Part 3 (END)

60 0 0
                                    

Previous part:

Marilyne diam-diam pulang ke Cina untuk merayakan ulang tahun ayahnya. Duo ayah-anak ini lalu memutuskan untuk berjalan-jalan di Guangzhou untuk melepas rindu. Tapi tanpa disangka, keduanya bertemu dengan Tao dan Yixing, teman lama Yifan.

Part 3

        Marilyne memilih untuk menunggu ayahnya di bawah pohon sambil melihat orang-orang yang lalu-lalang. Kemudian seorang pria jangkung berdiri di samping Marilyne. Pria itu sibuk dengan teleponnya. Dari nadanya terdengar jika pria itu sedikit kesal. Sedikit mencuri dengar, Marilyne rasa orang itu akan janji untuk bertemu dengan orang di sekitar sini.  Pria itu lalu menutup teleponnya dan hanya berdiri menunggu.

            “Aish, dia menyebalkan sekali harus terlambat,” gumam pria itu pelan dalam bahasa Korea. Marilyne semakin penasaran dengan orang di sampingnya ini.

            Sedetik kemudian pria itu menengok kearah Marilyne di sampingnya yang terus memandangi dirinya. Butuh beberapa detik bagi Marilyne sebelum menyadari jika pria itu memergoki dirinya tengah mengamati pria itu.

            “Ah, mianhae,” ceplos Marilyne dalam bahasa Korea.

            Pria itu tersenyum. “Gwaenchana.”

            “Wajah paman seperti tidak asing bagiku. Rasanya aku pernah melihat paman….” Marilyne mengerutkan keningnya. Ia berusaha menggali memorinya.

            Pria itu tertawa. “Kuharap kau tidak bertemu dengan dopplegangerku. Mitos yang beredar, itu sedikit berbahaya.”

            “Aku serius. Rasanya aku tidak asing dengan paman,” sahut Marilyne.

            Pria di sampingnya tertawa kecil. Ia mulai berpikir jika gadis di sampingnya ini pastilah sudah gila. “Kau membuatku sedikit takut. Kau tahu?” kata pria itu.

            “Mianhaeyo.” Marilyne tersenyum. “Aku tahu itu konyol.”

            Pria tadi nampak berpikir. Ada yang tidak asing dengan wajah gadis di sampingnya ini. Pria itu yakin. Tapi ia tidak tahu apa itu.

            “Sudah menunggu lama?” seorang pria lain menepuk pundak pria tadi. Ia berbicara dalam bahasa Cina yang membuat Marilyne lebih tertarik.

            “Lama sekali, ge! Aish, seharusnya aku tidak membiarkanmu pergi sendirian di tempat seramai ini. Bagaimana bisa kau tidak menemukanku dalam waktu singkat, uh?” omel pria yang berbincang dengan Marilyne tadi dalam bahasa Cina yang cepat. Marilyne kali ini benar-benar merasa seperti alien.

            “Hey, dear. Here it is.” Sebuah suara menginterupsi.

            “Thanks, dad.” Marilyne menerima roti dan kopi Starbucks dari ayahnya dengan sumringah.

            Mata Yifan memicing pada pria yang berdiri tidak jauh dari putrinya. “Tao? Yixing? Itu kalian?” selidik Yifan.

            Pria jangkung tadi terkejut. Terlihat jelas tubuh dan raut wajahnya menegang. Pria itu menoleh dengan cepat ke samping. Matanya bertemu dengan mata Yifan. Keduanya tidak bisa menyembunyikan kekagetan mereka. Pantas saja saat suara tadi menginterupsi, Tao merasa tidak asing. Yixing juga tidak kalah terkejut ketika ia melihat Yifan.

            Suasana menjadi sedikit awkward. Yifan tentu tidak bisa melupakan sebuah tragedi kecil di masa lalu yang sudah membuat sikap Tao, orang yang telah ia anggap adiknya sendiri, berubah drastis kepadanya. Yifan bisa melihat sorot benci dari mata Tao yang tertuju padanya. Sedangkan Yixing nampak ragu untuk menyapa Yifan. Yixing tidak membenci Yifan seperti Tao, hanya saja…ia ragu. Hanya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beside YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang