Shiera Alisky Mahendra

45 8 4
                                    

Hari ini adalah hari keempat MOS. Aku menjalani rutinitas pagiku seperti biasa.  Bangun tidur,  mandi, bersiap-siap, sarapan bersama keluarga, dan berangkat sekolah dengan Lyra. Lyra adalah sahabatku sejak SMP .

"Hai " sapaku pada Lyra dengan suara dingin khasku.  Lyra hanya mengangguk lalu kembali fokus pada handphone-nya .

Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tidak terasa mobil Lyra telah memasuki ke halaman sekolah kami. 

Kami langsung bersiapa-siap untuk turun.

"Pak Joko,nanti Lyra pulang terlambat. Jadi tunggu Lyra telepon dulu. "ucap Lyra sambil membuka pintu mobil.  Aku berhenti sejenak untuk menunggu Lyra keluar.

Kami berjalan bersama dengan gaya angkuh kami.  Aku memakai earphone dan memasang tudung jaketku. Sedangkan Lyra, memakan permen karetnya dan tangannya sibuk dengan handphone.

Kami berjalan melewati koridor.  Banyak pasang mata yang menatap ke arah kami.  Entah tatapan apa itu,  aku tak peduli. Aku hanyut dengan lagu yang ku dengarkan ini. Lagu yang kudengarkan berjudul "Don't wathc me cry". Lagu yang milik Jojan smith dan dirilis tahun 2018. Lagunya sangat menyentuh dan ini adalah lagu favorite-ku.

Kami sampai dikelas dan duduk di bangku sendiri. Kami duduk sebangku, tidak ada yang berani untuk menduduki tempat kami.  Entah karena letaknya tepat berhadapan dengan meja guru atau karena takut kepada kami. Entahlah aku tak pernah memikirkan itu.

Aku melepas jaketku dan memasukannya ke dalam tas. Aku beranjak dari tempat dudukku. Lyra menatapku heran.

"Mau kemana lo? "tanya Lyra dengan ekspresi datarnya .

"Kantin. " ucapku singkat langsung menarik tangan Lyra. Lyra tak memberontak sedikit pun,  mungkin kerena dia sudah terbiasa dengan sifatku.

Kantin nampak tak terlalu ramai dan tak terlalu sepi.  Kami memilih meja di sebelah pojok kanan. 

"Lo mau pesen apa?  Biar gue yang pesen. "tawarku pada Lyra. 

"Batagor ama jus lemon. "aku segera memesan pesana Lyra dan pesananku.

Saat aku sedang mengantri, aku mendengar  siswi yang mengantri di belakangku sedang berbicara tentangku. Mungkin dia tidak tau, bahwa orang yang sedang dibicarakannya sedang mengantri di depannya .

" Lo tau gak , siswi baru yang namanya Shiera itu?! "tanya siswi itu menggebu-gebu.

"Tau lah,  cewek songong itu kan?! Mentang-mentang dia cantik , terus tuh cewek kelakuannya sombong banget !"jawab siswi satunya

"Iya, kayak sekolah ini milik keluarganya aja?!!! "gusar siswi yang sebelumnya

Aku berbalik dengan memasang ekspresi sedingin-dinginnya,  lalu berkata, "Kalo iya kenapa?! " ucapku berusaha menantang mereka. Mereka berdua langsung diam seribu bahasa.

"Lo songong banget sih, jadi cewek!  Mentang-mentang lo cantik terus lo sombong gitu!  Emang ini sekolah  milik keluarga lo gitu!! " bentak salah satu siswi tersebut.

"Kalo iya kenapa?!  Lo gak terima kalo sekolah ini miliki keluarga gue?!!! " tantangku pada mereka

" Lo itu, senior! Bukannya bersikap baik dengan adik kelas,  malah  ngebentak kek gitu ke adik kelas! Lo itu  tau diri gak sih, belum tentu lo lebih baik dari apda gue! Lo malah ngomongin orang dari belakang!"bentakku pada mereka berdua.

Mereka langsung diam seribu bahasa .Aku segera menesan pesananku dan langsung pegi dari hadapan mereka. Aku kembali ke mejaku dengan wajah marah.  Lyra menatapku lama.

"Kenapa lagi lo? " tanya Lyra mengerti suasana hatiku. "Gara-gara kakak kelas lagi?  Udah lah biarin aja mereka. " ucap Lyra menghiburku namun tak berefek apapun padaku. Aku memberikan pesenan Lyra padanya da n langsung menyantap pesananku sendiri.

"Lo bawa kartu MOS kan?" tanya Lyra padaku. Aku hanya mengangguk sambil menghabiskan pesananku.Makanan Lyra sudah habis, dia menungguku menghabiskan makananku.

Begitu selesai,  aku langsung berdiri dan menarik tangan Lyra menuju kelas kami untuk mengambil kartu MOS. Kami berjalan dengan santai,  suasana koridor mulai ramai. Sesekali kakak kelas cowok menyapa kami dengan gombalan-gombalan mereka. Aku tak meresponnya sedikit pun.

Aku dapat mendengar mereka sedang membicarakanku. Aku sangat tidak suka jika ada orang membicarakan tentang kejelekanku .Aku membalas mereka dengan tatapan mautku. Mereka nampak gugup saat mengetahui bahwa aku memperhatikan mereka.  Mereka langsung melenggang pergi.

Begitu memasuki kelas bel langsung berbunyi.  Semua peserta MOS segera berlari ke lapangan. Kecuali aku dan Lyra yang masih dengan santai berjalan setelah mengambil kartu peserta MOS dari kelas.

Kami masuk ke barisan kelas kami. Dan mengikuti kegiatan MOS seperti biasa . Jadwal kegiatan MOS hari ini adalah permainan . Peserta MOS harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kakak OSIS dan jika salah akan diberikan hukuman.

Sebelum kegiatan di mulai peserta MOS harus diabsen oleh ketua kelas masing-masing kelas . Di kelas Shiera yang menjadi ketua kelas adalah Lyra. Lyra segera mengambil kertas absen yang dibagikan oleh kakak-kakak OSIS. Aku segera berkumpul dengan teman kelasku. Malas sekali rasanya harus berkumpul dengan manusia yang kenyataannya membenciku. Lyra kemvali dengan kertas absen di tangannya dan mulai mengabsen kami satu persatu. Setelah selesai kami kembali berbaris di lapangan .

Permainan akan dimulai.  Lyra kembali berada di sampingku. Kakak OSIS itu mengacak nama peserta MOS dan nama pertama yang dipanggil adalah .

"Shiera Alisky Mahendra "namaku dipanggil,  aku hanya memutar bola mataku malas.

Aku segera maju. Semua menatap kearahku. Begitu sampai di depan, kakak OSIS itu tersenyum sambil memberikan microfon padaku .Kakak Oaia itu mulai memberikan pertanyaan padaku.

"Siapa nama orang yang mendirikan sekolah SMA BUNGA PERTIWI dan sudah berusia berapa sekarang? "tanya kakak OSIS perempuan itu dengan tersenyum licik padaku.  Aku membalas senyuman itu dengan senyum licik juga.

"Nama pendiri sekolah SMA BUNGA PERTIWI adalah Bapak Mahendra Arisky  S. H .Sekarang sudah berusia 63 tahun . Apa kalian gak penasaran  dengan nama putra putri Bapak Mahendra? "ucapku membuat mereka semua penasaran .

"Baiklah bakal gue kasih tau. Putra pertama Bapak Mahendra bernama Kevin Luxiano Mahendra yang sekarang sedang meneruskan perusahaan Mahendra Group. Putra kedua bernama Devano Aradean Mahendra ,sekarang sedang menjabat sebagai presdir di perusahaan yang didirikannya sendiri dan kini telah berkembang pesat . Dan putri bungsunya bernama Shiera Alisky Mahendra yang kini telah berdiri di hadapan kalian semua." pernyataanku membuat semua orang terkejut. Aku mengembalikan microfon kepada kakaa OSIS dan kembali ke barisan kelasku. Semua menatapku dengan tatapan terkejut. Aku hanya membalas dengan senyuman meremehkan.

Lyra menatapku dengan ekspresi biasa . Karena dia sudah tau sejak awal .Lyra menepuk bahuku . Aku menatapnya heran .

"Gue gak pernah nyangka,  lo seberani itu " ucap Lyra sambil tersenyum tipis tapi aku dapat mihatnya .

"Entah apa yang akan terjadi selanjutnya,aku pasrah saja"aku hanya menghela napas pasrah  .

#jangan lupa vote ,ya! #
#maaf kalau ada kata-kata yang typo#selamat membaca😊😊😊

ShieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang