06 : LOVE IS MADNESS
Seungmin mengerjap, terbangun dari tidur lama. Menyesuaikan cahaya yang begitu terang membutakan mata. Ruang putih menyelingkupi buat bingung. Ini bukan kamarnya. Bau alkohol menyeruak di hidung, kepala langsung pening. Saat menunduk, tambah bingung lihat baju yang dipakai berbeda.
Bukankah kemarin tertidur dengan sweater biru navy?
Ah, tersadar. Panik lihat jam, angka 9. Pagi hari. Langsung bergegas turun dari kasur. Tidak peduli bahwa Seungmin tidak tau tempat ini berada dimana, yang jelas harus pergi temukan Chan.
Mata diedarkan ke seluruh ruangan, cari pintu keluar. Tetapi sebelum itu benda-benda di meja tangkap atensi. Ada bunga dan coklat disitu. Sontak berjalan kearahnya. Senyum ada di bibir saat Seungmin ambil secarik kertas yang ada ditengah bunga dan coklat. Tertulis disitu 'Dari Chan' ㅡtetapi kapan lelaki itu siapkan semua ini?
Dan coklat itu terlihat begitu familiar. Seungmin bukan tipe suka coklat sehingga tidak terlalu tau label-labelnya tetapi kali ini begitu familiar sampai rasanya sesak di dada.
Akhirnya Seungmin bawa bunga dan coklat itu di tangan, lalu berjalan kearah pintuㅡingin keluar. Baru saja dibuka sedikit, ada 2 perempuan yang mencegat. Seungmin lihat tanda pengenalnya, Mina dan Ryujin. Siapa pula para perempuan ini? Seungmin tidak kenal. Tetapi lagi-lagi ada rasa akan pernah bertemu menyentak.
"Permisi. Kalian menghalangi jalanku," Selembut mungkin. Entah kenapa hati malah ingin marah. Ingin membentak. Apalagi ketika Mina dan Ryujin tidak menjawab, dan tidak bergeming pula. Malah lihat satu sama lain. Seungmin tidak suka cara mereka menatap iba, seakan-akan keluar bertemu Chan adalah sesuatu yang salah.
"Tidak tuan. Anda tidak boleh keluar."
Apa-apaan?
Seungmin marah. Secara paksa membuka jalan sendiri, hantamkan tubuh ke 2 wanita didepan. Persetan dengan tidak boleh menyakiti, Seungmin ingin bertemu Chan. Tidak boleh ada yang halangi.
Saat kaki injak keramik diluar kamar, Mina dan Ryujin sontak tahan tubuhnya. Buat Seungmin mencoba lepaskan, malah seperti menggila. Semakin diri begitu, muncul penat di belakang kepalaㅡrasa seperti silet, merobek akal sehat satu per satu.
Entah datang dari mana tali yang sekarang lilit tubuh. Seungmin menangis. "Lepaskan aku. C-chan, hiksㅡ Biarkan aku bertemu dengannya!"
"Tidak tuan, anda tidak bisa bertemu dengannya, maafkan kami."
Permohonan maaf tidak digubris. Seungmin semakin berontak. Harus bisa lepaskan tali. Kemudian ada ide di pikiran. Apa dua perempuan ini tidak percaya bahwa Seungmin benar-benar ingin bertemu Chan? Atau tidak percaya Chan ada? Kalau begitu Seungmin cari bunga dan coklat tadi, berserakan di depan pintu.
"Tolong lepaskan! Lihat, itu ada bunga dan coklat. Semua itu dari Chan, aku hanya ingin melihatnya!" Memohon dengan raungan. Tubuh menggeliat tidak henti. Lagi-lagi, Ryujin dan Mina tatap iba.
Dan Seungmin bingung ketika salah satu dari mereka menunduk, memeluk dirinya. Seperti sentruman listrik. Dada sesak luar biasa. Seakan pelukan itu yang Seungmin butuhkan.
"T-tidak, tuan. Lihatlah bunga dan coklat itu lagi,"
Apa maksudnya?
Mata lihat dari bahu, dan bunga yang tadinya bermekaran berubah layu. Coklat berubah busuk. Secarik kertas putih berubah menguning. Semuanya langsung berubah. Kamar ini jadi memiliki rasa rumah.
Seungmin tersadar.
In the hopes you're in the other side,
I'm talking to me too.Pikiran dibanjiri atas kenangan buruk yang selalu ingin dilupakan. Setiap pagi bangun akan terus begini. Lupa bahwa kejadian itu terjadi, lalu disadarkan. Terus-menerus rasakan pahit di ujung lidah, layak sebuah tongkat besi panas dipaksa masuk ke dalam tenggorokan.
Chan. Malam itu. Sungguh ingin Seungmin hapus di pikiran. Daripada harus merasakan neraka berulang-ulang karena pada malam saat tidur, Seungmin lupakan semua dan akan terbangun seakan-akan tidak ada yang terjadi.
I'm a fool that sits alone,
I'm talking to the moon.Seungmin benar-benar kehilangan segalanya.
-
end.
woy ini ga jelas bangetㅠㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
To The Moon / Chan, Seungmin
Fanfic( completed ) seungmin knows no one's talking back. → written in bahasa, bxb