Aku masih saja merinding mengingat kejadian tadi pagi, dimana Sean bernapas hangat di leherku. Wajahnya terlalu dekat dengan leherku, sampai-sampai aku berpikir dia akan mencium leherku. Astaga, aku merasa hampir gila sekarang.
"Kayla, apa yang sedang kau pikirkan? Kau terlihat melamun sedari tadi."
Ah! Aku baru mengingat jika aku sedang bersama Madam saat ini. Aku menatap wanita itu dan menggeleng. "Tidak ada, Madam. Aku hanya merasa tidak enak dengan maid yang lainnya." kilahku yang tidak seluruhnya bohong karena aku juga memikirkan para maid yang terus saja menggunjingku.
Madam memegang tanganku, tatapannya begitu lembut. "Jangan khawatirkan itu, Kayla. Aku berada dipihakmu," tuturnya dan aku tersenyum.
"Terima kasih, Madam."
"Untuk apa kau berterima kasih, kau tahu? Aku sudah menganggapmu sebagai putriku."
"Eh?" benarkah?
"Ya, Kayla. Kau tahu sendiri aku tidak mempunyai anak perempuan. Kalau aku ingin anak peremuan, maka aku menginginkan yang sepertimu."
Aku tersipu mendengarnya, seolah diangkat menjadi putri kerajaan.
"Aku akan melayanimu sebaik mungkin, Madam."
"Ya, Kayla. Dan aku butuh bantuanmu, sekarang."
"Apa itu, Madam?"
Madam menyodorkan tiga pakaian kepadaku. Semua pakaian itu bermotif santai dan kurasa pakaian itu untuk pergi kepantai.
"Tolong kau berikan kepada anakku. Yang ukuran paling besar, itu milik Nathan. Ukuran di bawah Nathan, itu milik Sean. Dan yang kecil itu milik Sebastian."
Aku mengangguk, "Baik, Madam." aku mulai beranjak pergi, namun Madam memanggilku kembali.
"Mereka berada di lantai atas, Nathan dan Sebastian kamar mereka terhalang dua kamar, kau bisa melihat nama mereka di pintu. Sedangkan Sean, ia berada di lantai tiga, satu-satunya kamar tidur di sana."
Aku mengulangi perkataan Madam di kepalaku lalu mengingatnya, barulah aku beranjak pergi.
Sejujurnya baru kali inilah aku melangkahkan kaki kelantai atas, biasanya hanya kepala Maid yang diperbolehkan dan aku hanya bisa menunggu di tangga ini. Tapi kali ini berbeda, aku juga boleh ke lantai atas, tidak sabar rasanya melihat lantai atas, apa juga semewah di bawah ini?
Aku berjalan menaiki tangga lalu berjalan melewati ruangan besar sebelum melewati koridor yang menuju kamar-kamar. Aku mencari nama di setiap pintu kamar sampai akhirnya aku mendapatkan nama Nathan di pintu bewarna putih keemasan.
Aku mengetuk pintu itu, dari dalam sana terdengar langkah kaki yang mendekat, aku berdiri kaku. Tidak tahu harus tersenyum atau berwajah datar saja, aku belum pernah diposisi saat ini sebelumnya.
Pintu terbuka, Nathan dengan rambut messy-nya terlihat mempesona. Ia tersenyum menggoda padaku.
"Wah, apa yang membuat Kayla, asisten pribadi ibuku berada disini?" tanya Nathan dengan nada sensualnya.
Aku mengambil salah satu baju dari lengangku dan langsung menyodorkan baju paling besar padanya. "Madam ingin saya memberikan ini pada Tuan muda," kataku sopan dan langsung menunduk, aku tidak bisa menatapnya, terlalu memikat.
Benda yang berada di tanganku di ambil, membuatku mengadah dan mendapatkan Nathan berada dekat denganku. Dengan cepat ia mencium puncak kepalaku, aku terdiam, tidak mampu berkata-kata.
"Itu bayaran untuk servismu, Kayla," katanya sembari mengedipkan sebelah matanya.
Seletah itu ia menutup pintu kamarnya, meninggalkan aku yang masih terdiam seperti orang gila. Jantungku berdebar dengan cepat, kakiku terasa seperti jelly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maid for You (available On Dreame)
HistorycznePernahkah kau berpikir tinggal dirumah mewah dengan semua yang kau inginkan, juga 3 pria tampan yang selalu bersamamu? Aku rasa semua itu khayalanku, saat aku dibangunkan di dunia nyata dengan hidup menyedihkan yang selalu membuatku lelah dan kes...