BAGIAN 5

1.8K 129 22
                                    

Eun Ji - If I Leave

Malam berikutnya, entah ini berkah Tuhan atau apa, orangtua Soojung memutuskan untuk pergi ke Jeju dengan alasan rapat mengenai proyek baru mereka berdua. Soojung pada akhirnya ditinggalkan sendiri bersama pengurus rumah. Sedangkan adiknya, Jaehyun, ikut bersama kedua orangtuanya.

Setelah menghabiskan makan malam dan mengantarkan orangtuanya pergi, senyum Soojung tidak hentinya merekah. Ia buru-buru langsung lari ke arah kulkas mengambil minuman milik ayahnya. Tidak lupa, ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi toko pizza dan ayam untuk menemaninya bersenang-senang malam ini. Meskipun pengurus rumahnya melarang, Soojung tidak peduli dan meminta mereka fokus saja ke pekerjaan rumah.

Langkah kakinya yang panjang tiba di sofa ruang tengahnya yang lembut. Dengan tangan yang penuh bir, Soojung meletakkannya di atas meja sembari menunggu camilan malamnya selesai. Saat ini ia sendirian di ruang tengah, karena pengurus rumahnya ada di belakang untuk mengerjakan pekerjaan mereka, dan saat ini pula Soojung merasakan keberkahan yang melimpah.

Jujur, ini pertama kali orangtuanya pergi berdua untuk sebuah proyek. Biasanya hanya ayahnya saja, tapi dari alasan yang ia dengar, kemampuan ibunya sangat dibutuhkan. Yang awalnya enggan meninggalkan Soojung, pada akhirnya Menyerah dan mengikuti perkataan ayahnya.

Dan tentu saja Soojung menghela napas lega. Akhirnya, hari kebebasannya tiba. Meskipun singkat, tapi ia akan menggunakannya sebaik mungkin.

Ting nong

Soojung bergegas untuk berdiri saat bel rumahnya berdering. Dengan tangan yang memegang dompet, ia berlari keluar membuka pintu dengan senyum lebarnya.

Akan tetapi, senyumnya itu pudar saat ia melihat seseorang yang tak ia harapkan datang, yaitu Oh Sehun, seraya membawa tas ransel biasanya.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Soojung.

"Aku diminta ibumu untuk mengajarimu, ingat?" Sehun perlahan masuk, atau lebih tepatnya memaksa.

Aku melupakan pria itu. Soojung mengingat jika ibunya berkata bahwa acara belajarnya bersama Sehun akan tetap dilakukan. Ia pun memutar matanya jengah dan kesal. Diikutinya Sehun ke arah kamarnya dan menatapnya tidak suka.

"Aku melihat bir di ruang tengah," ucap Sehun sambil mengeluarkan buku pelajarannya. "Kupikir di rumah ini tidak ada alkohol."

"Itu milik ayahku," jawab Soojung. Ia kemudian berjalan ke arah Sehun dan mengambil paksa buku yang sudah dikeluarkan itu. "Aku sedang tidak mood belajar sekarang, sebaiknya kau pulang." .

Sehun menatapnya datar, tidak menunjukkan ekspresi kesalnya, tapi saat itu juga Soojung menyadari satu hal, bahwa pria di hadapannya ini sedang tidak baik-baik saja. Kantung matanya menghitam, kurang tidur. Ditambah wajahnya yang sedikit pucat dibandingkan sebelumnya.

Itu membuat pertahanan Soojung melemah, membuat buku yang sudah diambilnya, kembali ke tangan Sehun.

"Aku dibayar dua kali lipat dibandingkan gaji tutormu sebelumnya, dan itu hanya untuk 2 jam 30 menit. Jadi, aku tidak bisa membuang waktu dan uang itu hanya demi mengikuti keinginanmu yang ingin berpesta."

Soojung mengerutkan kening. Bagaimana pria itu bisa tahu bahwa dirinya ingin berpesta sendirian? Apa ia adalah cenayang?

"Jadi duduklah. Aku akan membuat mood belajarmu membaik."

Ting nong

Itu pasti pesanan Soojung. Tidak memperdulikan Sehun, ia keluar dari kamarnya dan di dekat pintu, ia langsung menemukan pengurus rumahnya sedang mengambil makanan pesanan Soojung. Setelah membayarnya, Soojung membawa makanan itu beserta minumannya ke kamar, membuat Sehun sedikit terganggu karena aromanya.

2 Jam 30 MenitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang