Welcome to my story. This is my first story with the thriller genre. I'm sorry about the typo
Oke, aku harap kalian suka :)
.
.
.
Happy reading :)***
Selamat datang di permainan ku, dimana semua kenangan kelam berada di genggaman ku. Akan ku buat kenangan yang pernah terjadi seolah tak terjadi. Bahkan, mereka yang bersahabat, kini bagai orang asing. Bisa tebak siapa dalang nya:)
-THE MURDER***
Langkah kecil seorang gadis membuat suara lantai menggema cukup kuat. Hari masih menunjukan pukul 5.50. Sepintas ia melihat pria tengah duduk di salah satu gedung ekskul. Ia pikir tidak akan ada murid yang datang sepagi ini selain dia. Tak ingin berniat mengganggu orang itu, Clarissa terus berjalan. Namun, sedetik kemudian, seseorang memanggilnya.
"Clarissa!" panggilnya. Clarissa berhenti kemudian menoleh dan mendapati pria yang sama. "Ada apa?" tanya Clarissa.
"Sebenernya lo siapa? Kenapa sejak ada lo, pembunuhan ini terjadi," tanya pria itu tanpa basa basi, orang yang tak lain adalah Bintang. Clarissa menatap manik mata gelap Bintang. "Gue Clarissa, apa masih kurang jelas?" tanya nya.
Bintang menggeleng. "Gue tau isi pikiran lo Clar, lo pasti mikirin ini semua. Ada dendam apa lo sama mereka," ujar Bintang.
Clarissa menatap tak percaya. "Kenapa lo bisa nyimpulin kaya gini, dan gue? Sama sekali nggak ingat apa-apa," ujar Clarissa. Kepalanya sedikit pusing karena mencoba mengingat bayangan masa lalu yang seolah tidak di izin kan berputar di ingatan nya.
Bintang tersenyum dan mulai mengetahui ada yang tidak beres dengan ingatan Clarissa."Lo gak tau kan, Clara itu siapa? Lo juga bingung, kenapa siswa disini sok kenal sama lo, termasuk gue dan kennath? Lo juga bingung sama ingatan lo, kenapa lo harus melihat mayat mereka dulu, baru lo inget kalo lo punya dendam sama orang itu?
Sampe semua orang curiga sama lo, walaupun lo punya alibi yang kuat. Tapi, mereka mikir bahwa yang membunuh adalah suruhan lo? Karena semenjak lo hadir pembunuhan ini terjadi," ujar Bintang.Clarissa menatap tajam mata Bintang, seolah menaruh rasa penasaran pada pria itu. "Gue gak peduli dengan pemikiran orang lain," tekan Clarissa,"itu hak mereka mau berpikiran seperti apa tentang gue. Sekalipun hal buruk tentang gue itu terserah. Soal dendam? Orang yang bunuh belum tentu bertujuan membalaskan dendam gue, bisa jadi yang bunuh juga punya dendam ke orang yang sama dengan gue."
Sedangkan yang di ajak bicara masih diam mencerna semua perkataan gadis yang ada di depan nya ini. Semua kata-kata yang di lontarkan nya sangat menghipnotis pendengarnya. "So, sepaham itu lo dengan pemikiran gue?" tanya Clarissa.
Bintang tersenyum miring. "Gue manggil lo buat bikin penawaran, lo mau gue bantu atau nggak? Karena ada gue di masa kelam lo, Ya walaupun ada sisi buruk nya dari ini," ujar Bintang.
"Lo pernah ketemu gue sebelum nya? Dan sisi buruk? Sisi buruk seperti apa?" tanya Clarissa. Bintang beralih mendekatkan posisi kepada Clarissa. "Lo bakalan jadi orang yang paling dekat dengan gue. Mungkin yang lain akan berpikir kita sekongkol, dan mungkin Kennath akan curiga dengan kita . Tapi, ada yang lebih buruk lagi dari ini sih," ujar Bintang.
Clarissa beralih kembali menatap manik mata gelap Bintang. "Apa?" tanya Clarissa. Bintang menatap Clarissa dengan memasang wajah datar nya.
Dari karakter mereka masing-masing memang selalu memberikan tatapan datar pada siapa pun. Namun, di saat mereka sedang berdua, seolah mudah saja menunjukan ekspresi mereka ketika terkejut bahkan khawatir.
Di pikiran orang awam mereka memang memiliki aura yang mengerikan. Seperti raga yang seolah-olah telah kehilangan jiwa nya. Apalagi jika kehadiran mereka di tambah dengan pria bernama Kennath. Kennath Asrenum, pria berparas manis, dingin, tampan, dan memiliki tatapan setajam elang.
"Kalian ngapain di sini?" Suara bariton laki-laki membuat keduanya mendadak canggung. Siapa lagi jika bukan Kennath lah pemilik suara itu.
Bintang berdehem, lalu menatap Clarissa, mengode untuk menjelaskan semua nya. "Ini ... ta-tadi Bintang nawarin mau bantuin gue nemuin pembunuh, karena surat dari pembunuh sama sekali gak bisa bantu," jelas Clarissa.
Kennath menatap Bintang, seolah ingin melihat reaksi Bintang. Namun, sayang nya Bintang sama sekali tak bereaksi dan hanya menatap balik Kennath dengan wajah datar nya.
"Tang, udah gak usah lo bujuk Clarissa lagi, gue juga udah ngusulin ide gue ke dia tapi dia bantah," ujar Kennath santai.Namun, Bintang tersenyum miring. "Kalo lo yang ngusulin pasti memang Clarissa tolak," ujarnya masih dengan wajah datarnya.
"Jadi maksud lo Clarissa nerima tawaran lo?" tanyanya.
Bintang menggidikkan bahu nya. "Ya, lo tinggal tanya lagi aja.""Iya, Nath. Gue terima tawaran dia. Gue gak tau aja! Insting gue bilang dia baik. Karna dia bilang, di masa lalu gue pernah ada dia. Jadi mungkin dia cukup membantu," ujar Clarissa menenangkan keduanya.
Keadaan canggung kemudian menyelimuti mereka bertiga. "Ya udah deh, gue ngikut lo aja," putus Kennath. Dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. Sepeninggalan Kennath keduanya akhirnya sadar dari lamunan nya masing-masing.
Lamunan Clarissa berisi tentang, apakah Kennath cemburu akan tindakan Clarissa. Sedangkan lamunan Bintang berisi tentang sebuah pertanyaan, mengapa Kennath bertindak seperti orang yang tahu akan sesuatu namun berusaha untuk menutupinya.
"Gue mau ngasih tau satu hal lagi, apa pun yang terjadi lo harus tetap bisa terima kenyataan," ujar Bintang.
Clarissa kembali menatap mata Bintang, entah sejak kapan menatap mata nya menjadi salah satu hobi gadis itu."Kenyataan buruk sekalipun?" tanya Clarissa. Bintang mengangguk. "Bahkan kenyataan buruk sekalipun," ulang nya.
"Terus cerita sama gue soal ingatan-ingatan lo, biar gue bisa ngumpulin puzzle memory lo," pinta Bintang.
Clarissa mengangguk. Sisi lain dirinya menyukai jika pria ini membantu nya. Namun, sisi lain nya justru takut jika ia terjebak dalam rasa nyaman. Bahkan, di saat dirinya tengah menjalin hubungan dengan Kennath..
.
.Jangan lupa follow vote and comment:*
And see you next Chapter 🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMANDING JUSTICE [Tahap Revisi]
Mystery / ThrillerSebuah cerita Mistery Thriller penuh intrik tentang pembalasan dendam di masa kelam MENUNTUT KEADILAN Jika benar adanya bahwa balas dendam menyelesaikan segala nya, maka aku ingin dengan segera menyelesaikan masalah yang pernah terjadi. Ya, Masalah...