3.

3 0 0
                                    

What's up gengs
Gimana gimana? Hampir satu tahun kan cerita ini ngegantung?
Kangen gak sih sama Rangga?
Enggak ya?
Yaudah kalau gak kangen gak bakalan aku lanjut sih
Hehehehe canda deng.

Ya aku minta maaf udah nge gantungin cerita tiba tiba dan malah up cerita lainnya kan ya?

Ya gimana atuh ya
Ya gitulah

Yaudahlah gausah banyak ba*ot deh

Enjooooooooyyy y'll

***

Elnara memasuki gerbang sekolah dengan senyumannya dan agak sedikit berlari,bukan karena telat namun ingin mengejar seseorang hoodie kuning yang menutupi kepalanya dengan tudung Hoodie. Elnara yakin siapa dia.

"Selamat pagi" ucap Elnara saat sudah sejajar dengan orang berhoodie kuning itu tak lupa dengan tepukan dipundak membuat orang itu sedikit berjengit kaget

"Astaghfirullah,gue kira setan siapa" katanya dengan mengelus dada

Elnara memberengutkan wajahnya "ihh Verrel mah,gue udah cantik gini juga masa dikatain setan sih"

Verrel tertawa mendengar nada kesal dari Elnara "Gak usah sok imut El,nanti gue baper. Lo gak mau tanggung jawab lagi"

"Heh bambang itu harusnya dialog cewek yaa,mana ada gue baperin lo. Yang ada itu lo tukang baperin orang"

"Astaga El,gue pendiem gini dibilang tukang baperin orang. Baperin dari mananya PEA"sunggut Verrel tak terima

Elnara menghela nafasnya jengah dan saat melihat ada adik kelas tengah berdiri di depan toilet, Elnara mempunyai ide yang mungkin cukup membuat sang ketua osis yang sok ganteng tapi emang ganteng ini nyadar

"Heh bambang, coba lo sapa sama senyumin deh dua adik kelas yang ada di depan toilet itu" ucap Elnara menarik hoodie Verrel agar berhenti sejenak

"Buat?"

"Udah lakuin aja"

Mereka berdua kembali berjalan dengan Elnara yang agak melambatkan jalannya agar berada di belakang Verrel,tentu saja untuk menikmati ekspresi dua adik kelaa itu dengan jelas saat verrel menyapa mereka

Verrel menoleh ke adik kelas itu dan menyapanya "hai" tanpa melupakan senyum seperti yang dikata oleh Elnara tadi.

Elnara dapat melihat muka bersemu dua adik kelas itu, salah satu dari mereka memegang dadanya yang sepertinya sedang ada konser didalam sana,dengan cepat Elnara kembali menyeimbangkan langkah nya dengan verrel

"Rel,lo harus liat muka mereka sih kocak. Merah banget" Elnara tertawa

"Jahat sih lo,El. Nanti kalau mereka beneran baper terus minta tanggung jawab gue gimana?" Tanya Verrel

Verrel itu emang orangnya cukup pendiam untuk orang yang baru mengenalnya namun kalau udah kenal,beh sans banget deh.

"Lagian lo mauan aja gue suruh,tapi epic banget sih pasti. Nanti sore gue mau masuk ke kelas mereka aja ah. Pasti masih rame deh mereka cerita cerita ke teman temannya" ucap Elnara dengan tawanya yang masih sesekali

"Emang lo tau mereka tadi kelas apa?"

Elnara mengangguk mantap " satu kelas sama Rangga mereka,kenapa mau kenalan?"

"Gak mau. Btw lo gak berangkat bareng Rangga El? Kok jalan tadi?" Tanya Verrel ketika sudah berada didepan kelas Elnara

"Lo tuh udah sampai sini baru tanya. Nganter adiknya dulu katanya"

"Oh. Yaudah gue ke kelas ya,bentar lagi bel"

"Yaudah sih rel ke kelas aja sana ah,nanti gebetan lo liat kita terus cemburu lagi"

"Gue gak punya gebetan ya,yang ada lo ga mikir ya kalau yang ada pacar lo tuh yang nanti cemburu sama gue"

"Lo gak nganggep si mbak sekertaris huh? Jahat sih"

"Udah ah ,bye El. Ati ati pitik lo cemburu" ucap Verrel diiringi tawa

Elnara masuk ke dalam kelas dengan diikuti tatapan dari teman temannya di sana. Elnara bingung apa yang membuat mereka menatapnya,apa penampilannya berantakan atau ada yang salah?

Elnara menjatuhkan bokongnya ke kursinya dengan santai mengabaikan tatapan teman temannya tadi namun apalah daya,Fara,teman sebangkunya sekaligus sahabatnya itu tetap menatapnya dengan tatapan curiga

"Kenapa sih Far?" Tanya Elnara yang sudah jengah dengan tatapan sahabatnya itu

"Lo berangkat bareng Verrel, El?"

"Enggak"

"Terus tadi?"

"Gue ketemu dia di gerbang tadi,jadi barenglah kan kelas kita sama dia satu lorong kan?"

"Iyasih"

"Kenapa sih?"

" Gue kira lo balik sama verrel dan putus sama dedek emesh lo itu"

Elnara melotot "Ngomongnya itu loh"

"Yaa gue kira kan ya,soalnya-" omobgan Fara terpotong karena guru mereka sudah datang menginterupsi kebisingan kelas ini

***

"Gila ya,heran gue kenapa hari inj harus ada ekonomi sih. Mumet banget gila,segala harus ngitung pendapatan negara lah inilah itulah" omel Elnara setelah memastika guru ekonominya sudah pergi

"Udahlah ngomelnya,yuk koperasi. Mau ganjel perut nih sebelum makan soto nanti" ajak Fara yang langsung diangguki Elnara

"El, gue nitip dong" ucap Ida teman sekelas Elnara

"Enggak ah,males pasti rame. Ikut aja yuk"

"Yaaahhh nitip elah,cuma gorengan sama lontong 5000 terus air mineral"

"Aish...sini sini" Elnara langsung mengadahkan tangan didepan Ida,yakali mau nitip tapi dibayarin

"Thankyou Elnya Rangga" ucap Ida dengan senyumnya yang dibalasi Elnara dengan memutarkan kedua bola matanya jengah

"Yuk far,nanti makin banyak yang nitip"

"Kuy"

Sesampainya di koperasi sesuai dugaan Elnara kalau disini itu penuh,itu pasti terjadi jika di jam istirahat pertama apalagi ini hari jumat. Dengan cepat Elnara dan Fara langsung masuk kedalam keramaian itu, cepat cepat mereka membeli agar dapat menghirup udara segar lagi. Namun ketika akan keluar dari situ Elnara merasa kalau ada yang menarik bajunya,sontak saja dia langsung berhenti dan menoleh.

"Awas nanti kegencet" suara itu berhasil membuat Elnara mengadahkan kepalanya

"Makanya itu gue mau keluar"

"Ayodeh sama gue" Elnara merasa ada yang memegang kedua pundakmya dan mendorongnya keluar dari ramainya koperasi itu.

Sesampainya diluar,Elnara langsung menghirup udara segar. Gila aja didalam sana bener bener engap. Jangan tanya kemana perginya Fara,mereka ketika masuk saja sudah terpisah.

"Ra,laper apa laper beli kok banyak banget"  Tanya Rangga yang tadi menariknya

"Bukan punya gue semua yaa"

Rangga terkekeh" Iya iya gue tau kok"

Elnara melihat Fara baru saja keluar dan langsung mendekatinya

"Pantes aja gue cari didalam gak ada"

***

Terimakasih sudah membaca

Dan

See you next part

Love Y'll

Bukan RANGGA dan CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang