• dua •

45 6 4
                                    


"Sialan lo, Sei"

Pintu kamarku yang memang tidak terkunci tiba tiba terbuka lebar begitu saja, menampilkan sosok kuntilanak-tidak, aku bercanda-Vena yang sekarang menatap tajam ke arahku.

Kalian pasti tahu kenapa kuntilanak satu ini marah padaku.

"Kenapa lo ninggalin gue?!" Vena melempar tote bag nya ke arahku. Untung nya aku sempat menghindar. Anak ini memang benar benar tak ada akhlaknya.

"Lebay ah" jawabku santai.

Vena melotot, "Lebay apanya?! Gue cariin kemana mana. Gak ada akhlak emang." Ia mengambil posisi duduk disebelahku.

"Lo lama. Gue ditawarin pulang bareng sama junior cakep. Ya gue terima lah"

Tersenyum, Vena mencolek colek daguku. "Gebetan baru?"

"Bukan. Ngajakin pulang bareng doang. Mungkin dia kasian liat gue kepanasan nungguin seseorang" Aku melirik sinis ke arah Vena.

"Hehe. Ada urusan dikit. Btw namanya siapa? Cakep gak?"

Astaga. Dasar Seina bodoh. Aku lupa menanyakan nama anak itu tadi.

"Gue lupa nanya nama nya. Cakep sih anaknya, Christian Yu kw"

"PARAH ANJIR. CAKEP DONG?! POKOKNYA BESOK LO HARUS KENALIN GUE KE DIA. GAMAU TAU TITIK!"

Aku berdecak. Kalau urusan seperti ini, Vena memang selalu gila. Dia selalu percaya diri mendekati laki laki tampan di dunia ini. Tak usah heran, dari SMA dia memang segila itu. Jangan ditanya seberapa buruk akhir percintaannya.

"Tau gak Sei-"

"Nggak"

Vena menarik rambutku, membuatku meringis. See? Benar benar akhlakless.

"Gue serius. Ada yang mau gue omongin soal.."

"Soal apa? Matematika? Sorry, gue-"

"Bercanda mulu setan. Serius ini"

Aku tertawa sejenak. Menyenangkan melihat Vena mengamuk seperti ini. Sangat mirip dengan Sunggokong.

Vena menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. Ia menatapku serius. "Gue ditembak"

"Kok gak mati?"

"Bukan ditembak mati bego. Ditembak cinta haha"

Aku ikutan terkekeh, "Ditembak siapa lo? Pak satpam?"

Vena menggeleng. Ia menunjukkan layar ponselnya yang berisi balon percakapan dengan seseorang.

Adrian :
I like you, ca. Want you be mine?

"Ca? Kok ca?" Vena tak menjawab, malah membiarkanku berpikir sejenak.

"Oh astaga. Mainan halu itu kan?"

"Rp, Sei. Bukan mainan halu. Gimana sih"
Vena kembali mengetik sesuatu di layar ponsel nya.

"Lu terima gak?"

"Iya, hehe"

"Halah. Kalo ternyata dia jelek gimana? Atau yang paling parah, gimana kalo sebenernya dia cewek?"

Vena mendorongku, "Lo mah. Ngehancurin ekspetasi gue mulu setan. Gue ngebayangin dia itu tuh Suga anjir. Dia pake karakter Suga soalnya. Mana orangnya rada cool gitu. Kan sayang kalo gue tolak"

"Parah sih. Dasar bucin"

"Terus? Lo sama Barista sok cool itu apa kabar? Payah lo, tau namanya aja ngga"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sleepless rainy nightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang