Happy reading
Sana. Gadis bermarga Minatozaki itu mendengus ketika melihat handponenya berdering. Bagaimana tidak? Setelah ia berhasil mendapat Klinik XX yakni tempat Tzuyu bekerja, Sang Ayah menelfon, yang dengan terpaksa harus ia jawab.
"Halo."
"Bisa Appa tanya kenapa kau harus mengambil klinik kecil dan rahasia seperti itu, sementara kau telah memegang tiga Klinik terkenal yang bisa terbilang besar?" Gadis itu merotasikan matanya kala mendengar penuturan Ayahnya dari benda pipih itu.
'Sudah kuduga.'
"Appa, tempat itu memang kecil. Tapi, para ahli Psikolog yang bekerja disana begitu profesional dalam menangani pasiennya. Aku yakin kau juga sudah mencari tahu data diri mereka satu persatu." Sahut Sana, malas. Gadis bermata indah itu memainkan kuku jarinya kemudian menopang dagu, menghadap jendela mobil.
"Baiklah, lagipula kau tidak bisa dilarang bukan? Appa hanya ingin minta satu hal." Mendengarnya, Sana menghela napas.
"Apa?"
"Tolong buat aku bangga sekali saja."
"Kapan Appa pernah bangga padaku? Sudah biasa bukan, kalau aku selalu mengecewakanmu? Lagipula kau tidak pernah mengakui apa yang selalu aku usahakan, walaupun itu adalah hal yang bisa dibilang membanggakan." Sahut Sana sarkastik, membuat Ayahnya bungkam sesaat.
"Yah, pokoknya itu yang ingin Appa katakan. Oh, dan juga Appa sudah transfer uang bulanan untukmu."
"Bahkan ketika aku sudah bisa menghasilkan ratusan juta Won, Appa masih saja mentransfer uang bulanan padaku." Usai berkata seperti itu, ia tak menyadari bahwa liquid bening tengah menumpuk di pelupuk mata. Namun, berusaha ia menahan rasa sakit yang tengah membuncah di rongga dada.
"Gunakan saja itu dengan baik Sana!"
Sana benar-benar merasa tidak berguna. Harusnya ia bisa menolak. Tapi, mulut sexy itu selalu tergerak untuk mengatakan, "Baiklah, aku akan menggunakannya jika memang diperlukan."
Tut!
Alibi.
Kalimat tersebut hanya sebuah alibi. Sana tidak akan pernah menggunakannya. Sekalipun sedang dalam keadaan susah, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menggunakan semua uang yang di transfer oleh sang Ayah. Setiap di transfer uang bulanan, Sana hanya akan menyimpan itu di rekeningnya, yang mana akan ia kembalikan lagi suatu saat.
Sana tidak suka diperlakukan layaknya anak kecil yang tak bisa apa-apa. Yang ia maksud adalah--- Oh, ayolah! Sana sudah melakukan berbagai cara untuk membuat Sang Ayah setidaknya mengakui kemampuan yang selalu ia torehkan dalam berbagai bidang. Tidakkah Ayahnya mengerti dia sekali saja? Oh, rasanya semakin dipikirkan, akan semakin pusing. Gadis cantik itu memijat pelipisnya, kemudian berujar pada Sang Sopir,
"Bisa anda lebih cepat Ahjussi?" Menurut, akhirnya Sang sopir menambah kecepatan.
--//--//--
Sementara itu, disebuah Klinik Psikolog, seorang gadis jangkung dan pria bergigi kelinci saat ini tengah memasang wajah terkejut atas penuturan direktur pemilik Klinik XX yang mengatakan bahwa dia tidak akan lagi menjalan klinik itu, karena sudah menjualnya pada Seseorang yang teramat kaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cracked |SaTzu
FanfictionKetika sebuah kesalahan membuat persahabatanmu Retak, akan sulit untuk memperbaikinya kembali. Cover by ©DeuxFois21