8

16 1 0
                                    

Sayup sayup terdengar suara langkah kaki dari lantai bawah,terdengar seperti ada sesuatu yang diseret. Kreeet,pintu perlahan dibuka,benar saja,itu Naila dan apa yang dia bawa. ‘’Andi’’ gumamku pelan. Andi,andi sudah tewas. Apa yang harus aku lakukan sekarang,bagaimana ini,hanya andi yang tahu soal ini,dan darimana Naila tahu jika andi mengetahui semua ini,kenapa andi juga menjadi korban. Naila meletakan mayat andi dikakiku,dia menoleh kearahku,aku menangis terisak. ‘’MATI’’ ,Kemudian Naila berjalan kedekat meja,dia mengambil tank. ‘’u,untuk apa itu’’ ucapku menangis terisak. ‘’MATI’’
‘’a,apa maksudmu,apa salahku,kenapa kamu melakukan semua ini padaku’’
‘’MATI’’
Dia mengambil lenganku dan mencabuti satu persatu kuku ku dengan tank itu. Setiap kali dia mencabut satu kuku jariku aku berteriak kesakitan,benar benar sangat menyakitkan. Sepertinya Dia ingin membunuhku secara perlahan. Semua kuku jari tanganku habis,tanganku berlumuran darah,dan Naila pergi keluar rumah setelah mencabuti kuku tanganku. Aku sangat bersyukur,dia lupa mengikat kembali tanganku,aku mencoba membuka ikatan dikakiku,tanganku sangat sakit saat membuka tali itu. Setelah selesai membuka ikatan dan aku rasa Naila sudah pergi aku mencoba untuk kabur dengan sisa tenagaku. Dia tidak mengunci pintunya,aku bisa kabur,ya aku bisa kabur tapi aku harus pergi kemana. ‘’keramaia. Iya,keramaian,aku akan meminta bantuan’’. Dengan sisa tenaga aku lari kesebuah rumah warga yang sedang berkumpul dengan tetanga,ku harap aku bisa mendapatkan bantuan disana. Tinggal sedikit lagi,ayolah,aku memaksa tubuhku yang sudah tidak mampu lagi untuk merangkak,aku pingsan. Saat aku sadar aku kembali berada dirumah Naila. Bagaimana ini,mengapan seperti ini,Naila benar benar marah dengan hal itu,perlahan dia berjalan mendekat,dia jongkok dihadapanku lalu mencekik keherku dan berteriak ‘’aarrrgggghhhhhh’’ . kukunya yang tajam perlahan menusuk leherku,aku tidak bisa bernafas,apa ini akhir hidupku,ya tuhan tolong selamatkan aku. Dia melepaskan tangannya dengan menghempaskan kepalaku kelantai. Hari sudah gelap,matahari sudah tenggelam dikaki cakrawala,Naila tidur diatas mayat mayat yang dia tumpuk.

TEMANKU ADALAH PSIKOPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang