Chapter 1

54 1 0
                                    

"Jangan lupa untuk mengambil beberapa piring dari sana, kau tahu betapa bencinya aku melihat benda-benda kotor dirumahku."

Aku mengerjap, mencoba mengendalikan diriku saat wanita itu terus saja berbicara dengan nada memerintah padaku.

"Kau dengar?" tanyanya, berbalik menatapku dengan tatapan bertanya.
Aku mengangguk dengan cepat.

"Baiklah, bersihkan semua tempat sebelum kedatangan anakku besok. Aku tidak ingin ada sesuatu hal yang membuat anakku tidak nyaman." wanita itu langsung saja pergi, meninggalkanku sendiri di ruangan antiknya.

Aku mengambil napas, lalu mencoba mengingat apa yang dikatakan wanita itu tadi. Aku berusaha sekuat mungkin mengingat kata-kata apa yang dikeluarkan dari mulutnya, tapi kurasa aku lebih memperhatikan bibirnya yang terus saja bergerak tanpa henti, sedikit membuatku kagum. Kagum? Entahlah tapi baru pertama kalinya aku melihat bibir yang bergerak begitu cepat. Aku menggeleng, mencoba untuk fokus pada pekerjaanku sekarang.
Kurasa aku harus mulai dari piring antiknya saat kudapatkan debu dari sana. Saat aku memegang piring-piring antiknya, dapat kurasakan harga mahal yang keluar dari benda itu. Betapa irinya aku saat tahu bahwa piring antik ini lebih mahal dari gajiku sebagai maid di rumah ini.
Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku jika salah satu piring ini pecah olehku. Apakah aku dipecat? Kurasa itu yang pastinya terjadi, tapi bisa saja aku diharuskan mengganti rugi. Well, aku harap aku dapat bekerja dengan baik tanpa nemecahkan atau menggoreskan piring ini sedikitpun.

Aku terus mengusap piring-piring hingga telepon genggamku bergetar. Aku meletakkan piring itu dimeja, lalu mengambil teleponku dirok maid ini. Yang kudapatkan hanya sebuah pesan dari ibuku yang meminta duit untuk keperluan adikku. Aku hanya dapat menghela napas, seharusnya seseorang memberikan aku reward karena sudah bekerja tanpa henti untuk membiayai keluarganya.

"Kayla, apa sudah selesai?"
Aku langsung menyimpan telepon genggamku saat mendengar suara itu.

"Belum, Madam."

Wanita itu masuk ke dalam ruangan ini, lalu memegang beberapa piringnya yang telah kubersihkan. Wanita itu tersenyum, sepertinya ia puas dengan kerjaku.

"Good job, Kayla," pujinya.

"Terima kasih, Madam."

Aku kembali mengelap piring-piring itu dan berusaha bekerja seperti biasanya walau sepertinya wanita itu terus menatapku. Sangat membuatku tidak nyaman.

"Kau tahu, Kayla. Aku ingin sekali mencarikan pasangan untuk anak-anakku."

Aku meneguk liur mendengar itu. Dalam hati aku berteriak, jika wanita itu a.k.a madam bisa memilihku untuk menjadi kandidat pasangan anaknnya. Tidak apa jika anaknya berperut besar atau manja, aku tidak masalah, yang penting aku bisa lepas dari pekerjaan melelahkan ini.

"Berapa umurmu?" tanyanya dan jantungku berdebar dengan cepat.
Aku mengadah dari piring yang kupegang saat ini untuk menatap Madam yang menunggu jawaban dariku.

"Aku 22 tahun, Madam."

Wanita itu bertepuk tangan. Dalam hati aku sudah kegirangan, kurasa aku akan berhenti dari pelayan dan menjadi majikan.

"Kalau begitu kau tahu pastinya wanita-wanita yang menarik, bukan?"

"Eh?"

"Aku sudah punya list beberapa wanita yang cantik untuk para putraku, tapi aku tidak tahu seperti apa wanita yang cocok untuk putraku. Dan kau masih muda, tentunya kau tahu, bukan?" wanita itu berkata dengan mudahnya, ia tidak tahu betapa hancurnya hatiku yang berharap aku masuk dalam listnya.

"I-iya. Tentu saja, kau bisa mengandalkanku, Madam."
Ia tersenyum manis padaku. "Aku bergantung padamu, Kayla. Aku akan memberikan beberapa foto dari listku, nanti. Kuharap kau dapat memilih yang terbaik."

Maid for You (available On Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang