(Halaman 3)

5 0 0
                                    

Kembali pada rutinitas ku sebelum ujian akhir semester menyerang, membaca novel di tempat favorit, "Freedom Cafe". Sebuah cafe yang tepat setahun lalu, 23 Desember 2018, resmi ku buka bersama dengan Derry, --kakak ku yang cerewet. 

Kakak ku ini sudah lebih lama tinggal di kota ini, karena alasan kuliah, namun ia sudah lulus tahun lalu, Juli 2018, di universitas yang sama dengan ku. Kami mendirikan cafe ini bersama. Pada waktu itu, derry menelpon ku dan mengajak ku untuk membangun sebuah cafe —blablabla... dan kemudian tanpa berpikir panjang aku langsung menyetujuinya. Karena aku pun juga menginginkannya. Saat itu, aku dan derry sedang berada di kota yang berbeda, jadi nya aku yang menyusun rencana bisnis ini dan mengenai dana nya, derry menyuruh ku untuk meminta bantuan dari ayah dan ibu. Dalam beberapa hari kemudian aku berbicara ke orang tua ku dan mempresentasikan nya di depan mereka sendirian, dan sisanya derry yang akan mengurus. Cukup simpel. Namun, ini merupakan permintaan pertama seumur hidupku ke ayah dan ibu diluar dari keperluan hidup dan aku juga memohon kepada mereka untuk membantu ku dan derry. Alasanku tak pernah meminta sesuatu kepada ayah dan ibu adalah karena aku membenci uang.

 Saat aku kecil, aku melihat banyak kejadian yang buruk yang disebabkan oleh uang seperti korupsi, pembunuhan, pertengkaran, dan lainnya. Dengan uang, jutaan orang di dunia telah terhipnotis untuk melakukan apapun agar mendapatkannya. Meskipun orang tua ku berkecukupan, namun sejujurnya, aku adalah orang yang membenci uang, tapi aku juga tak munafik bahwa aku tetap membutuhkannya untuk hidup. Aku sadar akan hal itu. Karena, memang begitulah cara kita bertahan hidup di dunia ini. 

Semua waktu KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang