"Tok..Tok.. Bugh.. Bugh! "
Begitulah suara mereka,terkadang aku mendengar yang lebih pilu dan menyayat dibanding itu,hanya saja aku terlalu bingung,takut sekaligus penasaran dengan mereka..yang ada di sekitarku..aku mencoba untuk menutup mata,menutu...
Keesokan harinya setelah bersiap-siap Arum turun bersama Rara dengan wajah sumringah,karena bagi mereka pergi ke Bandung akan menjadi pengalaman baru bagi mereka.Bagaimana tidak,kota yang dulunya konon terkenal sebagai Paris Van Java itu akan mereka datangi bahkan akan menjadi rumah baru mereka,bayangan hawa sejuk dan pemandangan yang indah,jauh dari bisingnya klakson-klakson seperti di Jakarta akan membuat mereka betah tinggal di sana.
Arum dan Rara turun sambil membawa koper mereka masing-masing,beserta pakaian rapi yang mereka kenakan,sementara itu Lisa sudah duduk di sofa menunggu suaminya datang untuk mengintruksikan apa yang harus mereka lakukan,sembari menunggu Lisa duduk dengan santai di depan laptopnya dan terlihat bahwa jari-jemarinya sangat lihai dalam mengetik tiap kotak kecil yang menempel di keyboard laptopnya,dan di sebelah laptopnya terdapat secangkir teh yang kelihatannya sudah dingin.Melihat anak-anaknya turun dia pun membuka suara kemudian.
"Pagi.." Sapanya singkat pada kedua putrinya,dan yang disapa dengan kompak menjawab dengan tak kalah sumringah dari cerahnya matahari di luar rumah.
"Pagiii bundaaaa.." Jawab Arum dan Rara dengan sumringah,mereka seperti sudah dibuat amnesia dengan rencana ayah mereka,hingga dengan cepat melupakan kejadian yang terjadi semalam.
Melihat itu,Lisa tersenyum senang mengetahui bahwa putri-putrinya memanglah sudah melupakan kejadian tadi malam.
"Bunda nggak masak hari ini..tapi kalau kalian mau sarapan di meja makan ada roti sama selai kalau mau,oh ya..bunda tadi udah buatin Rara susu coklat sama cappucino buat Arum," Kata Lisa kemudian sambil tersenyum.
"Makasih bunda.." Jawab Rara kemudian menghampiri bundanya dan mencium pipi kanan Lisa.
"Bunda emang the best deh,tau banget kalau aku pengen cappucino," Kata Arum kemudian menghampiri bundanya juga lalu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan adiknya kemudian berlari je arah meja makan.
Selepas mereka berdua makan,Abdi sampai di depan pintu lalu menyuruh mereka untuk segera memasukkan koper ke dalam mobil.Mereka menurut dan mulai melakukan perjalanan jauh yang entah memakan waktu berapa jam. Dan ketika perjalanan itu Arum dan Rara tertidur pulas hingga tidak melihat jalan-jalan di sekitar mereka,hingga akhirnya Arum terbangun ketika merasakan bahwa mobil yang ditumpanginya sudah tidak bergerak lagi.Ternyata benar,mereka telah sampai di depan sebuah rumah yang tidak kecil atau bisa dibilang besar bahkan,karena dari luar saja sudah terlihat bahwa rumah dengan 2 lantai itu sudah sangat cukup bagi mereka.
Arum keluar dari mobil mengukuti ayah dan bundanya,melihat rumah itu dari depan,Arum berdiri menghirup udara segar dan memandangi rumah di depannya itu.
Rumah yang berdiri kokoh tepat di hadapannya seketika membuat Arum tercengang,rumah itu besar,dengan 2 lantai,halaman yang cukup luas,bersih namun terlihat sudah tua,dengan desain rumah eropa yang sangat kental,sebenarnya itu tidak terlalu mengganggu Arum,hanya saja dia agak merinding membayangkan isi rumah itu yang pastinya memiliki berbagai hiasan atau benda-benda bernuansa kuno dan bagi Arum itu cukup untuk dikatakan nenyeramkan.Arum terlalu sibuk memandangi rumah itu,dan baru tersadar akan jalan sekitar mereka,memang tidak ramai,bahkan bisa dikatakan sepi karena sepertinya rumah ini terletak di pojok,belakang atau bagian dari desa yang paling sepi.Hal ini sedikit membuat bulu kuduk Arum meremang,apalagi suasana yang sudah hampir malam dan sepertinya akan turun hujan.
Arum berjalan mendekati pintu rumah itu mengikuti ayahnya yang memegang sebuah kunci dan berjalan di depannya,sedangkan bundanya sedang mengeluarkan koper dari dalam bagasi mobil sambil sesekali berteriak membangunkan Rara yang pulas dengan alam mimpinya.
Perlahan Arum dan Abdi tiba tepat di depan rumah itu dan dari sini Arum sudah merasakan ada yang aneh dengan rumah ini,hanya saja dirinya terlalu takut dan lebih memilih bungkam,siapa tahu bahwa itu hanya perasaannya yang belum dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.Perlahan pintu rumah terbuka dan menampilkan barang-barang antik mewah yang kusam dan diselimuti debu dengan di dalam sana nuansa warna coklat lebih mendominasi..dan disinilah Arum..di rumah barunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ini ilustrasinya yaa..)
Hai temen-temen😁👋jangan lupa vote+kasih komentar kalau suka💖 Stay Healthy🌹