Apa kau tak merasa doa-doa menyentuh jiwamu?
Apa tak menyediakan waktu untuk hening sejenak? Menangkap kesunyian yang merambati dadamu.
Mendengar kersik yang berbisik namamu.
Pertanda rindu datang bertamu.
Apa benar tak mau berbagi.
Sedang tangan selalu beriringan dengan kaki.
Sedang jantung selalu menatap cemas hati. Agar tak ada detak yang terhenti.
Mengapa malah mementingkan bahasa. Bagi hati yang direjam sunyi diperlukan bahasa.
Penanda dan pertanda hanya pada genang di mata. Yang menetes jatuh menembus dada.
Apa rindumu ditelan Pandemi, sayangku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Dialog Rindu
Poetryharusnya kau bisa pahami bahwa nama lain dari cinta adalah derita