PROLOG

39 7 2
                                    

                Tiba-tiba sebuah tangan terulur di depanku. Aku mendongak menatapnya, seorang gadis rupanya. Namun untuk apa dia datang kepadaku?

Tanganya terjulur di depanku. Ah jangan lupkan senyuman yang terpatri di bibirnya.

Manis

"Hai! Kenalin namaku Embun" ucapnya masih dengan senyuman itu.

Tunggu, dia mengajaku berkenalan? Apa dia tidak mendengar gosip yang tersebar disekolah? Ya sebenarnya aku juga tidak tahu paasti gosip apa yang tersebar di sekolah busuk ini. Yang pasti aku tahu tidak ada yang mau berteman denganku sejak aku menginjakkan kaki di sekolah ini. Entah karena apa. Mungkin gosip itu?

Aku juga tidak begitu peduli dengan apa yang terjadi di luar sana selama parasit itu tidak mengganggu hidupku. Memiliki teman hanyalah membuat diriku susah, aku tak suka itu.

Walaupun sebenarnya ada getaran kecil ketika tangan itu terulur di depanku dengan senyuman. Hey siapa yang tidak kaget setelah hampir setahun tidak pernah ada yang mengajak ngobrol? Ya hanya kaget. Itu yang aku rasakan.

"ekhm hai"

Ucapan itu membuat atensiku kembali terarah padanya. Dia masih mengulurkan tanganya di depanku.

Bisa kurasakan banyak tatap mata yang menatap ke arahku dan gadis di depanku ini. Jangan lupakan bisik-bisik yang sebenarnya masih bisa ku dengar itu. Ah aku tidak suka itu. Apalagi mejadi pusat perhatian seperti sekarang. Aku benci ini..

Terpaksa aku menerima uluran tangan gadis itu supaya gadis itu bisa pergi. Namun aku tak membalasnya ucapannya. Tak perlu, pikirku.

Aku hanya membalasya dengan senyum tipis lalu menarik tanganku darinya. Shit, darahku berdesir saat tangan kami bersentuhan.

Gaadis itu akhirnya pergi. Aku bersyukur dan melanjutkaan makanku lagi.

Tiba-tiba kursi di sampingku bergeser. Ku lihat gadis itu lagi. Maunya apa? Sungguh aku taak suka kalau ada yang menggangguku. Sangat.

Aku meliriknyaa sebenar, ternyata dia membawa makannya ke mejaku. Makan bersamaku huh?

"aku makan diini ya? Oh iya, kamu belum nyebut namamu tadi tapi gapapa kok soalnya aku udah tau nama kamu hehe" ucapnya dengan cengiran yang terpampang di waahnya itu.

"ga" balasku singkat. Aku taak mau ada makan bersama parasit.

"oh ayolah Naresh please" ucapnya memohon. Aku tak membalasnya. Itu bukan sesuatu yang perlu dibals.

"diam berarti iya, yes!"

Aku cepat-cepat ingin menghabiskan maakananku lalu pergi dari hadapan gadis ini. Lihatlah beberapa pasang mata yang menghadap kemari. Aku balas menatap mereka yang otomatis mereka langsung menghadap kea rah lain. Cih penakut.

Aku makan tanpa mengidahkan atensi gadis yang ada di sampingku saat ini. Lalu setelah acara makanku sudh selesai aku langsung bangkit.

"Eh Naresh tunggu!"

Apa lagi ini? Kudengar dia langsung bangkit mengejarku. Tapi aku tak peduli, dia hanya membuaatku menjadi tatapan banyak orang.

Tiba-tiba dia sudah beradaa di hadapanku. Mengahaadangku untuk lewat. Bukan hanya menarik atensiku kepadanya tapi semua orang melihat kesini.

"ada apa?"

"ayo temenan!" ucapnya dengan girang.

Apa? Dia tak ssalah ucap? Kurasa dia hanyaa ingin mati.

Ku mengedarkan pandangan ke sekeliling sebentar. Shit aku benci menjadi pusat perhatian.

"Jangan disini" ucapku lalu menarik tangaannya ikut bersamaku. Dan yah, bisikan-bisikan dari orang di sekeelilingku terdengr lagi. Walaupun sebenarnya aku tak bisa mendengar jelas apa yang mereka bicarakaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAME OVER (KTH) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang