8

414 60 4
                                    

"We will be happy"

Aku berbaring di ranjang milik Kaname sambil menggam belati yang diberikan oleh ibuku sebelum dia meninggalkanku.

"Ibu, Sudah saatnya ya. Aku berjanji kali ini akan jadi yang terakhir. Kami semua akan bahagia seperti harapanmu."

Aku menusukkan belati itu tepat di dadaku. Sebelum benda tajam itu benar-benar menusuk jantungku Kaname kembali dengan ekspresi sama seperti hari dimana kutukan ini datang.

"Apa yang kau lakukan (Name)?!"

Dengan tubuh ini aku belum pernah melihat ekspresi itu lagi.

"Kaname. Kau tau asal kutukan ini bukan? Aku tidak benar-benar terlahir dari kutukanmu. Aku lahir karena harapanmu dan keinginanmu yang takut sendirian."

---
Flashback (Pertama kali (Name) dilahirkan)

Seorang gadis dengam tudung berwarna merah sibuk memetik mawar merah di sebuah halaman  sebuah rumah besar. Tidak lama setelah itu Seorang remaja laki-laki datang mendekat.

"Ah Ouji-sama kau sudah datang? Ini mawar untukmu. Sesuai pesanan~"

Sang pangeran merengut. Tidak seperti biasanya dia menunjukkan ekspresi diwajahnya, hanya pada dua orang. Tunangannya dan (Name) sahabat yang selalu bersamanya.

"Hai~ hai~ gomennasai~ Jangan cemberut begitu Ouji. Aku memberikan ini untuk tunanganmu. Ngomong-ngomong kau belum memberirahuku siapa tunanganmu."

(Name) merengut karena dia satu-satunya yang tidak diberitahu tentang siapa tunangan sang pangeran. Karena (Name) manusia biasa. Dan sang pangeran adalah calon raja makhluk malam. Sang Pureblood Vampire.

"Nee~ nee~ Ouji~ kau bilang aku ini temanmu. Hei kau bahkan belum menjawabku hari ini!!"

Pangeran tertawa kecil dan mengusap puncak kepalanya sayang.

"Aku bertunangan dengan--"

"Onii-sama~"

Belum sempat Pangeran menyebutkan nama tunangannya seorang gadis berlari kearah mereka. Rambut dan warna matanya senada dengan sang Pangeran.

"Kau datang. Ini dia petik khusus untukmu. Dan kenalkan dia (Name) temanku. Dan (Name) dia adalah adikku sekaligus tunanganku."

Pangeran tersenyum sambil menatap (Name) yang terdiam dengan mata kosong.

"Nee Ouji-sama. Dia adikmu kan? Kenapa dia akan menikah denganmu?Kalian menjijikkan."

Pangeran menjatuhkan buket mawar yang diberikan (Name) padanya. Ekspresi gadis itu membuatnya terluka. Mata itu menatapnya seolah sedang menatap kotoran.

Sejak hari itu (Name) tidak lagi datang menemuinya di taman mawar itu. Pangeran yang merasa kesepian hanya berdiam diri menatap hamparan mawar yang mulai layu dan gugur sia-sia.

"Onii-sama kau mencintai (Name)-chan kan? Kenapa kau tidak mengatakannya pada ayah kita? Kau bisa menjadikannya istrimu. Kita tidak perlu menikah. Onii-sama kau harus menemuinya sekali lagi dak katakan bahwa kau mencintainya. Dia pasti akan menerimamu."

Pangeran menatap adiknya lama dan mengangguk mantap. Dia berlari meninggalkan istana dan menemui (Name).

"(Na-Name) Kau di dalam?"

Pangeran mendorong pintu rumah itu dan mendapati (Name) yang sedang berciuman dengar seorang pria.

"Ah Ouji? ke-kenapa kau datang kesini?! Sudah kubilang aku tidak ingin melihatmu lagi. Kau menjijikkan. Aku sudah menikah dan mencintai Danna-sama. Pergilah."

Pangeran yang terluka  karena cintanya tak berbalas tambah terluka karena kalimat menyakitkan dari (Name).

Dia yang memiliki kekuatan besar. Menatapnya dengan mata terluka dan amarah.

"Kau. Kau akan terlahir kembali sebagai makhluk yang paling menjijikkan sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mencintaimu selain aku!!"

Pangeran mengeluarkan kekuatannya yang membuat gadis itu mati perlahan.

"Danna-san. Jika aku terlahir kembali berjanjilah untuk membunuhku."

Setelah itu (Name) mati dan terlahir kembali dan mati lagi tanpa ada seorangpun yang mencintainya. Itu terjadi berulang-ulang.

***

"Keadaan sudah berbeda Kaname. Kau tidak sendirian lagi. Ada banyak yang mencintaimu. Sekarang kumohon lepaskan aku. Kau harus benar-benar menghapus kutukannya. Aku juga- ingin bahagia."

Aku menarik tangan besar Kaname dan menggenggamnya erat.

"Sudah cukup. Aku yang salah, jadi kumohon maafkan aku Kaname. Aku tidak seharusnya meninggalkanmu atau menyebutmu menjijikkan. Kau tau aku sangat mencintai Danna-san. Maaf karena tak bisa membalas perasaanmu. Kau sudah tidak sendirian lagi. Kau bukan lagi Pangeran yang kesepian Kaname. Jadi kumohon lepaskan aku."

Kaname menusukkan taring tajamnya di leherku dan tangan kirinya menggenggam jantungku. Aku merasakan cairan hangat menetes di bahuku. Dia. Kaname yang tak pernah menunjukkan ekspresinya. menangis.

"Terimakasih karena sudah memaafkanku. Kaname. Dan maaf, karena sampai sekarang pun aku tetap mencintai Zero."

Setelah itu Kaname mencabut jantungku. Ini adalah akhirnya. Terimakasih karena sudah mencintaimu Aidou-senpai. Maaf karena sudah berbohong.

***

Zero berlari diikuti oleh Yuki menuju kamar Kaname. Bau darah yang menyebar diseluruh sekolah. Bau khas itu hanya dimiliki satu orang.

Zero akan mengatakannya hari ini, tentang perasaannya pada (Name).

"Apa yang kau lakukan Kuran?!"

Zero mengacungkan Bloody rose dan dihalangi oleh antek-antek Kaname. Aidou mendekat dan menggenggam ujung Bloody rose.

"Aku tau perasaanmu Kiryuu. Tapi ini adalah keinginnannya. Turunkan senjatamu. Kau tidak bisa membunuh sang Pure blood. Lagipula. Kaname-sama, pasti merasakan yang jauh lebih menyakitkan"

Zero tau. Dia sudah tau ini akan terjadi, (Name) yang memakai seragam untuk menemuinya. Dan kalimat yang dia katakan adalah ucapan selamat tinggal. Tapi kenapa Rasanya menyakitkan sekali.

Yuki menangis menatap tubuh yang sudah tak bergerak. Kaname menatap keluar jendela. Menatap jauh. Dia masih menggenggam jantungnya.

"Dasar bodoh. Aku tidak pernah mencintaimu. Percaya diri sekali."

fin



Knight Bride's (Kiryuu Zero X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang