Tepat setelah satu bulan lama nya Vano tidak masuk sekolah dan kini ia menampakan kaki nya di halaman sekolah. Banyak pasang mana yang menatap nya terkejut.
Untuk apa Vano tidak masuk sekolah dalam 1 bulan? Tentu nya hanya bolos semata dan tanpa izin yang jelas. Ia tidak akan di DO dalam sekolah, karena sekolah itu milik kedua orang tua nya.
Mungkin pikiran kalian Vano sangat semena mena dengan sekolah nya dan hanya mengunakan kekuasaan nya saja. Tentu saja kalian salah besar, Nilai nya nemembus semua kenakalan nya, di setiap semester ia pasti berada di peringkat pertama dengan nilai yang sangat sempurna.
Banyak wanita yang mendekati nya, tapi sayang ia sangat dingin dan cuek dengan sekitar nya, hati nya seakan tidak memperbolehkan siapa pun untuk masuk dan menempatinya. Hati nya sedingin es.
Di sekolah ia bahkan hanya mendapat teman sedikit, bukan nya tidak ada yang mau tapi Vano sendiri seorang anti sosial. Teman nya hanya Darren dan Naya, teman sejak ia masih kecil. di mana ia harus menerima pahit nya hidup.
"Heii mas bro udh masuk aja, gimana liburan nya?" Darren datang dan langsung merangkul sahabat nya tersebut.
"B aja"
Singkat.Padat dan Jelas.
"Kalian tau nga ada anak baru, kelas 10 IPA B" Naya tiba tiba berucap di sela sela mereka berjalan.
Darren terlihat antusias sedangkan Vano mendengarkan tanpa minat sedikit pun, ia sangat malas. "Cewe apa cowo?."
"Cewe lah, kalo nga salah nama nya Aretha."
"Wah boleh nih sikat." Darren tersenyum lebar, "Eh jangan goblog! dia anak nya polos gampang banget di kibulin, denger denger juga dia sering di bully karena anak beasiswa dan kata nya juga sering nawarin Cake."
Vano mengerutkan alis nya bingung, apa yang salah dengan anak beasiswa dan orang yang suka Cake? jujur ia tidak suka urus campur masalah orang lain, tapi mendengar kata Cake, ia jadi mengingat gadis tersebut. Gadis yang sudah membuat nya tidak tidur selama tiga hari.
"Apa yang salah sama anak beasiswa sama Cake?," Darren terlihat jengkel.
"Rumor nya sih karena dia dari kalangan rendah."
"Emg hrs d bully?" Vano menangapi membuat kedua teman nya kebingungan, tumben sekali Vano mengurusi hal seperti ini? Bukan Vano sekali.
"Y-ya gue nga tau, rumor nya sih gitu, tapi gue nga pernah lihat langsung." Vano menanggapi nya hanya mengangguk angguk dan berlanjut melanjutkan langkah nya.
Koridor kelas 10 terlihat ramai oleh siswa maupun siswi yang mengerubungi seseorang, dan terdengar juga canda tawa seorang wanita.
Vano dkk berjalan ke arah keramaian tersebut, para murid yang melihat Vano pun menyingkir, karena tak ingin berurusan dengan ank pemilik sekolah.
Vano berhenti. Menatap kedepan nya, Seorang siswi yang sedang di Bully oleh 5 orang kakak kelas nya, ia menundukan kepala nya, rambut yang acak acak an terkena telur busuk yang sudah bercampur dengan tepung, dan jangan lupakan baju yang sudah basah kuyup terkena air kotor.
"Anak kaya lo tuh nga pantes sekolah di sini!"
"Beasiswa aja bangga!"
"Lo nga usah sok sokan nawarin Cake ke kita karena selera kita itu tinggi! nga murahan kaya lo!"
Vano menatap kearah siswi tersebut, bahu nya bergetar kecil, di dekat nya ada sebuah Cake yang sudah hancur beberapa, Vano teringat akan sesuatu. Cake itu... Cake itu mirip dengan Cake yang gadis itu berikan pada nya tempo hari lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cake & Coffe
Teen FictionAretha seorang perempuan pencinta Blue dan hal hal yang berbau manis seperti cake. Berbanding terbalik dengan Vano, seorang lelaki yang menyukai warna mononton dan hal hal yang pahit seperti coffe. - - Jgn jd pembaca gelap! - Don't copy my story! ...