K E T U J U H

24 15 4
                                    

Happy reading!

***

Suara kokokan ayam tetangga saling bersautan yang menandakan hari sudah mulai pagi. Suara tersebut tidak membuat seorang gadis yang terlelap itu terganggu. Padahal hari ini adalah hari yang cukup dihindari dan mungkin hari yang paling tidak disukai semua siswa, yaitu hari senin.

Suara gedoran pintu seperti saling bersautan dengan suara kokokan ayam tak sedikitpun membuat si Putri tidur terbangun dari tidur panjangnya.

"Woii bangun keboo. Telat mampus dah, upacara woiii." Teriak seorang lelaki yang tak lain adalah abang nya, Bang Ipal.

Dengan berbagai akal, akhirnya Ara bangun dengan terburu-buru karena 45 menit lagi bel sekolah sudah masuk.

Hampir saja Ara terlambat, karena Ara sampai disekolah 2 menit sebelum bunyi bel. Segera ia berlari ke lapangan tanpa meletakkan tas untuk memasuki baris.

Upacara hari ini cukup khidmat, tidak banyak beberapa siswa yang sedang gosip di barisan, mengganggu teman lainnya, ada yang terlambat dan ada juga yang tidak lengkap atribut upacara.

Setelah menyelesaikan apel pagi hari senin, para siswa mulai memasuki kelas dan ada yang beberapa menuju kantin terlebih dahulu. Sama hal nya dengan Ara dkk yang memutuskan untuk pergi ke kantin dahulu.

"Gila panas banget anjir, pesenin gue minum dong tolong." keluh Alika sambil mengelap peluh keringat yang ada di dahinya.

"Yaudah hari ini biar gue yang pesan minuman kalian. Kalian mau minum apa?" ucap Chacha yang membuat lainnya menatap berbinar.

"Etdah gue ga butuh tatapan sok imut kalian. Hayo tinggal bilang mau pesan apa. Besok-besok gue gamau lagi." ucap Chacha yang membuat mereka memutar bola mata malas.

Setelah me ngantri, akhirnya Chacha membawa minuman pesanan mereka yang langsung disambut antusias Ara, Ayla dan Alika.

" Unch makin sayang deh sama Chacha muachhhh. " ucap Alika alay yang hanya dibalas tatapan geli dari Chacha.

Setelah menghabiskan minuman, mereka segera kembali ke kelas dan melakukan proses belajar sampai jam akhir sekolah.

***

Kicauan burung di sore hari membuat suasana taman menjadi lebih menarik dan nyaman. Seorang gadis duduk dibangku taman sendiri yang hanya ditemani thaitea di tangan kanan nya.

"Boleh duduk sini nggak?" tanya seorang laki-laki yang membuat gadis itu terperanjat kaget.

"Eh? Hm boleh kok, inikan tempat umum."

"Makasih, Ara kesini sama siapa? Aku liat Ara suka banget ke taman ini ya." ujar seorang laki-laki yang mengenal gadis itu.

"Sendiri, gue emang suka ke tempat kayak gini bikin tenang." ucap Ara tanpa mengalihkan pandangan dari anak-anak yang sedang bermain dan hanya dibalas lelaki tersebut dengan ber oh ria.

"gatau kenapa gue suka banget liat anak kecil main tanpa beban gitu. Gue jadi pengen balik ke masa kecil dimana gue ga ngerasain dan ga mikirin rasa sakit itu gimana." Ujar Ara yang membuat lelaki tersebut mengalihkan pandangan ke Ara.

"Eh maaf gue jadi curhat."

"Gapapa kok Ra, aku malah seneng kamu mau terbuka ke aku. Kalo kamu butuh temen curhat aku bakalan ada buat kamu. Jangan terlalu mendam sendiri ya Ra. Masih banyak yang sayang sama kamu." jelas lelaki tersebut yang memberi kekuatan kepada Ara.

"Iya, makasih ya Ibra." ucap Ara dengan tulus disertai dengan senyum manisnya yang membuat jantung Ibra berdetak lebih cepat setelah melihat senyuman itu.

"Ntar malam kamu sibuk nggak? Aku mau ngajak kamu ke pasar malam yang baru buka dekat lapangan sudirman itu."

"Wah serius? Boleh deh gue lagi ga sibuk juga kok. Btw gue suka banget ke pasar malam gitu." ujar antusias Ara.

"Okey, kalo gitu ntar malam gue jemput jam 7."

***

"Dek, Kamu punya pacar kok ga cerita ke abang sih? " tanya Ipal memasuki kamar Ara.

"Kalo masuk ketok pintu kalik bang. Pacar? Siapa yang punya pacar?" tanya Ara bingung.

"Ya kamu lah dek, masa iya Pak Maman."

"Hah? Abang dapat gosip darimana? Ara kan gapunya pacar alias Ara jomblo bang." jawab Ara sambil memutar bola mata malas.

"Terus yang dibawah itu siapa?"
"Dibawah mana bang?"
"Itu dibawah ada yang jemput kamu, mau ngajak kamu keluar." ujar Ipal.

"Hah? Jemput Ara?"
"ASTAGFIRULLAH ABANG! ARA LUPA PUNYA JANJI. TERUS SEKARANG DIA DIMANA BANG?" ucap Ara panik setelah mengingat janji nya dengan Ibra tadi sore.

"Ya masih dibawah lah dek ditemani Mama sama Papa. Yauda buruan ganti baju gih, pokoknya kamu hutang penjelasan sama abang." ucap Ipal sambil keluar dari kamar Ara.

Segera Ara mengganti baju dengan menggunakan sweater putih dan celana boyfriend dongker dan tidak lupa menggunakan sepatu sneakers bewarna putih.

"Eh? Sorry nunggu lama." ujar Ara yang merasa bersalah kepada Ibra.

"Kamu ni gimana sih dek punya cowo kok ga dikenal in sama mama papa. Yauda kamu buruan berangkat sana, jangan pulang kemaleman. Jam 9 udah harus dirumah." Ujar mama yang langsung Ara dan Ibra iyakan. Segera mereka pamit dan mulai berangkat menuju pasar malam.

Di pasar malam, mereka menghabiskan waktu dengan menaiki wahana dan membeli aneka macam cemilan yang ada.
Karena pasar malam mereka dapat mengenal satu sama lain.

Setelah mengantarkan Ara pulang, segera Ibra menancapkan gas untuk kembali ke rumah nya.
Setelah mengucapkan salam, Ara segera meminta izin untuk segera ke kamar karena ia ingin segera istirahat. Padahal, Ara hanya tidak ingin ditanya berbagai macam pertanyaan oleh mama nya tentang Ibra.

"Dek? Abang boleh masuk?" tanya Ipal yang langsung di perbolehkan masuk oleh Ara.

"Ayo cepet jelasin ke abang dia siapa." desak Ipal yang tidak sabaran.

"Dia siapa bang? Ibra? Yaelah di cuma teman Ara bang. Awal ketemu kita di halte dekat taman. Trus ternyata rumah dia sampingan dari komplek kita. Dan ternyata juga dia satu sekolah sama Ara. Udah gitu doang bang. Yaudah ya, Ara ngantuk banget pengen tidur. " Ujar Ara panjang lebar agar abang nya itu tidak salah paham lagi.

"ooh yaudah deh, selamat tidur adek kesayangan abang. Jangan lupa berdoa dulu. Abang balik ke kamar abang dulu." ucap Ibra sambil mengecup dahi Ara dengan sayang.

***

"Sumpah lo? Ah enak banget si jadi lo Ra. Dia kan termasuk most wanted disekolah ini. Dan lo baru tau dia sekarang? Gila sih." ujar Chacha heboh setelah mendengarkan cerita dari Ara.

"Apasi lebay banget Cha. Lagian nih Ra kalau lo sama dia dekat, gue sih setuju-setuju aja. Soalnya gue liat dia cowo yang baek terkecuali teman teman nya yang tengil tengil itu." sahut Alika yang tak kalah heboh dari Chacha.

"nggak semua temannya kalik Ka yang tengil. Si Maxelio itu aja cool banget. 11 12 sama Ibra sih." ucap Chacha senyam senyum yang mulai membayangkan wajah dari Maxelio.

"ck teman siapa sih dia? Menurut gue, apa yang menjadi pilihan lo gue sebagai sahabat lo bakalan dukung semua keputusan lo. Karena yang tau soal diri lo itu, ya elo sendiri. Pokoknya lo harus selalu cerita ke kita-kita apapun itu. Gue udah nganggap lo saudara sendiri" Ujar Ayla yang langsung diangguki setuju oleh Alika dan Chacha. Karena mereka tidak ingin Ara kembali tersakiti oleh seorang lelaki.

"Uhhh sayang beud sama kalian. Makasih banget buat saran kalian. Lagian gue sama dia cuma temenan kok." Ucap Ara sambil mulai memeluk sahabat-sahabat nya.

***
Huwaa thanks for reading ❤️
Ayo support author dengan memberi vote!
Jangan lupa komen untuk kata atau kalimat yang typo. Kalian juga bisa memberi saran author tapi dengan bahasa yang sopan😚

Salam manis dari author❤️

About UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang