sudahkan kebahagianmu sepertiku?

10 0 0
                                    

Petang ini. Ada fakta yang tajam sekali menghantam pikiran. Menjadi lamunan menjelang malam.

Aku mengenal dia dengan cara yang mudah. Semudah membalikkan telapak tangan. Sambutannya membuat aku terdiam memikirkan untuk memilikinya. Ternyata dia yang berhasil mendapatkan aku. Aku hanya duduk tenang menadah tangan.

Kita berjalan selayaknya dunia mempertontonkan kita. Entah senang atau iri. Atau membencinya.

Ku kenalkan dia kepada dunia "aku berhasil menemukan wanita yang ku harapkan selama ini". Hari-hari dilalui tanpa kebosanan, katanya.  Terus membuat cerita sambil bercerita sisi kelamnya. Aku menyimak sambil gerutu "kenapa tidak dari dulu saja kenalmu". Menjadi bagiannya adalah kebahagiaan.

Mendengarkan omongan orang lain tentangnya menjadi bumbu perekat bagi kita. Sesekali dia mencoba menyuruh pergi. Semakin itu juga aku keras ingin memiliki sepenuhnya, itu egois ku.

Aku menemukan gaya pacaran yang berbeda. Dosa menjadi hal biasa kita lakukan. Dia menawarkan sisi gelap. Sampai aku menjadi terbiasa untuk menginginkannya terus menerus.

Sejauh ini ia selalu memberikan hal baik ke aku. Bicara dia yang manis. Mendayu. Manja. Merayu. Lembut. Menjadi aku semakin percaya dia wanita yang kutemui.

Sampai akhirnya semua permasalahan muncul satu persatu. Dia memutuskan ku hanya soal kebahagiaan. Ia ingin bebas bagai burung terbang tanpa sehelai bulu. Aku menahan. Mencoba. Meringkih. Mengemis. Dia tetap ingin pergih.

Ia tak bahagia dengan dua dunia yang kita satukan.

Aku mengekang. Untuk kebaikan dia sebagai wanita. Aku memperbaiki dia sebagai wanita seharusnya, walau diluar seperti yang dia inginkan.

Budaya yang berbeda tidak bisa disatukan untuk diobrolkan.

Keras kokoh menjadi cirikhas dia. Ia merasa sudah cukup berdosa dengan dirinya yang menjadi org lain. Kamauanku.

Aku masih kokoh dengan pendirian. Aku baik untuk hal itu. Dia tetap mau menjalankan dunianya dalam sempit.

Otak yang pintar tidak selalu diikuti sifat yang baik.

Terserah. Apapun itu. Aku kecewa. Sejauh ini ku berjuang. Secepat ini berkahir.
Kamu melakukannya lagi dengan orang lain. Sudah berapa banyak lelaki yang kamu lakukan seperti ini?

Aku hanya bertaruh pada kebaikan. Semoga, kebaikan cepat menghampiri dirimu.

Awal cinta yang cepat. Akan berakhir cepat.
Selamat tinggal. Aku tak mau mengenangmu!

*Maaf jika alur ceritanya ga jelas. Ini ane buat dalam waktu sangat singkat dan langsng diketik diwetpet nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

mencoba bahagia pada diri sendiri Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang