Prolog

300 29 4
                                    

Pagi itu menjadi saksi bahwa apa yang akan dia akhiri justru membuat satu kesalahan besar yang begitu fatal. Berulang kali kata maaf diucapkan, berulang kali pula kata tidak perduli diserukan oleh orang yang berbeda.

Dan entah sejak kapan, pandangan orang-orang terhadapnya berubah menjadi sinis.

Dirinya menangis dalam diam, menikmati kerapuhan yang tidak sengaja dia buat.

Banyak kata seandainya yang terus menggeluti pikirannya. Dan sekarang dirinya merasa bahwa dunia meninggalkannya seorang diri, tanpa orang yang bisa saja mengasihani?

'Demi Tuhan! Aku tidak bermaksud untuk seperti itu! Kenapa semua orang benar-benar menyalahkanku? Kenapa tuhan?! Kenapa?!'

Rintihan ucapan terus bergelut dalam hatinya, bibirnya bergetar untuk menahan tangisan.

'I'm so sorry. I so really really love him, but why? Why? Kenapa semuanya harus seperti ini?!'

Lagi, seruan dalam dirinya terus bergelut didalam hati.

Dan tanpa dia sadari, seseorang menatapnya dengan sendu, ingin memeluknya, tapi kekecewaan tersebut telah membalut hati orang tersebut. Yang sekarang dipikiran orang tersebut adalah miris

'Seandainya kamu mengikuti apa yang aku mau sejak dulu, kamu tak akan bertindak seegois ini sayang. Lihat? Anakmu menjadi korbannya.'

Dan orang tersebut berusaha menetralkan suaranya dan menahan sesaknya yang mendera didadanya, sungguh ini benar-benar menyakitkan!

"Pulanglah!" ucap orang tersebut dengan raut wajah yang datar, tanpa mau melihatnya.

Dirinya mendongak, menatap mata hitam legam tersebut dengan perasaan yang cukup sendu.

"Oppa tapi--" belum sempat dirinya menolak, orang tersebut berucap dengan tegas dan begitu menyakitkan.

"Aku bilang pulang! Pergilah dengan keegoisanmu, anakmu ah tidak, anakku biar aku yang mengurus nya"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, orang itu kembali masuk kedalam ruang perawatan, meninggalkan dirinya dengan tubuh yang bergetar menahan isakan tangis.

Dan tanpa perduli dengan tatapan orang-orang, dirinya melangkah begitu cepat sembari menghapus air matanya kasar, dirinya berjanji, akan kembali sebentar lagi. Ya, sebentar lagi kembali untuk memenuhi kewajibannya, namun sebelum itu dirinya harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang idol yang akan menjalani tour konser.

'tunggu mommy nak, 5 bulan dari sekarang mommy akan kembali untukmu, setelah itu mommy akan sepenuhnya menjadi milikmu!' kalimat yang diucapkan oleh dirinya inilah yang menjadi pukulan telak, bahwa dirinya akan benar-benar kembali.

Dan apa yang orang tadi katakan benar, bahwa dirinya kembali pergi dengan keegoisannya. Keegoisan inilah yang nantinya akan menjadikan dirinya sebagai seseorang yang sepenuhnya milik pria itu serta anak yang mengikat mereka.

Bentar, ijinkan aku untuk istighfar dulu 'astagfirullah'. Heh kenapa ini cerita baru imajinasi nya lancar banget😭 yang satu belum kelar malah bikin yg baru😭 aku minta maaf heh😭🙏 Stay With You chapter selanjutnya sedang dalam tahap pengetikan, aku tau nunggu itu ga enak, tp sabar yaa dikit lagi rampung ko, ntar klo udh rampung aku post hehe.

Btw, welcome to New story. Cerita baru yg muncul ketika aku ngelamun😭 aku kasi prolog dulu ya, klo respon bagus bakal aku lanjutin klo engga ya yauda mau masuk draft dulu hehe.😭

Happy reading! Sampai bertemu di chapter perdana yg entah kapan akan dipost🤣

Bye, salam sayang dari aku yang selalu plin plan ini hehe. Stay safe! Stay healty kalian semuaaa!!!!💋

Last Chance [SURENE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang