"Teka-teki hanya untuk orang yang punya rasa penasaran, karena dia tidak takut untuk jatuh,"
Aquaren L. R.***
"AQUA!"
Jere berteriak kaget saat melihat Aqua yang tergeletak tak sadarkan diri di samping Rius yang terlihat tak peduli sama sekali. Dengan cekatan dia menggendong Aqua dan membawanya ke UKS. Namun dia mengurungkan niatnya saat mengingat kejadian di masa lalu dan langsung mengganti rutenya menjadi menuju ke rumah sakit terdekat.
Sedang Rius masih mematung di tempatnya. Menatap nyalang kejadian yang baru saja menimpa cewek bunglon yang ia hukum.
"Jadi lo beneran pingsan? Bukan akting," gumamnya lirih.
Bugh!
"Bangsat lo!" Sebuah pukulan keras mendarat mulus di pipi kanan Rius membuatnya terpelanting hingga sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"Lo ngapain pukulin gue, Rel?" tanya Rius bingung saat Derel tiba-tiba memukulnya dengan keras bahkan wajahnya nampak merah padam tanda dia tengah emosi.
"Lo yang ngapain sampe buat Aqua masuk rumah sakit, hah?! Lo apain dia, bangsat?!" pekik Derel kalut.
"Cowok apaan yang bikin cewek sebagai mainannya, hah?! Brengsek lo, Ri!" lanjut sembari menghujami pukulan pada Rius di depannya.Dia terus menghajar Rius membuat Rius menangkis pukulannya namun tak lama setelah itu dia juga melawan karena lelah menangkis.
Belum lama setelah itu, aksi saling baku hantam itu membawa daya tarik tersendiri untuk para murid. Mereka berbondong-bondong keluar dan menyaksikan tinju bebas tanpa ring dan menyoraki mereka.
Tidak ada yang menghentikan mereka karena tidak ada yang berani dengan mereka. Selain jabatan mereka disekolah yang tinggi, juga mereka yang sudah kelas XII, karena mereka semua takut babak belur kena serangan ampuh kedua insan tersebut.
Namun tidak dengan Agatha dan Halim yang langsung berlari ke arah mereka saat diberi tau oleh Dara, seorang anggota osis yang kebetulan mendengar para murid yang membicarakan pertengkaran mereka. Dara yang takut terjadi apa-apa pada Rius langsung melaporkan kejadian itu pada Agatha. Kebetulan Halim, guru olahraga tampan GUNADARMA sedang bersamanya sehingga keduanya bisa langsung meringkus para tikus nakal itu. Eh, murid nakal maksudnya.
"RIUS, DEREL! APA YANG LAKUKAN?!" pekik Agatha saat dia melihat ditengah kerumunan itu ternyata adalah murid yang ia banggakan tengah berkelahi dengan murid yang sangat nakal.
"Kalian tau perbuatan kalian ini bisa dicontoh sama adik kelas kalian! Kalian pikir ini ring tinju?!" cerca Halim sambil menahan emosinya.
"Kalian, ikut saya ke kantor. Yang lainnya bubar! Kembali ke kelas masing-masing," ujar Agatha tegas.
"Makasih, Pak Halim sudah membantu saya. Kalau begitu, saya pergi dulu. Permisi," pamit Agatha pada Halim yang dibalas anggukan oleh guru olahraga muda yang tampangnya melebihi dewa Yunani itu.
Agatha segera menggiring kedua bocah abal-abal itu ke ruang BK untuk dihakimi. Raut mereka masih tidak berubah, sama-sama berang dengan tatapan tajam Darel yang sesekali melirik Rius di samping Agatha. Sedang Rius, laki-laki itu masih bingung dengan semua perkataan yang dilontarkan oleh Darel.
"Cewek bunglon itu kenapa? Dia sakit apa?" Pertanyaan-pertanyaan konyol itu tiba-tiba saja muncul dibenak Rius. Entah kenapa, Aqua, cewek bunglon yang Rius maksud itu selalu bisa membuat ulah. Dimanapun dan kapanpun. Bahkan di pikiran Rius sekaligus, tanpa memandang waktu dan entah kenapa kini menjalar ke hatinya.
"Sebenernya apa yang kalian ributkan? Ibu tidak habis pikir! Kamu, Rius. Kamu itu seorang ketua osis GUNADARMA. Kenapa kamu sampai bisa berkelahi dengan murid paling bebal di sekolah ini? Ini pertama kalinya kamu berbuat seperti ini! Saya sangat kecewa dengan kamu!" ujar Agatha sambil memijat pelipisnya karena merasa pusing.
"Dan kamu, Darel! Kenapa kamu berbuat ulah lagi, hah? Padahal kamu tidak sedang bersama Aqua," lanjut Agatha sambil menunjuk Darel yang duduk di depannya sambil menunduk penuh emosi.
"Oh, atau jangan-jangan kalian bertengkar karena Aqua?! Jawab!" Agatha berteriak frustasi menghadapi murid-murid bebalnya kali ini. Apalagi murid yang dibanggakan GUNADARMA juga terseret dalam masalah besar kali ini.
"Dia bikin Aqua masuk rumah sakit, Bu. Bagaimana saya bisa diam saja melihat cowok bodoh ini memperlakukan sahabat saya seperti hewan? Saya nggak peduli ibu bakal hukum saya seberat apapun, atau bahkan saya dikeluarin dari GUNADARMA," ucap Darel sambil berdiri dan menunjuk-nunjuk Rius dengan penuh amarah.
"Saya nggak peduli! Tapi kalo sampai terjadi apa-apa sama Aqua, saya nggak akan segan-segan bunuh dia!" lanjutnya dengan mata berkilat marah.
"Memangnya apa yang terjadi sama gadis bebal itu? Ehm, maaf. Maksud saya apa yang terjadi sama Aqua?" Agatha mengerut bingung menatap Darel.
Sebab sebelum ini, dia menghukum gadis itu seberat apapun, besoknya dia akan kembali berulah. Dan itu terjadi selama hampir 3 tahun bukan. Lalu kenapa tiba-tiba gadis bebal itu bisa tumbang hanya karena dihukum Darius?
"Aqua masuk rumah sakit, Bu. Saya yakin luka jahitan di perutnya kebuka, terus dia maagnya juga kambuh kata Jere. Dan satu lagi, mana ada cewek dihukum lari keliling lapangan 50 kali? Ada yang kuat?" tukas Darel masih dengan amarahnya.
"Hah? Jahitan?" pekik Rius kaget. Tentu saja dia tidak tau jika gadis itu memiliki luka jahitan di perutnya, dia saja baru berinteraksi secara langsung pada gadis itu hari ini.
"Iya, dia baru nolongin saya dikeroyok musuh kemarin malam dan dia kena tusuk akibat nolongin saya dan luka itu jelas masih basah. Padahal jelas malam itu dia lagi disuruh mamanya ke supermarket buat beli perlengkapan adiknya. Bahkan setelah itu, dia masih mikirin barang-barangnya yang entah udah rusak atau bagemana itu," ujar Darel pedih.
Dia menerawang kejadian semalam dimana Aqua menyelamtkannya dari Zeon dan teman-temannya yang tiba-tiba menyerangnya. Darel juga tidak tau jika anak buah Zeon membawa pisau dan berhasil mengenai perut Aqua. Beruntung kata dokter lukanya tidak dalam membuatnya bisa langsung pulang dan kembali menjalankan aktifitasnya seperti biasa.
"Ya sudah, untuk Aqua saya turut berduka atas kejadian yang menimpanya. Dan kalian berdua saya skors selama 1 minggu sebagai hukuman karena kalian berkelahi. Kalian boleh kembali ke kelas sekarang," ujar Agatha saat dia baru saja tersadar dari lamunannya.
Darel langsung pergi begitu saja, sementara Rius memilih pamit dengan sopan pada Agatha. Lalu beranjak pergi juga dari sana.
"Lo ternyata baik, kok gue masih nggak percaya, ya? Terus kenapa lo selama ini memilih jadi cewek pembuat ulah kalo keaslian lo aja bisa bikin lo terkenal dan disukai semua orang? Gue bingung sama lo, cewek bunglon. Dari dulu dan selalu. Dan mungkin, akan jadi selamanya," ujar Rius dalam hati sambil membayangkan wajah Aqua yang entah sedang apa di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
AQUARIUS [END]
Teen Fiction[PINDAH KE HOTBUKU] [PART LENGKAP ADA DI HOTBUKU] "Lo bisa jadi sempurna, kenapa harus berpura-pura? Saat lo yang sebenarnya bisa milikin semuanya, kenapa lo milih menantang diri lo sendiri, Cewek Bunglon?" Darius Bintang Septihan, ketua osis tampan...