"Being able to found you is the best moment that I ever have". Sesak.
"Being able to love you is the best give that I ever get". Entah kenapa air mataku mulai mengumpul, mendesak untuk jatuh.
"So please baby, don't cry even we have to take apart". Sakit rasanya.
"We can trough this together like we always do right?". Entah siapa yang mengatakan itu, suara yang belum pernah ku dengar, dan bau anyir darah yang entah dari mana asalnya.
Aku tidak suka dengan ini, sulit melihat tetapi aku dapat merasakan sakitnya. Siapa yang bicara?, yang kutahu hanya tangan entah siapa yang ku genggam.
Kulihat Nakula dan Sadewa terdiam sesaat setelah aku menceritakan mimpiku, aku pun ikut terdiam mengingat mimpi aneh yang menyedihkan itu. Selama ini, mimpi – mimpi yang pernah aku dapat belum pernah senyata itu. Walau aku bisa melihatnya, aku tidak akan merasakannya. Biasanya aku akan dapat merasakan emosi suatu mimpi setelah aku bangun dari mimpi itu, tetapi ini berbeda, aku bisa menghirup bau darah, aku bisa merasakan sedih, dan yang pasti rasa hangat dari genggaman tangan entah siapa itu.
"Kamu kenal suaranya?". Celetuk Dewa memecah keheningan, tampaknya dia sepemikiran dengan Nakula karna terlihat ekspresi setuju Kula yang mengangkat sebelah alisnya.
"I don't know, aku bahkan nggak inget siapa yang ngomong, aku atau orang asing itu. Anehnya aku bisa inget kata – katanya". Jelasku dengan suara yang makin mengecil, seiring ketakutan itu membesar.
"Terus gimana Je?, apa yang bakal kamu lakuin?". Tanya Kula yang juga mulai frustasi sama seperti aku.
"Nggak tau, yang jelas aku bakal usaha inget suaranya"
"Ini nggak bisa dibiarin, kita harus bicarain ini sama Mas Bima dan Daddy ?". Tegas Nakula, ku lihat raut wajahnya juga khawatir. Aku jadi menyesal membuat mereka khawatir seperti itu.
"Oke, tapi untuk sementara jangan terlalu serius ya. Bisa aja ini salah, kalian kan tau mimpi aku juga bisa aja salah karna masa depan bisa saja berubah". Kataku berusaha untuk meredakan rasa khawatir mereka.
"Ah..... sial, udah kaya gini Daddy juga nggak pulang – pulang. Lagi dimana sih itu pak tua?". Kesal Nakula.
"Daddy lagi nyoba jadi driver ojok online". Kataku datar, ingatanku langsung menuju tiga hari lalu.
Salah satu sahabatku Amel yang saat itu menggunakan mobilnya menuju salah satu mall yang ada di Jakarta terpaksa berhenti di tengah jalan gara – gara ban mobilnya bocor, akhirnya dia memesan ojek online untuk meneruskan perjalanan. Amelia yang sangat suka hal – hal yang berbau diskon saat itu sedang mengejar diskon baju – baju keluaran terbaru terkejut ternyata driver ojek online yang dia pesan adalah Daddyku.
Daddyku, Mr. Raymond Zchery Rekso Widjoyo adalah putra pertama dari Granmaku yang merupakan orang Inggris dan Granpaku yang keturunan Jawa Asli. Berbeda dengan Mommyku Raden Ayu Diajeng Harini Kencana yang keturunan Putri Keraton salah satu kerajaan yang ada di Jawa, Daddyku terbilang orang yang unik dan nyentrik. Terbukti dari kesukaan Daddy yang suka mencoba berbagai jenis pekerjaan seperti menjadi pekerja kantoran, pekerja bank, montir, penjual toko kelontong, driver ojek online dan masih banyak lagi hal – hal lain yang Daddyku coba.
Setelah dia melakukan pekerjaan – pekerjaan itu, Daddy akan menginfestasikan sedikit uangnya terhadap perusaan induk atau bahkan warung yang dia coba. Katanya, beliau tidak mau bekerja duduk diam di kantor, itu sangat membosankan bagi beliau yang mempunyai jiwa petualang. Terkadang aku sampai tidak tahu Daddy sedang apa dan melakukan pekerjaan apa saking bebasnya. Kasian sekertarisnya Pak Gunawan yang harus membereskan kerusuhan – kerusuhan yang di buat oleh Daddy.
"Gila si Daddy, makin keren aja". Komentar Dewa diikuti tawa darinya dan Nakula membayangkan wajah tampan kebule – bulean Daddy menjadi driver ojek online.
"Paling nanti juga pulang, Daddy nggak bakal lupa sama ulang tahun kita kan. Ngomong – ngomong soal ulang tahun, baiknya kita siap – siap, kalian nggak mau kan The Queen of Party mengacaukan must to be our private party?". Kataku mengingatkan acara ulang tahun yang memang sudah di siapkan jauh – jauh hari oleh keluarga dan sahabat – sahabatku.
Masih segar dalam ingatanku ulang tahun kami yang ke 24 tahun lalu, yang seharusnya hanya di isi teman – teman dan keluarga kami malah menjadi ulang tahun ala super star dengan siaran Tv dan berita di majalah mana – mana. Semua gara – gara Ainsley, si model centil cantik sahabatku yang sangat suka party. She invites almost all the famous celebrity, bahkan actor om - om luar negri tampan sekelas Tom Cruise juga datang.
"Hih, gila emang perempuan sebiji itu. Kalau sampai dia gitu lagi, bakal tak kurung neng karung beras ( bakal aku kurung di karung beras)". Kesal Dewa sampai mengeluarkan bahasa jawanya, hubungan Dewa dan Ainsley persis seperti Tom & Jerry tidak pernah akur. Terkadang aku berpikir, mungkin mereka jodoh. Nakula melirikku, melihat memori pikiranku dengan senyum miringya. Mungkin dia berpikir, pikiran konyolku sangat menyenangkan jika itu terjadi.
"Apapun itu, Happy Birthday my another soul. Terima kasih udah jadi bagian lain dari hidupku, I love you guys". Aku peluk kedua saudara kembarku, merasa bersyukur memiliki mereka. Betapa aku bahagia memiliki keluarga yang sangat menyayangiku.
"I love you more princess, terima kasih juga sudah menjadi bagian lain dalan hidupku. Kau juga Dewa, walau gila I still love you bro". Nakula mengecup bibirku dan menjitak kepala Sadewa.
"Hey, kalian akan bosan dengan hidup yang datar ini tanpa kegilaanku. I love you both of you". Sanggah Dewa dengan cengiran gilanya, dan mengecup bibirku lalu mengecup pipi Nakula yang di balas dengan tinju. Aku tertawa bahagia melihatnya, my family is everything to me.
19/04/2020
The dreamer : Juliana
Ig : julianadyah
Joylada : julianadyahlestari
KAMU SEDANG MEMBACA
l'avenir
RomanceApa yang akan kau lakukan jika kau bisa melihat masa depan dan melihat seseorang yang katanya belahan jiwamu di ujung kematian?. Ini cerita tentang Jenar Santika Putri Rekso Widjoyo, seorang indigo dengan memampuan melihat masa depannya, yang berusa...