PROLOG🌠

9.8K 786 41
                                    

PROLOG

/ / /

Antariksa Series

MANTAN BALIKAN YUK!

_____________________________________

Spin of Antariksa Series : Aerglo.

Kisah dimulai dari mereka kelas sebelas. Harap melakukan penyesuaian waktu, agar bisa mengikuti alur.

🌠🌠🌠

Save the date

The wedding

Alam Madatirta
&
Venus Shelfira Kanya

Mars meremas undangan itu dan melemparkannya ke atas dashboard. Hari ini ... hari ini Mars tidak menyangka akan datang secepat ini.

"Gue nggak nyangka Ve bakal nikah. Bajingan emang!" ujar Bumi yang sedang menyetir.

Bumi mengantar Mars ke bandara karena bule itu mendapat jadwal flight dalam negeri. Tidak lama. Hanya seminggu.

Mars tidak menjawab, memandang ke jendela. Suasana hatinya sangat buruk. Venus menikah. Venus bakal menikah Minggu depan. Secepat itu.

"Lo mending batalin jadwal flight lo, deh. Gue khawatir masaan. Atau gue ikut lo, deh."

Mendengar Bumi, Mars pura-pura tergelak menatap cowok itu. "Apaan sih lo njing geli. Lebay mau muntah gue. Galaksi, Angkasa, lo, gue nanti juga bakal nikah. Nunggu waktunya aja."

Bumi tidak buta. Ia bisa merasakan kalau Mars patah hati. Undangan itu pun Venus tidak memberikannya sendiri. Venus menitipkannya pada Matahari dan Matahari menitipkannya lagi pada Bumi. Dan sampailah ke tangan Mars sekarang.

"Muka lo mana bisa boong sama gue. Nggak bakat!" respon Bumi yang memang sesuai kenyataannya.

"Galaksi pulang?"

"Pulang nanti hari Jumat. Mana mungkin dia nggak pulang Adeknya nikah. Nah lo mending nggak usah dateng. Gue temenin. Kita kemana gitu. Mabok kek apa kek."

"Otak lo!" Mars memukul jidat Bumi pakek ponsel, "gue juga dateng. Sabtu siang gue udah sampek Jakarta lagi. Dateng pas resepsi aja malemnya."

"Lo kalau patah hati ya patah hati ajalah. Nggak usah acting kayak gini basi banget. Pen gue mampusin lo tau nggak?" kata Bumi, emosi. Maunya cowok itu, Mars tidak menutupi apapun.

Mars memejamkan matanya. Hening. Bumi pun diam. Tak lama, airmata cowok itu jatuh walau matanya terpenjam.

Bumi melihat itu. Nafasnya terhembus gusar. Tidak tega. Mana mungkin ada orang yang baik-baik saja saat orang yang di cintainya menikah dengan orang lain. Mustahil.

Tidak ingin menganggu Mars lagi, Bumi lebih memilih diam dalam keheningan. Fokus menyetir saja.

Setengah jam berlalu, mobil Bumi sampai bandara. Kedua cowok itu turun lalu Mars mengambil koper hitam dan satu tas selempangnya. Matanya memerah. Bumi tahu Mars mati-matian menahan tangis.

"Mars."

Mars menoleh.

"Nggak semua hal bisa kita lakuin dan nggak semua hal bisa kita miliki. Kita boleh salah hati kita boleh patah. Ada waktunya kita lemah walau kita laki-laki."

"Di dunia ini, cinta bakal dateng dan pergi seenaknya. Semuanya bukan untuk menetap, tapi cuma untuk singgah. Cuma ada satu cinta yang menetap. Cinta itu yang nantinya bakal jadi tulang rusuk lo."

Mars mengangguk tersenyum tipis. Paham maksud Bumi.

"Mungkin ini kedengarannya jijik atau geli di kuping lo. Tapi lo harus tahu satu hal. Lo nggak sendirian. Ada gue ada Antariksa. Cerita sama kita kalau lo butuh."

"Hahaha." Mars terbahak menepuk-nepuk bahu Bumi, "udah santai aja. Gue masih kuat masih bisa nahan. Thanks tapi," ujarnya kembali tertawa. Malas mendebat, Bumi mengangguk saja.

"Mars?"

Hening.














"Kabarin gue kalau lo pulang. Biar gue jemput lagi."

🌠🌠🌠

Alam menggosokan keduanya tangannya. Dia agak gugup. Hari ini pernikahannya. Tinggal menunggu penghulu yang sedang ke kamar mandi.

Tadi Kharell sudah menenangkan membuat yang lucu-lucu. Tapi nggak mempan.

"Jangan gugup! Masak mantan wapresma gugup," tutur Venus di sebelah Alam. Gadis itu menggenggam tangan Alam. Karenanya, Alam sedikit tenang.

Penghulu datang. Semua undangan langsung diam. Hampir semua teman Venus datang. Bintang, Bulan, Matahari pun datang.

Galaksi juga ada bersama Atlas, Satelit dan anak Andromeda yang lain. Bumi tidak datang. Kata cowok itu pernikahan Venus tidak penting untuknya. Lebih baik ia main game di rumah.

Awalnya Galaksi marah pada Bumi karena absennya cowok itu. Namun tak lama Galaksi menyadari, jika Bumi bertingkah seperti itu karena Mars. Yasudah. Galaksi biarkan saja.

"Maaf menunggu," kata penghulu itu, mendapat anggukan dari Alam.

Lalu Guntoro berjabat tangan dengan Alam. Ia tersenyum agar Alam tidak gugup.

"Alam mau minum dulu, Nak?" tanya Guntoro namun Alam menggeleng.

Guntoro menghembuskan nafas panjang. Tidak menyangka hari ini ia akan menikahkan putrinya.

"Alam Madatirta, saya nikahkan engkau dan saya kawinkan engkau dengan putrid saya Venus Shelfira Kanya dengan mahar seperangkat alat sholat serta emas seberat lima ratus gram dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya Ve__"

"Sialan!" Galaksi berdiri setelah membaca pesan yang dikirim Bumi. Wajahnya langsung pucat entah karena apa.

Semua orang kaget melihat Galaksi menanyakan kenapa cowok itu.

Galaksi menundukkan tubuhnya meminta maaf karena membuat kekacauan. "Maaf, lanjutin aja!"

"Lo mau kemana, Gal?" Tanya Venus karena sepertinya Galaksi mau pergi.

Galaksi menutup wajahnya bingung. Saat Galaksi menurunkan tangannya, mata cowok itu mengabur dilapisi titik air.










































"Pesawat Mars hilang kontak."

Sesuai teori semesta yang sudah ada, Mars dan Venus tercipta untuk saling berdampingan, bukan untuk berpasangan.

Singkatnya, ini tentang Mars yang ingin Venus bahagia, walau ketidakhadirannya adalah caranya.

🌠🌠🌠

Antariksa : Mantan, balikan yuk! •

Antariksa's : Mantan, Balikan Yuk! + Mars Lordnando (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang