🍁Satu

33 0 0
                                    

Tentang rasa yang tidak lagi sama. Semoga kita masih memandang langit yang sama. Perihal rasa, hati dan kekosongan-ku, masih meneriaki nama yang sama.

Kamu

___

Malam ini Hujan sedang turun membasahi bumi. Cuaca yang seperti ini paling enak untuk pacaran sama kasur, dipeluk sama selimut lalu dilengkapi dengan mimpi indah. Tapi tidak untuk gadis bernama lengkap Adelia Kanaya  Atau yang sering di sapa Ayya. Disaat Hujan seperti ini, dia malah terjebak di rumah temannya. Salah sendiri, malem-malem malah kelayapan gak jelas. Ga bisa pulang kan kalau hujannya belum reda.

"Udah agak reda noh hujannya, Ayy. Pulang sana, ganggu gua aja." Kata tuan rumah yang menerima tamu tak diundang malam-malam gini. Panggil aja dia Kiki.

Ayya yang sedang berada di teras rumah Kiki pun menoleh sinis. 

"Ngusir?" Ayya mengadahkan tangannya merasakan tetes demi tetes air hujan yang masih turun.

Kiki mendengus "Bukan ngusir. Emang lu mau nginep?"

"Masih gerimis tapi." Kata Ayya mengercutkan bibirnya.

"Lebay. Gerimis dikit doang." Kiki duduk di bangku teras.

"Tetap aja nanti basah."

"Terserah lah." kata Kiki kesal.

"Ayya." Panggil laki-laki yang ada didepan gerbang. Ayya mengerling jahil, menatap Kiki dengan senyum menggoda.

"Pujaan hati lu noh." Ayya terkekeh melihat wajah Kiki yang memerah. "Kenapa Wan? Mau nemuin Kiki? Tuh Kiki." Kata Ayya yang mendapat geplakan dari Kiki. Ayya meringis.

"Engga." Iwan tersenyum canggung. "Ikut sebentar bisa gak Ayy?" Ajak Iwan.

"Ikut kemana? Ke pelaminan? Jangan Wan, kan udah ada Kiki." Lagi-lagi Ayya mendapat geplakan dari Kiki.

Iwan tertawa pelan "Bukan Ayya. Itu Rama mau ngomong katanya." Katanya menunjuk laki-laki yang ada dibelakangnya.

Ayya melihat Laki-laki yang bernama Rama. Dia sedang tersenyum malu-malu. Ahh Ayya jadi gemas sendiri lihat nya.

"Kenapa Rama? Kangen?" Kata Ayya menggoda Rama.

Ayya terkekeh saat melihat Rama terlihat malu-malu.

"Udah ikut dulu Ayy, dia malu kalau ngomong disini." Kata Iwan lagi. Ayya mengangguk, dia menatap Kiki lalu memegang kedua tangan Kiki.

"Princess Ayya pulang dulu, Ibu ratu. Jangan kangen, apalagi Rindu. Karena kata Dilan rindu itu berat." Ayya mengucap dengan nada dramatis.

Kiki menyentak tangannya yang di genggam Ayya. Lalu menoyor jidat Ayya "Gila lu."

Ayya mengusap jidatnya "Ibu ratu jahadd, Ayya ga Like."

Kiki langsung mendorong tubuh Ayya Ke arah gerbang "Udah sana ahh, Berisik tau. Udah ditungguin itu."

Ayya yang didorong-dorong pun hanya pasrah. Lalu dia berjalan mengikuti Iwan dan Rama. Sampai lah mereka di Lapangan kosong dekat rumah mereka.

"Mau ngomong apa si? Penting banget kaya nya." Kata Ayya bingung.

"Biar Rama yang jelasin. Saya tunggu sana yaa." Ucap Iwan yang langsung meninggalkan Ayya dan Rama berdua.

Ay-RaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang