Tanya Rafly penasaran

"Rafif dong". Jawab Dinda

Semuanya terkecuali Asha dan Dinda terkekeh melihat sikap Dinda. Asha merasa cemburu melihat perhatian Rafif kepada Dinda. Tapi kenapa dia harus cemburu? Bukankah dia baru kenal dengan Rafif? Tanya Asha dalam hati.

Asha tak sadar jika sedari tadi teman-temannya menatapnya karena dirinya tiba-tiba melamun.

"Lo ngelamun lagi?". Tanya Syafana membuat Asha sadar dari lamunannya

"Kenapa sya?". Tanya Asha seperti orang linglung

"Gue tanya Kenapa lo ngelamun?". Tanya Syafana lagi dengan sedikit menekan ucapannya

Asha menggeleng. "engga papa, kepala gue cuman sedikit pusing aja".

"Pulang aja yuk". Bujuk Rafly khawatir

"engga ah, engga enak sama kalian". Tolak Asha tak enak

"engga papa kok Ya kan?". Celetuk Rafif sambil menatap teman-temannya

Mereka mengangguk kompak. "Iya, pulang aja ya"

"Yaudah deh". Ucap Asha pasrah

Mereka pun pergi dari sana dengan Asha yang digotong Syafana. Sedangkan mereka tidak menyadari jika ada salah satu dari mereka menatap Asha dengan tatapan yang sulit diartikan.

>>>

Sesampainya di rumah Asha langsung menuju ke kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya di atas kasur karena sangat lelah. Bukan hanya fisiknya yang lelah, hatinya juga lelah.

Asha langsung memejamkan matanya tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu. Sebelum tertidur dia berdoa, semoga besok semuanya lebih baik lagi.

Ya, semoga.

Keesokan paginya...

Hari ini Asha berangkat ke sekolah dengan sopir. Karena abangnya ada urusan jadi ya, dia diantar sopir. Tiba-tiba terdengar suara notif dari ponselnya.

Syafana Putri :
Lo udah dimana?

Asha Bintang Mutiara :
Lagi di jalan.

Syafana Putri :
Yaudah, hati-hati ya!

Asha Bintang Mutiara :
Iya.

Asha menutup ponselnya lalu memandang keluar jendela. Di pikiran nya banyak sekali pertanyaan yang sedang dia fikirkan. Ah, sudahlah kenapa harus dipikirin. Nanti dia jadi sakit lagi.

Tak terasa Asha sudah sampai di sekolahnya. Asha turun dari mobil lalu berpamitan dengan sang sopir lalu berjalan menuju kelas. Di perjalanan, Asha melihat Dinda dan raffif yang sedang berjalan bersama.

Mungkin mereka berangkat bareng. Pikir Asha

Asha pun mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke kelas. Tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya. Di arah berlawanan ada seorang pemuda sedang berjalan sambil melihat ponselnya. Hingga akhirnya suara tabrakan pun terdengar.

"Aduh". Ringis Asha sambil mengelus kepalanya

Asha berdiri sambil memegang kepalanya lalu menatap pemuda yang masih di lantai koridor itu. Karena merasa bersalah, Asha mengulurkan tangannya untuk membantu pemuda itu. Saat pemuda itu mendongak, dia dan Asha terkejut lalu berucap dengan kompak.

"Asha" Ucap Lelaki itu.

"Elang" Ucap asha bersamaan.

Ucap mereka kompak lalu tertawa bersama.

Tak sedikit para murid yang berlalu lalang berbisik melihat salah satu most wanted sekolah dekat dengan seorang anak baru. Terutama para siswi, tak sedikit ada yang memuji asha dan tak sedikit pula ada yang mencibir Asha.

"Maafin gue ya. Gue tadi buru-buru soalnya". Ucap Asha

"Santai aja kali" Ucap elang.

Asha terkekeh pelan. "Yaudah, duluan ya"

"Eh tunggu". Ucap elang sambil menahan tangan Asha membuat langkah Asha terhenti.

Sadar akan tindakkannya, elang melepaskan tangan Asha lalu menatap Asha. "Maaf"

"Kenapa?". Tanya Asha tanpa menghiraukan permintaan maaf elang

"Ke kelas bareng". Ucap elang tegas lalu menarik tangan Asha. Sementara yang ditarik hanya pasrah melihat elang yang menariknya seakan dirinya tali.

Tak sadar jika sedari tadi aksi mereka membuat para murid bertanya-tanya apa hubungan mereka. Bukankah mereka baru saja kenal? Itulah yang dipikirkan para murid yang sedari tadi menyaksikan adegan Roma picisan tadi.

Tak sadar juga jika sedari tadi, Dinda dan rafif melihat kejadian tadi dengan penuh kecurigaan.

***

Itu raffif sama Dinda kenapa ya?

Next part yah...

Aku sudah mencintai tapi kau pergi
Aku sudah menyayangi tapi kau malah berlari.
Asha Bintang Mutiara—

LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang