1| Not mine.

107 6 0
                                    

Tolong, jangan ngusik kalo gamau di bacotin.

-Aprilia Adera-
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"April!" lamunannya membuyar, saat seorang perempuan dengan rambut pirang sebahu memanggil namanya.

"Apaan sih, ngagetin aja lo." April terlonjak kaget, sambil menatap Risa, sahabatnya yang memanggilnya dengan tatapan sinis.

"L-lo masih kenal Adam ga?" Tanya Risa.

April berdelik, "Adam?"

Risa mengangguk menjawab pertanyaan April. April tersenyum kecil, lagian siapa juga yang bisa lupain dia. Orang yang diam-diam dulu dia pandang, bahkan hampir sempat jadian tapi hanya karena jarak tiba-tiba memisahkan hubungan mereka.

Cuman gara-gara jarak? Oke, maklumlah dulu jaman SMP mereka dekat. Mangkanya masih di namakan cinta monyet. Dulu, Adam sering banget modusin April. Sebagai cewek, dulu April juga bersikap jual mahal dong. Eh taunya April malahan kepincut sama Adam, sampai jatuh cinta dalam diam.

Sampai dia nggak berani buat ungkapin itu semua, meskipun mereka sudah tukeran nomer ponsel dan sering balas pesan. Bukan balas perasaan.

"Lo ada nomer hp ga?" Tanya Adam waktu itu saat ketemu April di kantin belakang sekolah.

"Ada, tapi barengan sama nyokap gua," Jawabnya jujur. Adam diam seketika setelah mendengar jawaban April, entah apa yang ia pikirkan saat itu.

"Hm, tapi lo inget nomernya nggak?" Tanya Adam lagi.

Mata April menyipit saat itu, "Nggak, ngapain nanya-nanya sih," tanya April sedikit risih.

"Gua mau minta nomer lo."

"Buat apaan gila,"

"Yaaaa, hmmm.." Adam berdehem, sambil mencari jawaban yang tepat. "Buat nanya-nanya Bahasa Inggris ae,"

"Lo yang kakak kelas Dam, ngapain nanya ke kelas 7, nggak sehat emang," jawab April sinis saat itu.

"Gua bego dalam pelajaran bahasa Inggris, jadi gua mau minta tolong sama lo. Secara otak lo encer kan kalau pelajaran Bahasa Inggris," Alibi Adam.

" Wah sotau lo, tau dari mana si? Lo stalk gua? Ngaku lo."

"Hmm, anuuu.. Anuuu,.."

"April! Woy, Pril!" Panggil Risa membubarkan pikiran April yang sedang mengingat kenangan dulu.

"Yaelah ini bocah, ditanya malahan ngelamun, lo sakit apa gimana ya?" Tanya Risa, sambil menggetok kepala April pakai buku.

"Gua masih kenal Adam, kenapa?"

"Hmm oke-oke, lu kenal Dea anak 11 Agama 2 ga?"

April memutarkan kedua bola matanya, mendelik pada Risa, "Lo mau ngomong apa sih sebenernya? To the point napa elah,"

"Jawab dulu setan! Lo kenal Dea ga?"

"Iya gua kenal, anak misterius lemot itu kan? Kenapa?"

"Kemaren gua liat dia jalan sama Bang Adam, "
Sontak mata April membulat, bukan mendengar pernyataan Risa, tapi saat tahu Adam ada di Jakarta.

"Serius lo?" Tanya April.

"Iya gua liat mereka di Mall,"

"Bukan, bukan itu. Berarti Adam ada di Jakarta dong? Dia ngapain di Jakarta? Kuliah atau apa?"

"Ya mana gua tau setan, gua bukan emaknya. Kemaren gua liat sepintas doang,"

April menghembuskan nafasnya kasar, "Ngegas mulu lu, anter gua mau nggak?" sambil berdiri, kemudian melangkah menuju pintu.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang