Payung

18 0 0
                                    

"rumahmu yang sebelah mana si sya ?" Tanya Ghani

"Gang cempaka itu lo pak" jawab Tasya.

"Apanya mesjid ?" Kini giliran Setyo yang bertanya.

"Aaa ya itu, belok kiri terus masuk gang pertama" jawab Tasya.

Dari sekat kaca ruangannya Tasya dapat melihat Rizky yang sedang tertawa dan tersenyum bersama Nara.

"Liatin apa si sya ?" Ujar Ghani.

"Eh enggak, itu si Nara kan ya" ucap Tasya.

"Wih pak Rizky ketawa bang" ucap  Ghani pada Setyo.

"Widihhh langka tuh" ucap Setyo.

"Emangnya kenapa pak? Kok heran banget" Tanya Tasya.

"Pak Rizky itu, jangankan ketawa, senyum aja jarang" ungkap Ghani.

"Makanya ini tu sesuatu hal yang langka" sahut Setyo.

Entah kenapa Tasya tidak menyukai saat Nara bersama dengan Rizky.

------------

"Sialan" umpatku didalam hati saat aku melihat pak Ghani, pak Setyo dan Tasya masih bercengkrama dengan posisi yang sama seperti saat 30 menit lalu aku meninggalkan ruangan ini. Mereka malah tambah asik. Sungguh ingin kulayangakan heels ini ke wajah tanpa dosa mereka.

"Udah ra?" Tanya Setyo.

"Udah pak" jawabku.

"Kamu udah kenal lama sama pak Rizky ya ?" Tanya Tasya.

"Siapa ? Aku ? Enggak kok, kan barusan kenal" jawabku jujur.

"Tapi kok kayak udah kenal lama banget sampe lama banget didalem ruangannya pak Rizky" ujar Tasya.

"Oh cuma ngobrol bentar tadi" jawabku seadanya.

"Ngobrolin apaan ra, sampe pak Rizky senyum senyum terus" tanya Ghani.

"Iya ya gan, pak Rizky kan gapernah senyum" sahut Setyo.

"Bodo la, males lo panggil gan, gue kan bukan akang akang jualan hape sat" ujar Ghani.

"Setyo bukan satyo, ngapain manggil sat siiii, nama lu kan emang Ghani jadi salahnya dimana kalo gua panggil gan ?" Kata Setyo.

"Ya masak lu manggil gitu depan Tasya si bang kan malu" ungkap Ghani.

"Eh iya sya Nanti jam 4 ikut meeting aja sya, sekalian belajar" ajak pak Setyo kepada Tasya.

"Eh boleh nih pak ?" Jawab Tasya.

"Ya boleh lah, masa iya meeting sama orang cantik gak boleh" kini giliran Ghani menjawab.

"Tapi masak Tasya aja yang diajak, Nara enggak ? Duh gimana ya ?" Ucap Tasya.

Aku yang merasa terpanggil menoleh ke arah sumber suara.

"Nara kan harus buat proposal buat besok, jadi Nara lain kali aja ikut meetingnya, iya kan ra ?" Tanya Ghani.

"Oh iya pak Ghani bener" ucapku sedikit terpaksa.

Bagaimana tidak, ini pertama kalinya aku kerja. Aku ingin mencoba banyak hal baru. Tapi baru begini aja udah sedih banget karena nggak diajak meeting. It's like a bad day ! Harusnya kalo Tasya diajak kan gue juga diajak ya.

"Yaudah deh, mau gimana lagi, nanti jam 4 kan pak, saya ketoilet dulu kalau begitu" ucap Tasya.

"Ati ati tas, mau dianterin nggak ?" Ucap Ghani.

Pletak

"Awwww"

"Paan si elahhhh" seru Ghani yang dijitak oleh Setyo.

BEAUTY INSIDEWhere stories live. Discover now